Jaya, AffanFitra (2016) Analisis Nilai Tambah Dan Pendapatan Pada Agroindustri Tahu Dan Tempe (Studi Kasus Di Sentra Tahu Dan Tempe Kelurahan Pengantigan, Kabupaten Banyuwangi). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat penting bagi Indonesia sebagai mesin pertumbuhan perekonomian, hal ini dikarenakan sektor pertanian menjadi penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi sebagian penduduk Indonesia terutama di daerah pedesaan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik 2010, dinyatakan bahwa sebesar 40,50 % lapangan pekerjaan sektor petanian. Selain itu beberapa sektor pekerjaan lainnya yaitu: 18,40 % sektor perdangan, hotel, dan rumah makan, 15,70 % sektor jasa, 10,80 % sektor industri pengolahan. Perekonomian Indonesia yang berkembang stabil salah satunya disokong oleh sektor pertanian yang berkembang pesat. Menurut Soekartawi (1993), sektor pertanian memiliki hubungan erat dengan sektor industri. Semakin tinggi penggunaan teknologi yang memiliki keterkaitan antara pertanian dan industri semakin besar. Kedua sektor tersebut dapat dikembangkan secara bersama-sama melalui pendekatan agroindustri, karena agroindustri juga dapat mencerminkan perubahan dari pertanian menuju era industri berbasis bahan baku pertanian. Sentra Tahu dan Tempe Kelurahan Pengantigan, Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu sentra agroindustri yang memproduksi hasil olahan dari kedelai menjadi tahu dan tempe. Terdapat 30 agroindustri pengolahan tahu dan tempe di sentra ini. Yang terdiri atas agroindustri tahu sebanyak 8 produsen dan agroindustri tempe 22 produsen. Agroindustri skala kecil tersebut memproduksi tahu dan tempe setiap harinya. Produk dari sentra tersebut banyak dikirim ke pasar basah di kawasan Banyuwangi. Selain itu juga diserap oleh sektor usaha makanan yang menggunakan bahan tahu dan tempe. Sehingga agroindustri skala kecil ini memiliki efek positif pada Pendapatan Domestik Bruto daerah. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Menganalisis nilai tambah agroindustri tahu dan agroindustri tempe di Sentra Tahu dan Tempe Pengantigan, Kabupaten Banyuwangi. (2) Menganalisis pendapatan agroindustri tahu dan agroindustri tempe di Sentra Tahu dan Tempe Pengantigan, Kabupaten Banyuwangi. (3) Mengetahui efisiensi usaha agroindustri tahu dan agroindustri tempe di Sentra Tahu dan Tempe Pengantigan, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah yang mengutamakan industri berbasis pertanian. Selain itu Kelurahan Pengantigan merupakan salah satu Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Kabupaten Banyuwangi. Metode penentuan responden menggunakan metode purposive pada Agroindustri Tahu “Pak Hakim” dan Agroindustri Tempe “UD Murni”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah: (1) Analisis Nilai Tambah; (2) Analisis Biaya, Penerimaan dan Pendapatan; (3) Efisiensi Usaha Metode R/C ratio. ii Hasil analisis nilai tambah di Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Kelurahan Pengantigan dengan responden Agroindustri Tahu “Pak Hakim” didapatkan: Rata-rata nilai tambah sekali proses produksi tahu ialah Rp 2.363,33 atau 22.38% dari nilai produksi. Nilai imbalan tenaga kerja adalah sebesar Rp 800 atau 33.85% dari nilai tambah. Besarnya keuntungan yang didapatkan Agroindustri Tahu “Pak Hakim” adalah Rp 1.563,33 atau 66.14 dari nilai tambah. Sedangkanresponden Agroindustri Tempe “UD Murni” memiliki nilai tambah sebesar Rp 10.844,63 atau 55.39% dari nilai produksi. Nilai imbalan tenaga kerja Rp 3.800 atau 35.04% dari nilai tambah. Besarnya keuntungan yang didapatkan Agroindustri Tempe “UD Murni” sebesar Rp 7.044,62 atau 64.95% dari nilai tambah. Hasil analisis biaya produksi, penerimaan dan pendapatan di Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Kelurahan Pengantigan menunjukkan bahwa usaha tersebut menguntungkan. Berikut hasil perhitungan pada responden Agroindustri Tahu “Pak Hakim” dengan biaya produksi sebesar Rp 1.233.756,-per hari, penerimaan Rp 1.584.000,-per hari dan pendapatan Rp 350.243,7,- per hari. Sedangkan responden Agroindustri Tempe “UD Murni” dengan biaya produksi sebesar Rp 2.185.949,- per hari, penerimaan sebesar Rp 4.894.656,- per hari dan pendapatan sebesar Rp 2.708.707, - per hari. Hasil analisis efisensi usaha R/C ratio di Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Kelurahan Pengantigan dengan responden Agroindustri Tahu “Pak Hakim”adalah sebesar 1,28 sehingga kegiatan usaha tersebut efisien dan dapat memberikan keuntungan. Sedangkan responden Agroindustri Tempe “UD Murni” adalah sebesar 2,23 sehingga kegiatan usaha tersebut efisien dan dapat memberikan keuntungan.
