Ariswanto, Joko (2016) Efektivitas Aplikasi Teknologi Konsorsium Mikroba Sebagai Stimulator Pertumbuhan dan Pengendali Penyakit Akibat Jamur Patogen Pada Cabai Besar (Capsicum annuum L.) di Dataran Medium. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ancaman kehilangan hasil akibat serangan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen masih menjadi kendala utama budidaya cabai. Pengendalian menggunakan agens hayati merupakan solusi alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia yang memiliki banyak dampak negatif. Mikroba konsorsium merupakan campuran mikroba tanah seperti dalam bentuk komunitas yang mempunyai hubungan kooperatif, komensal, dan mutualistik. Penelitian terkait efektivitas berbagai macam mikroba dalam bentuk konsorsium perlu dilakukan lebih mendalam guna untuk menentukan komposisi aplikasi konsorsium yang efektif dan efisien. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas aplikasi mikroba tunggal dengan mikroba konsorsium berupa B. subtillis, mikoriza, Trichoderma sp. dan P. fluorescenss dalam menstimulan pertumbuhan dan mengendalikan penyakit akibat jamur potogen pada cabai besar di dataran medium. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Bulan November 2015–Februari 2016 di lahan pertanian Dusun Dadapan, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Batu dengan ketinggian tempat ±800 m dpl dan labolatorium Mikologi HPT UB. Rancangan penelitian menggunakan RAK dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Parameter yang digunakan meliputi pertumbuhan tanaman, identifikasi patogen, intensitas dan efektivitas pengendalian penyakit. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjutan BNT 5% serta analisis korelasi antara faktor iklim dengan intensitas penyakit. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan terbaik pada parameter pertumbuhan yakni perlakuan konsorsium mikroba dengan tinggi rata-rata tanaman 41 cm dan peningkatan hasil produksi hingga 48,16%. Hasil identifikasi didapatkan tiga penyakit akibat jamur patogen pada tanaman cabai besar yakni bercak daun cercospora, hawar daun dan layu fusarium. Perlakuan agens hayati belum dapat mengendalikan penyakit hawar daun dan layu fusarium, namun dapat mengendalikan penyakit bercak daun cercospora pada perlakuan mikroba konsorsium sebesar 57,71% dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Intensitas serangan penyakit bercak daun memiliki pengaruh terbesar terhadap penurunan produksi buah cabai per hektar sebesar 89% dibandingkan dengan penyakit hawar daun dan layu fusarium. Kelembaban udara memiliki hubungan sangat erat dengan waktu kemunculan dan intensitas penyakit bercak daun cercospora (r = 0,93). Suhu berhubungan sangat erat dengan penyakit hawar daun (r = 0,72). Sedangkan suhu dan kelembaban berhubungan erat dengan penyakit layu fusarium (r = 0,66 dan r = 0,51).
English Abstract
The threat of yield losses due to plant diseases caused by fungal pathogens is still a major constraint on chilli pepper cultivation. Biological control is an alternative solution that can be used as a decrease chemical pesticides which has many negative effects. Microbial consortium is a mixture of soil microbes in the form of community that has a cooperative relationship, commensal and mutualistic. Research related to the effectiveness of a wide range of microorganisms in the form of a consortium need to do more in-depth in order to determine the composition of a consortium application of effective and efficient. This study aimed to determine and compare the effectiveness of single microbial applications with a consortium of B.subtillis, microbes, mycorrhizal, Trichoderma sp. and P. fluorescens for growing stimulation and controlling of diseases caused by fugal pathogens on a large chilli pepper on the medium plains. The study was conducted four months start fromNovember 2015 until February 2016 in the Dadapan farm, Pandanrejo village, Bumiaji City of Batu with altitude of ± 800 m above sea level laboratories Mycology HPT UB. The study design used a randomized block design (RBD) with 6 treatments and 4 replications. This study used some parameters those are plant growth, production, identification of pathogen, intensity and effectiveness of controling plant disease. The data were analyzed using the analysis of variance and continued with LSD 5% and correlation analysis between climate factor with intensity of disease. The results showed the best treatment on growth parameters of the microbial consortia treatment with an average plant height of 41 cm and increased production by 48.16%. Identification result obtained three diseases caused by fungal pathogens in chilli pepper are leaf spot, leaf blight and fusarium wilt. Biological treatment agents have not been able to controling of leaf blight and fusarium wilt but, biological treatment agents have been able to control leaf spot disease on application microbial consortia amounted 57,77% compared with a conntrol treatment. The leaf spot disease could reduce the production of chilies up to 89% compared to leaf blight and fusarium wilt. The time of appearance and intensity of leaf spot disease is influenced by humidity with correlation 0,93, leaf blight affected by temperature with correlation 0,72 and fusarium wilt affected by temperature and humidity with correlation 0,66 and 0,51.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/571/051609298 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 10 Nov 2016 11:10 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 13:47 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131580 |
Preview |
Text
JOKO_ARISWANTO_125040200111033_NASKAH_SKRIPSI.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |