Witjayanti (2016) Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Respon Petani Tebu Terhadap Program Mekanisasi Dalam Pola Kemitraan Dengan Pabrik Gula Djombang Baru (Kasus Di Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Gula merupakan salah satu pangan strategis dalam perekonomian Indonesia yang kebutuhan serta konsumsinya cenderung meningkat. Peningkatan ini diikuti dengan peningkatan impor yang terus meningkat. Hal ini disebabkan pada tingkat usaha tani yaitu rendahnya produktivitas dan nilai rendemen. Untuk itu perlu dilakukannya moderanisasi baik ditingkat petani maupun pabrik gula melalui kinerjanya, upaya yang dilakukan pabrik gula Djombang Baru yaitu dengan penerapan program mekanisasi dalam pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani. Program mekanisasi yang ditawarkan oleh pabrik gula ternyata tidak langsung direspon oleh petani untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Respon petani dalam menerima suatu inovasi dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi dalam hal ini akan berpengaruh dalam kecepatan petani untuk mengadopsi suatu inovasi atau teknologi baru. Analisis hubungan dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh faktor sosial terhadap respon petani pada program mekanisasi yang dilakukan oleh pabrik gula. Sehingga penyuluh dapat menerapkan metode dan media yang sesuai dengan faktor yang mempengaruhi respon petani. Sehingga program mekanisasi dapat direspon dengan cepat oleh petani dan dapat segera diaplikasikan dalam meningkatkan produktivitas tebu. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis respon petani tebu pada program mekanisasi yang dilakukan oleh PG. Djombang Baru, (2) Mendeskripsikan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi respon petani dalam program mekanisasi pada pola kemitraan dengan PG. Djombang Baru, (3) Menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi dengan respon petani tebu pada program mekanisasi dalam pola kemitraan dengan PG Djombang Baru. Permasalahan dari penelitian ini adalah proses penyuluhan pembinaan yang diberikan oleh PG. Djombang Baru yang tidak mudah diterima oleh petani tebu mitra. Sehingga program mekanisasi yang diberikan oleh PG. Djombang Baru sampai saat ini masih belum berjalan sesuai yang diharapkan dalam meningkatkan produktivitas tebu di daerah Jombang. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Peterongan (Kabupaten Jombang) pada bulan April 2016. Metode penentuan responden menggunakan teknik purpose sampling. Responden yang digunakan yaitu semua petani mitra yang ada di Kecamatan Peterongan yaitu sebanyak 23 responden. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan langsung terhadap petani tebu dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Setelah data terkumpul selanjutnya di analisis menggunakan deskriptif kuantitatif dengan alat pengukuran skala likert, kemudian dianalisis tabulasi silang dengan menggunakan uji eksak fisher (fisher exact test). Uji ini digunakan untuk mengetahui adakah hubungan antara dua variabel atau tidak. Dari hasil analisis Uji eksak fisher (fisher exact test) di atas dapat disimpulkan bahwa analsis hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan respon petani dalam program mekanisasi ternyata tidak ada korelasi atau hubungan. Dari perhitungan diperoleh hasil bahwa nilai P dari faktor sosial ekonomi yaitu motif, akses media massa, dan hubungan dengan penyuluh masing-masing adalah (0,818), (2,352), dan (0,126). Menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5% maka diketahui nilai α = 0,05, sehingga dari semua variabel diperoleh hasil P > α atau (0,818>0,05), (1,352>0,05), dan (0,126>0,05). Tidak adanya hubungan ini dikarenakan petani hanya ikut-ikutan, ingin mencoba inovasi baru, sering diadakannya temu lapang, serta sering diajak praktek langsung sehingga membuat petani tertarik dengan alasan program mekanisasi juga akan memberikan hasil yang menguntungkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Respon petani terhadap program mekanisasi dalam pola kemitraan termasuk dalam kategori tinggi. (2) Faktor sosial ekonomi di Kecamatan Peterongan terhadap program mekanisasi yaitu rata-rata petani mitra memiliki motif yang tinggi. Rata-rata akses media massa petani terhadap program mekanisasi tergolong rendah. Sedangkan hubungan dengan petugas lapang dengan petani mitra rata-rata tergolong tinggi atau baik. (3) Hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan respon petani dalam program mekanisasi yaitu tidak terdapat hubungan. Tidak adanya hubungan ini dikarenakan tingginya pengaruh faktor lain di luar faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani. Saran yang dapat disampaikan yaitu: (1) Sebaiknya menggunakan alat-alat yang berkapasitas kecil sehingga dapat menjangkau pada luasan areal yang kecil. (2) Perlu adanya subsidi dari Pemerintah untuk petani kecil dalam hal pembiayaan, dan (3) bagi peneliti selanjutnya yang serupa diharapkan mengambil sampel yang lebih banyak, wilayah luas dan teori banyak.
