ImamSlametSutrisno (2007) Studi Potensi Sumberdaya Ikan Layang ( Decapterus Spp ) Di Perairan Pamekasan Madura Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Luas perairan laut Indonesia setelah berlakunya ratifikasi konvensi hukum laut atau unclos 1982, meliputi 5,8 km 2 yang terdiri dari (1) perairan Indonesia seluas 3,1 juta km 2 , yang terbagi atas perairan nusantara 2,8 juta km 2 dan perairan tutorial 0,3 juta km 2 (3) perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia seluas 2,7 juta km 2 Potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton per tahun. Potensi meliputi, ikan pelagis 3,4 juta ton per tahun, ikan demersal 2,5 ton per tahun, ikan cakalang 275 ribu per tahun, udang 69 ribu ton per tahun dan ikan karang 48 ribu ton per tahun. Perairan kabupaten pamekasan yang terdiri dari laut jawa dan selat madura merupakan perairan yang kaya akan sumberdaya ikan. Berbagai jenis ikan menempati perairan ini, mulai dari jenis ikan pelagis maupun demersal. Hal ini disebabkan perairan yang kaya akan bahan organik dan pakan alami, sehingga terbentuk siklus hidup, rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Ikan pelagis merupakan tangkapan utama di Laut Jawa. Ikan layang ( Decapterus spp ) merupakan salah satu komponen perikanan pelagis yang penting di indonesia. Hasil tangkapan ikan pe lagis ini memberikan kontribusi sebesar 77 % dari total produksi perikanan di Laut Jawa, dengan komposisi penangkpan yang berubah-ubah menurut musim dan daerah penangkapan Penelitian ini dilakukan karena melihat kegiatan penangkapan ikan di laut tidak memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian. Nelayan berusaha memperoleh hasil tangkapan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan jumlah stok yang ada Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengestimasi kondisi maksimum berimbang lestari ( Maximum Sustainable Yield ) sumberdaya ikan layang di perairan Kabupaten Pamekasan.2. Pendugaan status dan tingkat pemanfaatan berdasarkan JTB bagi perikanan ikan layang di perairan Kabupaten Pamekasan.3. Mengestimasi nilai potensi lestari dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan untuk perikanan ikan layang.4. Menetapkan srategi perencanaan pengelolaan Sumberdaya ikan layang di perairan Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupeten Pamekasan Madura pada bulan Mei- Juni 2007. Materi dalam penelitian ini adalah data sekunder, diperoleh dari arsip DKP Pamekasan berupa data statistik perikanan mulai tahun 1997 sampai 2006. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan analisis data yang digunakan adalah model Schaefer,Fox dan Walter & Hilborn. Ikan layang di perairan Kabupeten Pamekasan ditangkap dengan menggunakan alat tangkap payang, purse seine dan trammel net. Produksi ikan layang terbesar terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 2880.4 ton dan terkecil yaitu 1020.2 ton pada tahun 2005. Ikan layang termasuk dalam jenis ikan pelagis kecil, sehingga dalam penangkapannya mempunyai karakteristik multi gear dan multi spesies , sehingga diperlukan suatu konfersi alat tangkap. Konfersi alat tangkap dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pengkajian stok ikan. Konversi alat tangkap yang digunakan di perairan Kabupaten Pamekasan dalam operasi penangkapan ikan layang terdiri dari tiga alat tangkap yaitu Payang, Purse seine dan Tramell Net. Alat tangkap yang dianggap standar adalah Purse Seine Hasil estimasi menunjukkan bahwa ikan layang di perairan Pamekasan Madura mempunyai kemampuan untuk pulih kembali dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dari kecepatan pertumbuhan intrinsik populasi per tahun (r) yaitu sebesar 0.6269 atau 62,69 % per tahun. Daya dukung lingkungan alami (k) 31418.35 dan kemampuan penangkapan (q) 0,00568. nilai potensi lestari adalah (Pe) sebesar 15709.175 ton yang didapat dari 50 % dari potensi sumberdaya ikan layang dan penentuan JTB adalah 80 % dari MSY yaitu sebesar 3939.225 ton per tahun. Dari pendekatan tingkat pemanfaatan dan tngkat eksploitasi dapat disimpulkan bahwa kondisi perikanan layang di perairan Pamekasan madura mengalami Biological under-fishing. Sehingga diperlukan suatu kebijakan yaitu penambahan kuota jumlah tangkapan hingga mencapai titik optimum atau Catch optimum (Ce) sebesar 4109.866 ton, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan penangkapan dari masingmasing alat tangkap / catcability coefficient (q) yang masih jauh dari standar.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2007/42/050803061 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 18 Oct 2008 12:32 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 17:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132345 |
Preview |
Text
050803061.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |