Analisis Rantai Nilai dan Saluran Pemasaran serta Strategi Penentuan Harga Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu)

Hardianti, Devi (2016) Analisis Rantai Nilai dan Saluran Pemasaran serta Strategi Penentuan Harga Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hortikultura merupakan salah satu potensi dalam pembangunan pertanian. Komoditas tanaman hortikultura yang dihasilkan dikelompokkan menjadi empat komponen penting yaitu, sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman biofarmaka (tanaman obat-obatan). Mengingat banyaknya jenis komoditas yang harus ditangani dan berbagai pertimbangan strategis lain, selama pengembangan hortikultura diprioritaskan pada komoditas-komoditas unggulan yang ada. (Harjono, 2011). Tanaman hias atau florikultura merupakan komoditi yang menjadikan keindahan sebagai daya tariknya. Indonesia memiliki berbagai macam florikultura yang tumbuh diberbagai wilayah. Bunga tidak hanya ditanam di perkebunan untuk dipandang dan dinikmati keindahannya, kini bunga menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan dan memiliki banyak peminat. Meningkatnya produksi krisan yang dihasilkan ternyata tidak dapat menghindarkan petani dari perbedaan harga yang diterima oleh petani dan konsumen, sehingga menyebabkan perbedaan harga pada tingkat petani dan yang diterima oleh konsumen akhir. Petani perlu pemahaman yang lebih baik dalam proses memasarkan hasil panen dan bagaimana menerapkan manajemen rantai nilai dalam pemasaran hasil panen. Melalui pemahaman tersebut memberikan pelajaran dan informasi yang menguntungkan bagi petani khususnya dalam hal memasarkan hasil panen untuk mendapatkan keuntungan optimal dan dalam menentukan harga jual bunga potong krisan. Harga jual bunga potong krisan dipengaruhi oleh kualitas bunga yang dihasilkan petani, bunga potong krisan yang dihasilkan oleh petani masih bermutu rendah sehingga menyebabkan harga jual bunga potong krisan rendah dan berakibat pada ketidakmampuan petani dalam menutupi biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani. (Budiarto dkk. 2006) Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sensus, dimana metode penentuan responden adalah semua petani yang terdapat di daerah penelitian. Pada penelitian ini responden yang dipilih adalah petani bunga potong krisan. Petani bunga potong krisan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu sebanyak 34 orang sehingga responden yang diambil sebanyak 34 petani responden yang merupakan jumlah keseluruhan. Sementara itu responden untuk lembaga pemasaran menggunakan metode snowball sampling, yaitu dengan cara mengikuti alur pemasaran bunga potong krisan yang diperoleh melalui informasi dari responden sebelumnya, baik petani, pedagang besar, dan pedagang pengecer lainnya. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) yang digunakan untuk mengetahui pelaku-pelaku dalam kegiatan rantai nilai bunga potong krisan di Desa Sidomulyo. Alat analisis yang kedua yaitu menggunakan analisis saluran pemasaran, yang digunakan untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran bunga potong krisan di Desa Sidomulyo. Alat analisis yang ketiga adalah cost plus pricing method digunakan untuk menghitung harga jual bunga potong krisan, variabel yang akan dianalisis adalah biaya total produksi dan margin dari bunga potong krisan. Hasil penelitian menujukkan bahwa, pelaku-pelaku utama ratai nilai yang terlibat di dalam kegiatan pemenuhan bunga potong krisan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Rantai nilai bunga potong krisan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu dimulai dari pengadaan sarana produksi → petani (budidaya) → panen, dan dalam pemasaran bunga potong krisan terdapat pengepul → pedagang pengecer → konsumen. Terdapat tiga saluran pemasaran bunga potong krisan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu yaitu, saluran satu pada pemasaran bunga potong krisan menunjukkan Produsen → Konsumen, saluran dua pada pemasaran bunga potong krisan menunjukkan Produsen → Pedagang Pengepul → Pedagang Pengecer → Konsumen Akhir, sedangkan saluran tiga pada pemasaran bunga potong krisan menunjukkan, Produsen → Pedagang Pengepul → Distributor → Pedagang Pengecer → Konsumen Akhir. Strategi penentuan harga yang digunakan oleh petani dalam menentukan harga jual bunga potong krisan adalah berdasarkan harga pasar yang ditentukan oleh kesepakatan bersama. Petani juga dapat menentukan harga dengan menggunakan metode cost plus pricing untuk memudahkan petani dalam pembukuan biaya produksi bunga potong krisan.

English Abstract

Horticulture is one of the potential in agricultural development. Horticultural crops that are produced then grouped into four components, namely, vegetables, fruits, ornamental plants and medicinal plants (herbs). Given many types of commodities that must be addressed and a variety of other strategic consideration, during the development of horticultural commodities are prioritized on the existing seed. (Harjono, 2011). Houseplants or floriculture is commodity that uses beauty as its appeal. Indonesia has a wide range of floriculture which growth in many areas. Flower is not only planted in the garden to be seen and enjoyed the beauty of flower has, nowadays flower becomes one of commodities that is traded and has many takers. The increasing number of Chrysanthemum production that has been produced was not able to prevent farmers from the difference price received by farmers and consumers, so that causing the different price in the level of farmer and price received by the final consumer. Farmers need a better understanding of the process of marketing the crop and how to implement value chain management in marketing the crop. By this understanding, it give lesson and information which beneficial to farmers especially in terms of marketing the crop for optimal benefit and in determining the price of Chrysanthemum. The selling price of Chrysanthemum is influenced by the quality of the flower that produced by farmers, but however Chrysanthemum which is produced by farmers still have a low quality, so that the selling price of Chrysanthemum is low and results the inability of farmers to cover the costs incurred by the farmers (Budiarto et al, 2006) Determination of the respondents in this study is done by using a census approach, in which the method of determining the respondents are all farmers who are in the research area. In this study, respondents selected are growers of cut flowers chrysanthemum. Cut flower growers chrysanthemum Sidomulyo Village, Batu, Kota Batu as many as 34 people so respondents drawn as many as 34 farmers who represent the number of respondents overall. Meanwhile respondents to marketing agencies using snowball sampling method, namely by following the marketing groove cut flower chrysanthemum obtained through information from previous respondents, both farmers, wholesalers, retailers and others. The analytical tool used in this research is Value Chain Analysis which is used to determine the actors of Chrysanthemum value chain activity in Sidomulyo village. The second analytical tool is by using Marketing Channel Analysis that used to determine how the condition of marketing channels of Chrysanthemum in Sidomulyo village. The third analytical tool is Cost Plus Pricing Method, it is used to calculate the selling price of Chrysanthemum, variable that will be analyzed is the total cost of production and the margin of Chrysanthemum. The results showed that, the main agents Ratai value involved in the fulfillment of cut flower chrysanthemum Sidomulyo Village, Batu, Batu. The value chain in the cut flower chrysanthemum Sidomulyo Village, Batu, Batu beginning of the provision of means of production → farmer (farming) → harvest, and in the marketing of cut flowers of chrysanthemum are wholesalers → retailers → consumers. There are three marketing channels cut flower chrysanthemum Sidomulyo Village, Batu, Batu ie, channel one on the marketing of cut flowers chrysanthemum show Manufacturers → Consumer, channel two on the marketing of cut flowers chrysanthemum show Manufacturers → Traders Collectors → Traders Retailer → Last Consumers, while three channels on the marketing of cut flowers chrysanthemum show, Manufacturers Trader collectors → Trader Retailer → Last Consumer. Pricing strategy used by farmers in determining the price of cut flower chrysanthemum is based on market prices determined by the collective agreement. Farmers also may determine the price using cost plus pricing method to facilitate farmers in bookkeeping chrysanthemum cut flower production costs.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/816/051610695
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 11 Jan 2017 11:03
Last Modified: 19 Oct 2021 14:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131817
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item