Revitalisasi Mesin Terhadap Kinerja Pabrik Gula (Studi Kasus: Fasilitas Produksi Pt. Perkebunan Nusanara X Pabrik Gula Djombang Baru, Kabupaten Jombang, Jawa Timur)

Desia, Lisa (2016) Revitalisasi Mesin Terhadap Kinerja Pabrik Gula (Studi Kasus: Fasilitas Produksi Pt. Perkebunan Nusanara X Pabrik Gula Djombang Baru, Kabupaten Jombang, Jawa Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tata Letak Pabrik merupakan pengorganisasian seluruh fasilitas fisik yang ada di dalam pabrik. Fasilitas produksi dan nonproduksi pada tata letak akan saling berhubungan dan berinteraksi dengan peran dan fungsinya masing-masing. Adanya interaksi dari setiap fasilitas mengharuskan penataan yang berorientasi pada pemenuhan fungsi dari setiap fasilitas. Upaya peningkatan kemampuan produksi dalam negeri pemerintah mengambil solusi dengan cara program revitalisasi industri gula sebagai salah satu prioritas pembangunan, dengan target swasembada gula. Pabrik Gula (PG) Djombang Baru merupakan salah satu lembaga atau instansi yang bergerak dalam bidang pertanian yang berada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Faktor penggunaan mesin kuno dan tanpa adanya audit formasi mesin setiap lima tahun sekali berdampak pada produksi gula yang berfluktuatif. Adanya kebijakan pemerintah untuk program revitalisasi industri gula menjadi peluang bagi PG. Djombang Baru mengambil solusi untuk modernisasi mesin pada tahun 2013 dan dioperasikan pada musim giling tahun 2014. Penambahan mesin dengan tanpa mempertimbangkan penataan fasilitas produksi maka akan menyebabkan kepadatan luas area yang digunakan, maka semakin berkurangnya kelonggaran gerak karyawan yang dapat berakibat pada resiko kecelakaan kerja yang bahkan dapat menyebabkan kerugian. Kepadatan luas area tersebut juga berpengaruh pada aliran bahan yang menjadi lebih panjang, dan biaya penanganan bahan menjadi lebih besar. Kondisi tersebut harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas produksi sehingga dapat mempengaruhi produktivitas gula kristal putih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aliran bahan pada fasilitas produksi gula kristal putih di PG. Djombang Baru serta menganalisis biaya penanganan bahan dan menganalisis waktu penanganan bahan fasilitas produksi gula kristal putih di PG. Djombang Baru kondisi lama dengan menggunakan mesin lama dan kondisi baru setelah adanya penambahan mesin, dan menganalisis kepadatan luas area produksi di PG. Djombang Baru yang dapat menyebabkan kurangnya kelonggaran kerja karyawan yang berakibat pada resiko kecelakaan kerja. Lokasi penelitian dilakukan di Pabrik Gula Djombang Baru, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016. Penentuan informan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan dengan mewawancarai key informan. Metode pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini adalah terlebih dahulu melakukan survei untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi perusahaan khususnya pada bagian tata letak fasilitas produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya yaitu dengan metode wawancara, pengumpulan data sekunder, dan observasi. Identifikasi fasilitas produksi adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas produksi pada saat ini dengan cara menggambarkan fasilitas produksi awal dan mengukur kebutuhan luas area serta jarak penanganan bahan. Jarak penanganan bahan yaitu panjang lintasan yang ditempuh dari satu departemen ke departemen yang lain. Jarak penanganan bahan pada fasilitas ii produksi dengan bantuan SketchUp 2015. Analisis kualitatif dengan menggunakan metode Flow Process Chart (FPC) dan Activity Relationship Chart (ARC). Analisis kuantitatif dengan menggunakan Ongkos Material Handling (OMH) dan From To Chart (FTC). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan biaya penanganan bahan kondisi baru untuk setiap harinya mengeluarkan biaya sebesar Rp 140.187.503,6 sedangkan pada kondisi lama mengeluarkan biaya sebesar Rp 105.730.747,6. Perbedaan biaya penanganan tersebut dikarenakan kondisi baru terdapat beberapa mesin baru sehingga biaya penyusutan mesin menjadi lebih tinggi. Bahan pendukung seperti belerang, kapur, phospat, desinfektan, flokulan, soda caustic, dan fondan juga mempengaruhi tinggi rendahnya biaya penanganan bahan. Total biaya bahan pendukung lebih besar saat kondisi baru dibandingkan dengan kondisi lama. Besar biaya yang dikeluarkan untuk setiap harinya pada kondisi lama sebesar Rp 20.777.222,69 sedangkan pada kondisi baru sebesar Rp 29.122.226,1 hal ini dikarenakan pemakaian bahan pendukung kapur, belerang, soda caustic, phospat, dan desinfektan meningkat. Waktu dalam proses penanganan bahan lebih efisien dengan kondisi baru dibandingkan dengan kondisi lama. Waktu proses produksi pada kondisi lama 96.480 detik sementara untuk kondisi baru 82.800 detik. Perbedaan waktu proses produksi dikarenakan mesin yang baru dirancang agar waktu proses produksi menjadi lebih singkat. Persentase luas area untuk kondisi lama sebesar 87,11% sedangkan pada kondisi baru sebesar 92,49%. Jarak tempuh penanganan bahan menjadi lebih panjang. Jarak perpindahan bahan kondisi lama 358,5 meter sementara jarak perpindahan bahan kondisi baru 369,5 meter. Adanya penambahan mesin baru mampu meningkatkan produktivitas gula kristal putih mencapai 0,092 ton dengan rendemen 8.87. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan fasilitas produksi kondisi lama. Produktivitas untuk kondisi lama di tahun 2013 sebesar 0,066 ton dengan rendemen 6,94. Kepadatan luas area produksi kondisi baru meningkat mencapai 92,49% sehingga tidak mempengaruhi aktivitas pekerja dan tidak ada resiko kecelakaan kerja pada saat bekerja di bagian produksi.

English Abstract

Plant Layout is organizing throughout the existing physical facilities in the factory. Production and non-production facilities in the layout will be interconnected and interacting with the role and function of each. The interaction of each facility-oriented arrangement requires the fulfillment function of each facility. Efforts to increase domestic production capacity of government taking a solution by the sugar industry revitalization program as one of the priorities of development, with a target of self-sufficiency. Djombang Baru Sugar Factory is one of the institutions or agencies that are engaged in agriculture who are in Jombang, East Java. Ancient machine usage factor and the absence of the formation audit every five years engines have an impact on the sugar production fluctuates. The government policy for the sugar industry revitalization program is an opportunity for Djombang Baru Sugar Factory take solutions for the modernization of the machine in 2013 and put into operation in 2014. The addition of milling season with the machine without considering the arrangement of production facilities, it will cause the density of the area is used, then the reduction in motion leeway employees that could result in risk for accidents even can cause harm. The area density also affects the flow of the material become longer, and the cost of materials handling becomes larger. This condition must be considered because it can affect the smooth production activities that can affect the productivity of white sugar. The purpose of this research was to analyze materials flow in facilities production in Djombang Baru Sugar Factory and analyze material handling costs and analyze material handling time white crystal sugar facility production in Djombang Baru Sugar Factory old conditions by using old machines and new conditions after addition of machine, and analyze density area of production in Djombang Baru Sugar Factory which can lead to a lack of leeway for employees that result in the risk of accidents. Location of research conducted in Djombang Baru Sugar Factory, Jombang District, East Java. Implementation of the research conducted in March 2016. Determination of informants in this research is to use the key informant interview. Data collection method chosen in this study was first conducted a survey to get a picture the condition of company, especially in facility production. Data collection is done by several methods, among which the interviews, secondary data collection and observation. Identification of the production facility is to determine condition of facility production at this point by describing the initial facility production and measure the needs of the area as well as within the materials handling. Material handling long distance path taken from one department to another. Distance to material handling in facility production with SketchUp 2015. Qualitative analysis using Process Flow Chart (FPC) and Activity Relationship Chart (ARC). Quantitative analysis using Materials Handling Cost (OMH) and From To Chart (FTC). Based on the results, material handling charge for each day a new condition to pay Rp 140,187,503.6 while the old conditions to spend Rp 105,730,747. Difference is due to costs of handling the new conditions, there are several new machines so that the iv cost of depreciation engine becomes higher. Supporting materials such as sulfur, lime, phosphate, disinfectants, flocculants, caustic soda, and fondant icing also affect the height of the low cost of materials handling. Total cost of the support material is greater when the new conditions compared to the old conditions. Of the cost for each day in the old conditions of Rp 20,777,222.69 while the new conditions of Rp 29,122,226.1 this is due to the use of supporting materials lime, sulfur, caustic soda, phosphate, and disinfectants increased. Time production process at 96 480 seconds while the old conditions to new conditions 82,800 seconds. Time difference in the production process due to the new engine designed to make the production process time becomes shorter. The percentage area of the old condition of 87.11% while 92.49% of the new conditions. Mileage material handling becomes longer. Long distance moving material conditions of 358.5 meters while the new conditions of material displacement distance 369.5 meters. The addition of new machinery to increase productivity of white crystal sugar yield reached 0.092 tons with 8.87. The figure was higher than Facility Production of the old conditions. Productivity for the old conditions in the year 2013 amounted to 0,066 tons with a yield of 6.94. The density of the area of production of new conditions increased to 92.49%, so that does not affect the activity of the workers and there is no risk for accidents at work in the production section.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/174/ 051604666
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 01 Jun 2016 11:06
Last Modified: 01 Jun 2016 11:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131149
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item