Analisis Profitabilitas Usahatani Bunga Potong Krisan (Dendranthema Grandi Florum Tzelve) (Di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan)

Emalia (2016) Analisis Profitabilitas Usahatani Bunga Potong Krisan (Dendranthema Grandi Florum Tzelve) (Di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bunga potong merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki potensi yang cukup pesat. Salah satu jenis bunga potong yaitu bunga potong krisan yang diproduksi oleh petani krisan di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan. Bunga potong krisan di Desa Wonosari rentan terhadap hama dan penyakit tanaman sehingga petani menggunakan pupuk kimiawi yang melebihi dosis yang telah dianjurkan oleh Dinas pertanian. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani krisan per musim tanamnya juga sangat tinggi karena harga kebutuhan bibit, pupuk, pestisida dan kebutuhan yang lainnya sangat tinggi. Selain itu, petani bunga potong krisan belum pernah menghitung keuntungan bersih yang diperoleh petani krisan, hanya beranggapan bahwa usahatani krisan yang dijalankan sudah mengalami keuntungan. Hal tersebut mendasari penelitian ini untuk mengetahui apakah usahatani bunga potong krisan memiliki nilai profitabilitas yang tinggi atau rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya produksi dan pendapatan usahatani bunga potong krisan, menganalisis kelayakan usahatani bunga potong krisan dan menganalisis profitabilitas usahatani bunga potong krisan. Penelitian ini dilakukan pada petani bunga potong krisan di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan yang dilakukan pada bulan Desember 2015 hingga Januari 2016. Metode penentuan responden pada penelitian ini yaitu menggunakan metode sensus dengan jumlah 30 petani bunga potong krisan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yang meliputi analisis biaya produksi, pendapatan, kelayakan usahatani dengan menggunakan Return/Cost Ratio dan Break Even Point serta analisis profitabilitas usahatani bunga potong krisan. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata total biaya tetap yang dikeluarkan petani krisan per musim tanamnya yaitu Rp 22,710,381.56. Rata-rata total biaya variabel yang digunakan petani krisan dalam usahatani bunga krisan yaitu sebesar Rp 244,562,054.24 per musim tanam sehingga rata-rata total biaya yang dibutuhkan pada usahatani bunga potong krisan per musim tanam yaitu Rp 267,272,435.80. Rata-rata pendapatan petani bunga krisan yaitu sebesar Rp 191,182,764.20 per musim tanam. Tingkat kelayakan yang diperoleh pada usahatani bunga potong krisan ditunjukkan dari nilai R/C rasio yaitu sebesar 1.89. Nilai pada R/C rasio tersebut adalah lebih dari satu, hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani bunga potong krisan dapat dikatakan efisien dan menguntungkan. Selain R/C rasio, untuk menganalisis kelayakan pada usahatani bunga potong krisan ditunjukkan pada nilai Break Even Point. Nilai Break Even Point terbagi tiga yaitu Break Even Point unit, Break Even Point rupiah dan Break Even Point harga. Rata-rata nilai Break Even Point unit yaitu 6,997 ikat sedangkan pada kenyataannya rata-rata ii total produksi bunga potong krisan di Desa Wonosari yaitu 38,205 ikat. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa rata-rata nilai Break Even Point rupiah yang diterima oleh petani krisan yaitu Rp 83,968,502.84 sedangkan perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan petani krisan terhadap penjualan bunga potong krisan per musim tanamnya adalah Rp 458,455,200.00. Harga pada bunga potong krisan per ikat menurut hasil perhitungan dari Break Even Point harga adalah Rp 7,844.50 per ikat sedangkan rata-rata harga yang ditetapkan petani bunga krisan di Desa Wonosari terhadap bunga potong krisan yaitu Rp 12,000.00 per ikat. Berdasarkan kondisi tersebut menunjukkan bahwa usahatani bunga potong krisan di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan berada diatas dari nilai Break Even Point. Profitabilitas yang dianalisis pada penelitian ini yaitu Gross Profit Margin, Net Margin Ratio, Operating Ratio, Total Assets Turnover, Return on Equity dan Return On Asset. Rata-rata nilai Gross Profit Margin adalah 40.37%, ini menunjukkan bahwa petani bunga krisan efisien dalam melakukan usahatani bunga krisan. Rata-rata nilai Net Margin Ratio pada usahatani bunga potong krisan yaitu 34.63%, ini menunjukkan bahwa petani bunga krisan dapat memperoleh keuntungan yang tinggi dari penjualan bunga krisan. Rata-rata nilai Operating Ratio dalam usahatani krisan adalah 65.37%, nilai tersebut tergolong tinggi sehingga setiap rupiah penjualan yang diterima oleh petani krisan menunjukkan bahwa biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani sangat tinggi. Rata-rata nilai Total Assets Turnover yang diperoleh pada usahatani krisan adalah 1.33 kali, ini menunjukkan bahwa petani krisan mampu menutup modal yang diperlukan dalam kegiatan usahatani krisan. Rata-rata nilai rasio Return on Equity adalah 57.28%, ini menunjukkan bahwa usahatani bunga potong krisan semakin baik. Rata-rata nilai rasio Return On Asset yaitu 89.09%, ini menunjukkan bahwa usahatani bunga potong krisan menguntungkan dan efisien dalam mengelolah modal. Saran untuk penelitian ini yaitu (1) perlu adanya perbedaan harga jual bunga potong krisan per ikatnya ditingkat tengkulak maupun dengan konsumen lainnya seperti hotel atau florist. Hal ini perlu dilakukan karena dengan adanya perbedaan harga jual tersebut akan mampu meningkatkan perolehan keuntungan, (2) peningkatan rasio profitabilitas usahatani bunga potong krisan di Desa Wonosari yaitu meningkatkan volume penjualan dengan menggunakan jarak tanam yang sama pada budidaya bunga potong krisan.

English Abstract

Cut flower is one type of ornamental plants that have the potential quite rapid. One type of cut flowers are cut flowers of chrysanthemums produced by chrysanthemum growers in Wonosari Village, District Tutur Nongkojajar, Pasuruan Regency. Cut flower chrysanthemum in Wonosari Village susceptible to pests and diseases so that farmers use chemical fertilizers which exceed the dose recommended by the Department of agriculture. Operational costs incurred by farmers chrysanthemum per cropping season is also very high because prices need seeds, fertilizers, pesticides and other needs are very high. In addition, the chrysanthemum cut flower growers have never calculate the net benefits obtained by farmers chrysanthemum, just assume that farming chrysanthemum run already experiencing gains. It underlies this study to determine whether the chrysanthemum cut flower farming has a high value or low profitability. This study aimed to analyze the cost of production and farm income cut flower chrysanthemum, analyze the feasibility cut flower chrysanthemum and analyze the profitability of cut flower chrysanthemum. Research was conducted on cut flower growers chrysanthemum in Wonosari Village, District Tutur Nongkojajar, Pasuruan Regency conducted in December 2015 and January 2016. The method to determine the respondents in this research is using census method with the number of 30 growers of cut flowers chrysanthemum. Data used in this study are primary data and secondary data. Data analysis method used is descriptive analysis and quantitative analysis includes analysis of production costs, revenue, viability of farming by using Return/Cost Ratio and Break Even Point as well as profitability analysis chrysanthemum cut flower farming. The results of analysis of data obtained from the research that has been conducted shows that the average total fixed costs incurred chrysanthemum farmer per season cropping that is Rp22,710,381.56. The average total cost of the variables used by farmers in the farming chrysanthemums chrysanthemum flowers that is Rp 244,562,054.24 per growing season so that the average total cost required on chrysanthemum cut flower farming per growing season that is Rp 267,272,435.80. The average income of farmers chrysanthemum flowers that is Rp 191,182,764.20 per growing season. Feasibility level obtained in chrysanthemum cut flower farming is indicated on the R/C ratio amounting to 1.89. The value in the R/C ratio is greater than one, it shows that the cut flower chrysanthemum farming can be said to be efficient and profitable. In addition to R / C ratio, to analyze the feasibility of the chrysanthemum cut flower farming is denoted by the Break Even Point. Value Break Even Point divided into three that is Break Even Point unit, Break Even Point Break Even Point rupiah and price. The average value of Break Even Point belt unit is 6,997 whereas in reality the average total production of cut flower chrysanthemum in Wonosari is 38,205 belt. Based on the calculation shows that iv the average value of Break Even Point rupiah received by farmers chrysanthemum that is Rp 83,968,502.84 while the calculations showed that the average acceptance chrysanthemum growers to cut chrysanthemum flower sales per cropping season is Rp 458,455,200.00. The price on the cut flower chrysanthemum per string according to the results of the calculation of Break Even Point price is Rp 7,844.50 per string while the average price set in the Wonosari Village of chrysanthemum growers to cut flower chrysanthemum that is Rp 12,000.00 per string. Be base on condition mentioned indicate that chrysanthemum cut flower farming in Wonosari Village, District Tutur Nongkojajar, Pasuruan Regency well to do above than the value of Break Even Point. Profitability was analysis in this research is Gross Profit Margin, Net Margin Ratio, Operating Ratio, Total Assets Turnover, Return on Equity and Return on Assets. The average value Gross Profit Margin is 40.37%, this indicate that farmers efficient in execute chrysanthemum cut flower farming. The average value of Net Margin Ratio on chrysanthemum cut flower farming is 34.63%, this indicate that the chrysanthemum flower growers can earn high profits from the sale of chrysanthemum. The average Operating Ratio in the farming chrysanthemum is 65.37%, the value is belong to high so that every rupiah selling chrysanthemum flowers received by farmer chrysanthemum indicate that the operating costs incurred by farmers is very high. The average value of Total Assets Turnover derived on chrysanthemum farm was 1.33 times, this indicate that the chrysanthemum growers were able to close the capital required in farming activities chrysanthemum. The average value ratios Return on Equity was 57.28%, this indicate that the chrysanthemum cut flower farming is getting better. Average Return on Assets ratio is 89.09%, this indicate that the cut flower chrysanthemum farming a profitable and efficient in managing capital. Suggestions for this research are (1) it should be the difference in selling price per binding chrysanthemum cut flower wholesaler level and with other consumers such as hotels or florist. This is necessary because the differences in selling prices will be able to increase profitability and (2) increased profitability ratios chrysanthemum cut flower farming in Wonosari is to increase sales volume by using the same spacing on chrysanthemum cut flower cultivation.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/139/ 051604443
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 10 Jun 2016 13:57
Last Modified: 10 Jun 2016 13:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131110
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item