Sebaran Daerah PenangkapanIikan Tuna Dengan Alat Tangkap longline di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Hasil Tangkapan PT.Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa- Bali.

Alimah, Khullatul (2007) Sebaran Daerah PenangkapanIikan Tuna Dengan Alat Tangkap longline di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Hasil Tangkapan PT.Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa- Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ikan tuna merupakan komoditi ekspor kedua setelah udang. Jenis ikan ini memiliki penyebaran yang sangat luas dan biasanya melakukan ruaya jauh. Di Indonesia daerah penangkapanya di perairan sebelah timur dan daerah lain yang berhadapan langsung dengan samudra hindia maupun yang termasuk perairan Zona Ekonomi Eklusif (Subani dan barus, 1989). Pola kehidupan ikan tidak dapat dipisahkan dari adanya berbagai kondisi lingkungan. Diantaranya faktor perubahan suhu, tuna merupakan jenis ikan yang penyebarannya dipengaruhi oleh suhu maka muncul suatu pertanyaan bagaimanakah penyebaran tuna secara horizontal menurut garis lintang? Dengan asumsi bahwa semakin jauh garis lintang dari khatulistiwa suhu perairan semakin rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2006 di PT. Perikanan Samodara Besar dengan tujuan : 1). Mengetahui komposisi ikan tuna yang tertangkap dengan alat tangkap longline pada daerah penangkapan yang berbeda. 2).Mengetahui sebaran daerah penangkapan masing-masing jenis tuna dengan alat tangkap longline di perairan Indonesia. Data penelitian ini berupa data hasil tangkapan ikan tuna oleh nelayan PT.Perikanan Samodra Besar Benoa/ Bali pada bulan Februari 2005 sampai dengan bulan Maret 2006. Untuk memudahkan analisa, penentuan fishing ground dilakukan dengan membagi fishing area menjadi 3 bagian kelompok lintang, yaitu area I (116 o BT - 130 o BT), area II (108 o BT - 126 o BT) dan area III (105 o BT - 124 o BT). Data diolah dengan analisa varian Kruskal Wallis dan untuk menguji perbedaan masing-masing kelompok digunakan uji Mann Whitney. Analisa Kruskal Wallis berguna untuk menganalisa data yang melibatkan lebih dari dua perlakuan. Uji Mann Whitney digunakan ketika ada perbedaan sesungguhnya antara dua kelompok data yang diambil dari sampel yang tidak saling terkait. Penangkapan ikan tuna di Indonesia dirintis oleh PT.Perikanan Samodra Besar sejak tahun 1970an. Produk awal yang dijual berupa tuna beku dan loin tuna. Namun karena kondisi pasar kurang mendukung kedua produk dihentikan dan digantikan dengan tuna segar (anonymous, 2005). Hasil klasifikasi ikan tuna yang tertangkap di Indonesia oleh PT.Perikanan Samodra Besar ada 4 jenis. Hasil tangkapan di dominasi oleh Thunnus obesus sebesar 62%, Thunnus albacares sebesar 21%, thunnus alalunga 17%, dan beberapa ekor Thunnus maccoyii . Adanya dominasi Bigeye tuna disebabkan konstruksi longline yang digunakan didesain khusus untuk mencapai ke Swimming Layer tuna jenis ini. Analisa Kruskal Wallis menunjukan perbedaan f ishing ground memberikan perbedaan nyata terhadap besar laju pancing, hasil tangkapan total terhadap hasil tangkapan b igeye tuna, yellowfin tuna, dan a lbacore . Uji Mann Whitney pada ketiga daerah penangkapan menunjukan laju pancing pada area 3 lebih besar dari area 2 dan arae 1, demikian halnya dengan hasil tangkapan total dan jumlah hasil tangkapan tiap jenis tuna. Hal ini menunjukan bahwa area 3 merupakan area penangkapan paling baik diantara ketiga daerah penangkapan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2007/43/050803062
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 18 Oct 2008 11:58
Last Modified: 28 Dec 2021 04:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132346
[thumbnail of 050803062.pdf]
Preview
Text
050803062.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item