Pengaruh Kedalaman Lokasi Pemasangan Bagan Tancap terhadap Hasil Tangkapan Ikan Belanak (Mugil Cephalus) di Desa Campurejo, Gresik, Jawa Timur

AfifHendroWijiatmoko (2008) Pengaruh Kedalaman Lokasi Pemasangan Bagan Tancap terhadap Hasil Tangkapan Ikan Belanak (Mugil Cephalus) di Desa Campurejo, Gresik, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Alat tangkap bagan merupakan alat tagkap yang bersifat pasif dalam pengoprasiannya karena tidak bergerak dalam mencari gerombolan ikan (Subani dan Barus, 1989). Perairan laut utara kabupaten Gresik merupakan pertemuan arus dari barat, timur dan selatan, pertemuan arus tersebut menyebabkan berputarnya arus dan kaya akan ikan. Meskipun pada akhir-akhir ini telah ada upaya untuk terus memodifikasi bagan tancap seperti telah tercipta bagan apung atau bagan perahu, masyarakat desa Campurejo dan sepanjang pantai utara kecamatan Ujungpangkah kabupaten Gresik masih memilih bagan tancap sebagai alat penangkapan ikan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Bagan tancap yang dioprasikan masih bersifat sederhana dan memakai alat bantu petromaks sebagai sumber cahaya untuk mengumpulkan ikan. Hasil tangkapan alat tangkap bagan tancap di perairan ini lebih banyak didominasi oleh ikan belanak ( Mugil cephalus ) atau sebanyak 65 % - 80 % dari hasil tangkapan, oleh sebab itu banyak orang menyebut perairan utara Gresik sebagai perairan belanak. Di desa Campurejo dan sepanjang pantai utara kecamatan Ujungpangkah masih dapat di lakukan pengembangan bagan tancap. Masa pemakaian sebuah alat bagan tancap adalah 1 tahun, suatu permasalahan adalah dalam pemasangan bagan tancap, nelayan akan meletakan bagan tancapnya pada areal kedalaman tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam pertanyaan bahwa adanya kedalaman pemasangan bagan tancap yang berfariasi maka pada kedalaman berapakah yang optimal terhadap hasil tangkapan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman lokasi pemasangan bagan tancap yang optimal dalam usaha penangkapan ikan belanak ( Mugil cephalus ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Data diperoleh dari hasil survei mencatat hasil tangkapan nelayan bagan tancap yang masing-masing memiliki kedalaman yang berbeda. Analisa data dengan menggunakan rancangan faktorial dan dilanjutkan dengan uji BNT 5% dan 1% untuk mendapatkan perlakuan yang terbaik. Jumlah hasil tangkapan ikan belanak ( Mugil Sp ) yang tertangkap selama penelitian adalah 205,50 kg. Pada bagan tancap A dengan kedalaman bagan tancap 3,2 m mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 47,90 kg; perlakuan pada bagan tancap B dengan kedalaman 5,0 m mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 76,10 kg; perlakuan pada bagan tancap C dengan kedalaman 6,4 m mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 65,00 kg; dan perlakuan pada bagan tancap D dengan kedalaman 9,2 m mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 16,50 kg. Berdasarkan hasil tabel sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan jenis kedalaman pemasangan bagan tancap yang berbeda memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap hasil tangkapan ikan belanak, sehingga H1 diterima pada taraf uji 5% dan 1%. Dari hasil uji Beda Nyata Terkecil (uji BNT) ini menunjukan bahwa pada taraf uji 5% pengaruh kedalaman pemasangan bagan tancap terhadap hasil tangkapan ikan belanak pada kedalaman 5,0 m dengan jumlah ikan belanak rat-rata 19,03 kg hanya berbeda tidak nyata dengan pengaruh pemasangan pada kedalaman 6,4 m dengan jumlah ikan belanak dengan rata-rata 16,25 kg dan kedalaman 3,2 m dengan jumlah ikan belanak rata-rat 11,97 kg, dan berbeda sangat nyata dengan kedalaman 9,2 m dengan jumlah ikan belanak rata-rata 4,3 kg. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik (optimum) adalah perlakuan pemasangan bagan tancap dengan kedalaman 5,0 m. Tingkah laku ikan menunjukan bahwa ikan akan tinggal di lingkungan suatu perairan sesuai dengan karakteristik hidupnya. Pada kedalaman 5,0 m dan 6,4 m lebih banyak hasil tangkapannya dari pada kedalaman 3,4 m dan 9,2 m. Hal ini karena adanya pengaruh seperti keberadaan lumpur, dan udang kecil sebagai makanan ikan belanak. Kedalaman perairan pada pemasangan alat tangkap bagan tancap juga berpengaruh terhadap ukuran ikan. Dalam pemasangan bagan tancap hendaknya melihat dulu kedalaman yang efektif, mengetahui dasar perairan dan keberadaan banyak atau tidaknya udang sebagai makanannya. Dan disarankan perlu dimodifikasi lagi bagan tancap yang ada untuk lebih maksimal terhadap hasil tangkapan. Misal ditambahkan jaring pelingkar agar ikan yang berada di bawah bagan tancap maksimal tertangkap dan ruang gerak meloloskan diri ikan menjadi sempit. Dengan melihat hasil tangkapan ikan belanak yang relatif menurun perlu untuk dicoba pemakaian bagan apung supaya daerah penangkapannya lebih luas. Adanya perlakuan yang memberikan pengaruh tidak berbeda nyata yaitu perlakuan B, C dan A dapat dijadikan masukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kedalaman lokasi pemasangan bagan tancap yang dilakukan secara penggolongan, yaitu kedalaman ≤ 3 m, kedalaman 3- 9 m, dan kedalaman ≥ 9 m.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2007/10/050802978
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 13 Oct 2008 12:07
Last Modified: 19 Oct 2021 15:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132229
[thumbnail of 050802978.pdf]
Preview
Text
050802978.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item