Analisis nilai tambah penggunaan kelapa sebagai bahan baku pembuatan wingko dan strategi pengembangan agroindustri wingko Cap Putra Agung di Desa Babat Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan

Aliffiani, Wiji (2016) Analisis nilai tambah penggunaan kelapa sebagai bahan baku pembuatan wingko dan strategi pengembangan agroindustri wingko Cap Putra Agung di Desa Babat Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kelapa adalah salah satu tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Kondisi umum wilayah Indonesia memungkinkan kelapa mudah tumbuh dan berkembang. Luas perkebunan kelapa di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 3,8 juta Ha. Dari jumlah keseluruhan luas perkebunan kelapa di Indonesia, perkebunan rakyat yang paling luas. Luas dari perkebunan rakyat mencapai 3,7 juta Ha. Luas perkebunan milik pemerintah seluas 4.669 Ha, serta milik swasta seluas 66.189 Ha. Luas perkebunan kelapa di Indonesia mengalami peningkatan sejak 1969 yang hanya 1,66 juta Ha hingga tahun 2011 mencapai 3,8 juta Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang diberikan oleh kelapa sebagai bahan baku pembuatan wingko di agroindustri wingko Cap Putra Agung. Tujuan selanjutnya adalah untuk merumuskan strategi yang dapat digunakan oleh agroindustri wingko Cap Putra Agung untuk melakukan pengembangan usaha. Metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode Hayami, yang digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah kelapa. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT, IE, Grand Strategy, dan QSPM. Nilai produk dari pengolahan kelapa menjadi wingko sebesar Rp. 15.000. Nilai produk kemudian didistribusikan pada biaya bahan baku sebesar 33,33 persen atau sebesar Rp. 5.000. Input lain sebesar 46,84 persen atau setara dengan Rp. 7.026,27 dan nilai tambah yang diberikan kelapa adalah sebesar 19,82 persen atau sebesar Rp. 2.973,73. Nilai tambah didistribusikan untuk imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 1.008,33 dan keuntungan Rp. 1.965,4. Matrik IFE dan EFE menunjukkan total skor faktor internal adalah sebesar 3 dan total skor eksternal adalah sebesar 2,67. Kombinasi angka tersebut dapat menghasilkan titik temu pada analisis IE ada pada sel IV, yang berarti strategi yang digunakan adalah strategi tumbuh dan membangun (growth strategy). Kegiatan strategi yang cocok dilakukan dalam agroindusti wingko Cap Putra Agung adalah melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Analisi Grand Strategy menggunakan selisih skor dari faktor internal dan juga dari faktor eksternal. Selisih skor dari faktor eksternal adalah 2,30 dan selisih skor dari faktor eksternal adalah 1,81 sehingga titik temu berada pada kuadran I. Kebijakan yang dapat digunakan pada agroindustri wingko Cap Putra Agung dengan posisi di kuadran satu adalah agressive strategy. Analisis SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi yang dapat digunakan oleh agroindustri wingko Cap Putra Agung. Alternatif strategi yang diperoleh dari analisis SWOT digunakan untuk melakukan analisis QSPM. Pada analisis QSPM dapat dilihat bahwa strategi yang memiliki nilai TAS tertinggi adalah strategi ke tiga yaitu membuka pabrik baru di kota lain dengan nilai TAS sebesar 5,47. Strategi yang menghasilkan nilai TAS tertinggi berasal dari kombinasi antara kelemahan dan peluang perusahaan. Pembukaan pabrik cabang di kota lain diharapkan dapat meningkatkan kinerja sekaligus produktifitas dari agroindustri wingko Cap Putra Agung, dengan demikian diharapkan akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Saran yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah agroindustri wingko Cap Putra Agung hendaknya menjalin kerjasama dan meningkatkan wilayah pemasaran ke toko oleh-oleh khas Lamongan, rumah makan, swalayan, toserba, pasar tradisional yang berada di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Lamongan. Agroindustri wingko Cap Putra Agung juga dapat membuka pabrik cabang yang baru di kota lain untuk memperluas wilayah pemasaran produknya, memperbaiki sistem pembukuan dan administrasi dan Meningkatkan promosi dengan memanfaatkan teknologi dan media informasi seperti website, onlineshop, banner, dan media elektronik radio.

English Abstract

Coconut is one of the plants that flourish in Indonesia. General conditions the region Indonesia allows easy coconut growing. Vast plantations in Indonesia in 2011 reach 3,8 million hectares. Of the total number of vast plantations in Indonesia, the most extensive plantation. The area of plantation reach 3,7 million hectares. Vast acres of Government-owned plantations 4.669 Ha, as well as private owned area of 66.189 Ha. Vast plantations in Indonesia has increased since 1969 that only 1,66 million acres until in 2011 reach 3.8 million hectares. One of the foods made from coconut is wingko babat. Wingko is one of the specialties of the subdistricts of Babat, Babat Subdistrict, Lamongan. Although wingko babat comes from, but it is better known as Semarang souvenirs. The gools of this research are determine the added value provided by the coconut as a raw material of agroindustri wingko Putra Agung Brand. The second gool is to formulate a strategy that can be used by the agroindustri wingko Putra Agung Brand to conduct business development. The method used to achieve these objectives is Hayami method, which is used to determine the added value of coconut. Strategy formulation is done by using SWOT analysis, IE, Grand Strategy, and QSPM. Value product of processing coconut to make wingko Rp. 15.000. Value products then distributed in cost of raw materials of 33,33 percent or Rp. 5.000. Other inpput contribution is 46,84 percent or Rp. 7.026,27 and added value of given coconut is of 19,82 percent or Rp. 2.973,73.Added value distributed to reward labor Rp. 1.008,33 and profit Rp. 1.965,4. Matrik IFE and EFE obtained total a score the internal factor is 3 and the total external is a score of 2,67. With a combination of IFE and EFE meet in cells IV which means strategy used is strategy grow and build. Activities strategy suitable done in agroindusti wingko Putra Agung Brand of the market penetration, market development and product development. From our analysis QSPM can be seen that the recomended strategy is a strategy to three with the highest value of TAS (5.47). Strategy that produces TAS highest value derived from the combination of weakness and opportunities in the company. Strategies that can become main priority is the branch opened a plant in another city. By opening factories the branch in another city expected to improve the performance as well as productivity of agroindustry wingko Putra Agung Brand, they are expected to boost the profitability for the company.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/830/051610940
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 26 Jan 2017 15:03
Last Modified: 20 Oct 2021 07:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131833
[thumbnail of SKRIPSi.PDF]
Preview
Other
SKRIPSi.PDF

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item