English Abstract
Sugar is one of the strategic food in the Indonesian economy which needs and consumption tends to increase. This increase was followed by an increase in imports continues to increase. This is because at the farm level is low productivity and yield value. For that we need to do moderenisasi both the farmer and the sugar factory through its performance, the efforts of Pabrik Gula Djombang Baru that with the adoption of mechanization program in partnership between sugar factories and farmers. Mechanization program offered by the sugar factory was not a direct response by farmers to solve the problems they face. The response of farmers to accept an innovation is influenced by various factors one of which is the socio-economic factors. Socio-economic factors in this case will affect the speed of farmers to adopt an innovation or new technology. The analysis was conducted to determine the relationship is there any influence of social factors on the response of farmers on mechanization program conducted by the sugar mills. So that counselors can apply the methods and media according to factors that affect the response of farmers. So that the mechanization program can be responded to quickly by farmers and can be immediately applied in improving the productivity of sugarcane. The purpose of this study were (1) To analyze the response of sugarcane farmers on mechanization program conducted by the Pabrik Gula Djombang Baru, (2) Describe the socio-economic factors that affect the response of farmers in the mechanization program in partnership with the Pabrik Gula Djombang Baru, (3) Analyze the relationship between socioeconomic factors with the response of sugarcane farmers on mechanization program in partnership with the Pabrik Gula Djombang Baru. The problem of this research is the process of counseling guidance provided by Pabrik Gula Djombang Baru which were not accepted by partners sugarcane farmers. So that the mechanization program provided by Pabrik Gula Djombang Baru until now still not work as expected in increasing the productivity of sugarcane in Jombang. This research was conducted in the District Peterongan (Jombang) in April 2016. The method to determine the respondents using purposive sampling technique. Respondents were used that all farmers are partners in Peterongan Sub-distric as many as 23 respondents. Data were collected through interviews and direct observation of sugarcane farmer using a questionnaire. After the data collected subsequent analysis using quantitative descriptive by using a Likert scale, cross-tabulations were then analyzed using the fisher exact test. This test is used to determine is there a relationship between two variables or not. From the analysis of fisher exact test above it can be concluded that the analysis the relationship between socio economic factors with the response of farmers in mechanization program was no correlation or relationship. From the calculation result that the value of P of socio-economic factors such as motif, access to mass media, and the relationship with the respective extension is (0,818), (2,352) and (0,126). Using a significance level of 5%, it is known the value of α = 0,05, so the result of all the variables P > α or (0.818>0,05), (2,352>0,05), and (0,126>0,05). The absence of this relationship because farmers just went along, want to try new innovations, often holding field days, and is often invited to practice immediately so as to make the farmers interested in the reasons mechanization program will also provide a favorable outcome. Based on the research results can be concluded as follows: (1) The response of farmers to mechanization program in partnership in the high category. (2) Social and economic factors in the District Peterongan against mechanization program which is the average farmer partners have high motives. The average mass media access of farmers to mechanization program is low. While the relationship with partner farmers field officers with relatively high average or better. (3) The relationship between socioeconomic factors with the response of farmers in mechanization program that there is no relationship. The absence of this relationship due to the high influence of other factors beyond socioeconomic factors that affect farmers. Suggestions can be submitted, namely: (1) We recommend using the tools that small capacity so that it can reach the small areal extents. (2) it needs government subsidies to small farmers in terms of financing, and (3) for further research similar expected to take more samples, a large region and many theories.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2016/300/ 051607273 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 10 Aug 2016 11:00 |
| Last Modified: | 10 Aug 2016 11:00 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131287 |
Actions (login required)
 |
View Item |