English Abstract
Agriculture is one of sector that very important for Indonesia as of economic growth, because agriculture as the largest provider of employment opportunities for the majority of the Indonesian population, especially in rural areas. Based on data from the Central Bureau of Statistics 2010, stated that the amount of 40.50% of jobs are in the agricultural sector. In addition, some of the sectors that provides employment other world that is: 18.40% trade sector, hotels, and restaurants, the service sector 15.70%, 10.80% manufacturing sector. Indonesias economy gwoth stability supported by agricultural sector which is growing rapidly. According Soekartawi (1993), agriculture sector has a close relationship with the industrial sector. The higher use of technology that has linkages between agriculture and industry greater. Both of these sectors can be developed jointly by the agro-industry approach, because agro-industry may also reflect a change from agriculture to the industrial era based on agricultural raw materials. Centra Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan, Banyuwangi is one of the centers of agro-industries that processed soybeans became tahu and tempe. There are 30 agroindustrial processing tofu and tempeh in this area. Consisting 8 producers tahu and 22 tempe producers. This agro-industry producing tahu and tempe every day. Product were deliver to the fresh market in Banyuwangi district. It is also absorbed by the food business sectors that use tahu and tempeh. So that small-scale agro-industry has a positive effect on the regions Gross Domestic Product. The purpose of his research are: (1) to analyze value-added of tahu and tempe agroindustry in Centra Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan, District Banyuwangi. (2) to analyze income of tahu and tempe agroindustry in Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan, District Banyuwangi. (3) determine efficiency business of tahu and tempe in Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan, District Banyuwangi. Location selection of this research is based on the consideration that Banyuwangi promotes industries based on agriculture. In addition, the Subdistrict Pengantigan is one of Centra Tahu and Tempe in District Banyuwangi. Reseach methodology respondents using purposive are “Hakim” as tahu producer and “UD Murni” as tempe producer . The data used in this reseach are primary data and secondary data. Data collection techniques including interview, observation and documentation. While, the data analysis methods used are: (1) Analysis of Value Added; (2) Analysis of Costs, Incomes and Earnings; (3) Efficiency Effort Method R / C ratio. The results of value-added analyze in Centra Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan with “Hakim” as Tahu producer respondent is obtained: The average value added per one production process is Rp 2.363,33 or 22.38% of the iv production value. Value of labor remuneration is Rp 800 or 33.85% of value added. Income of tahu producer is Rp 1.563,33 or 66.14% of value-added. While tempe respondents "UD Murni" has the added value of Rp 1.0844,63 or 55.39% of the production value. The value of labor remuneration of Rp 3.800 or 35.04% of value added. And income of tempe producer is Rp 7.044,62 or 64.95% of value added. The results of the analysis of production costs, revenues and earnings in Centra Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan indicatethe business is profitable. Here are the results of calculations on Tahu Agroindustry "Hakim" respondent are: production cost Rp 1.233.756, -per day, income Rp 1.584.000, - per day and revenue of Rp 350.243,7, - per day. While Tempe Agroindustri "UD Murni" respondent with production costs Rp 2.185.949, - per day, income until Rp 4.894.656, - per day and revenue of Rp 2,708,707, - per day. The results analysis of the efficiency of business R / C ratio in Centra Tahu and Tempe Subdistrict Pengantigan with Tahu Agroindustry "Pak Hakim" respondent is 1.28 so the efficient operations and can provide benefits. While Tempe Agroindustry "UD Murni" respondent is 2.23 so the efficient operations and can provide benefits.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2016/990/ 051700148 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 11 Jan 2017 09:01 |
| Last Modified: | 11 Jan 2017 09:01 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131994 |
Actions (login required)
 |
View Item |