Studi Produktifitas Netting Machine Di PT. Indoneptune Net MFG. Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Jawa Barat

Tampubolon, Ferdinand (2007) Studi Produktifitas Netting Machine Di PT. Indoneptune Net MFG. Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Jawa Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mesin pembuat jaring merupakan salah satu faktor produksi yang utama dalam proses pembuatan jaring. Jika mesin tersebut tidak lengkap dan tidak berfungsi dengan baik, maka proses produksi jaring tidak akan berjalan lancar. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi jaring pada dasarnya dapat dioperasikan dengan mudah, efisiensi dalam perawatannya dan menghasilkan produk yang baik sehingga hasil produksinya kompetitif dan bermutu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi jaring dan kendala saat produksi berlangsung, untuk mengetahui rata-rata tingkat produktifitas netting machine mesin pembuat jaring dan untuk mengetahui hubungan antara tahun mesin dengan produksi mesin serta faktor-faktor yang mempengaruhinya serta untuk mengetahui faktor-faktor kerusakan jaring di PT Indoneptune Net MFG Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Data yang diambil dalam penelitian ini data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survey, dimana teknik ini merupakan cara pengambilan data dari mesin netting domestik, dan mesin non domestik di PT. Indoneptune Net MFG. Hasil dari penelitian ini adalah Netting merupakan proses pembuatan jaring yang meliputi pembuatan simpul-simpul untuk membentuk mata jaring yang selanjutnya akan membentuk lembaran-lembaran jaring ( webbing ). Mesin pada divisi netting pembuat jaring dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu single shuttle ( Single Knot ), multi shuttle ( Multi Knot ) dan knot less . Mesin-mesin Netting yang sekarang berada di PT. Indoneptune Net Mfg. berjumlah 86 buah (termasuk 3 buah mesin baru). Penempatan mesin netting terbagi menjadi dua, yaitu : ruang AC dan ruang non AC. Mesin-mesin yang berada di ruang AC digunakan untuk memproduksi jaring yang mempunyai ukuran diameter mata kecil, sedangkan yang berada di ruang non AC digunakan untuk yang berdiameter besar. Kendala yang sering terjadi pada saat proses produksi yaitu :kerusakan mesin, cacat pada jaring, persediaan benang yang habis dan tingkat kejenuhan operator mesin yang cukup tinggi. Sistem produksi divisi Netting didasarkan pada jumlah pesanan yang diberikan dari tiap seksi lain yang membutuhkan (bersifat Job Shop ). Sifat proses produksi divisi Netting termasuk proses produksi diskrit, artinya proses produksi dapat diberhentikan di tengah-tengah proses, misalnya jika waktu istirahat makan siang tiba, maka mesin dapat dimatikan untuk sementara, tanpa mempengaruhi kondisi fisik dan kualitas produk yang sedang diproduksi. Mesin netting untuk domestik dengan non domestik tidak berbeda karena mesin domestik dapat memproduksi jaring untuk eksport. Perbedaan tahun mesin dengan kemampuan produksi dari mesin. Ternyata mempunyai pengaruh yang besar dimana semakin muda umur mesin tingkat produktifitasnya tinggi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dalam pembuatan jaring, mesin digerakkan oleh sebuah motor listrik yang putarannya dipindahkan ke poros utama ( main shaft ) dengan menggunakan Belt and Chain sehingga akan memutar main gear pada bagian kiri dan kanan, bagian yang terpenting adalah cam untuk mengerakkan makikage . Putaran dari main shaft akan dipindahkan ke peralatan yang berperan dalam pembentukan simpul. Faktor kendala yang terjadi pada proses produksi adalah kerusakan pada mesin, cacat jaring, persediaan benang habis dan kesalahan dalam mengeset RPM mesin. Rata-rata jumlah produksi pada setiap tahun mesin adalah berbeda secara signifikan.. Bahwa semakin muda umur mesin, maka jumlah produksi cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan kebanyakan mesin yang dmiliki PT. Indoneptune Net MFG. sudah memiliki umur tua dan kebanyakan spare part yang rusak diganti dengan spare part buatan sendiri. Saran dari hasil penelitian adalah Perlunya penggantian beberapa mesin netting yang sudah berumur tua, mengingat banyak mesin pada divisi netting ini sudah berumur 25 tahun lebih.. Sehingga tinggkat produktifitasnya kurang dalam memproduksi jaring. Dan spare part seharusnya diganti dengan spare yang asli bukan hasil modifikasi. Disamping itu perlu adanya sirkulasi udara. Hal ini untuk menghindari korosi pada mesin dan bangunan. Memberikan gaji lebih kepada operator mesin yang teliti dalam produksi dan perlunya pengembangan usaha dalam memproduksi bahan baku benang sendiri hal ini dapat menekan biaya produksi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2007/54/050803073
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 18 Oct 2008 10:02
Last Modified: 28 Dec 2021 03:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132356
[thumbnail of 050803073.pdf]
Preview
Text
050803073.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item