Pengaruh Dosis Zat Pengatur Tumbuh Dan Bahan Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz And Pav.)

Rosyidah, Nurhayati (2016) Pengaruh Dosis Zat Pengatur Tumbuh Dan Bahan Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz And Pav.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman obat merupakan tanaman yang memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan, salah satu jenis tanaman obat yang banyak dicari berasal dari famili piperaceae, spesies Piper crocatum Ruiz and Pav. (sirih merah) karena tanaman ini banyak memiliki kandungan senyawa fitokimia yaitu minyak atsiri, hidrosikavicol, kavikol, kavibetol, allyprokatikol, karvarkol, dll yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit misalnya diabetes, hipertensi, hepatitis, mencegah stroke, dan lain-lain. Tanaman sirih merah merupakan tanaman yang diperbanyak dengan penyetekan, pencangkokan dan perundukan. Cara stek lebih dipilih, karena perbanyakan dengan stek menghasilkan tanaman yang memiliki persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak. Perbanyakan menggunakan stek seringkali menemui kegagalan dengan tidak tumbuhnya akar. Kemungkinan keberhasilan stek sirih merah ini 40 - 70% pada bagian pangkal, namun jika stek berasal dari bagian tanaman yang muda, tingkat keberhasilannya tidak lebih dari 30%. Kemampuan stek untuk membentuk akar adventif akan berkurang seiring dengan penambahan umur pada tanaman induknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui`terjadinya interaksi antara dosis ZPT dan bahan tanam pada pertumbuhan bibit sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav). Hipotesisnya adalah terdapat interaksi antara konsentrasi Rootone F dan komposisi media terhadap pertumbuhan bibit sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) menggunakan stek, konsentrasi Rootone F pada dosis tertentu berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) menggunakan stek dan komposisi media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) menggunakan stek. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Mei 2015`di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Bahan dan alat yang digunakan meliputi bahan stek sirih merah yang sudah berumur > 1 tahun atau yang sudah memiliki ± 18 buku serta media tanam (tanah, pupuk kandang dan arang sekam), Rootone F dan air serta alat yang digunakan adalah timbangan analitik, LAM, kertas label, gembor, tajir, polybag berdiameter 25cm x 25cm, kamera, meteran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancang Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu konsentrasi Rootone F (K) dengan 4 taraf dan bahan tanam (M) dengan 3 taraf, sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan yaitu: K0B0: tanpa konsentrasi Rootone F dan bahan tanam bagian ujung, K0B1: tanpa konsentrasi Rootone F dan bahan tanam bagian tengah, K0B2: tanpa konsentrasi Rootone F dan bahan tanam bagian pangkal, K1B0: konsentrasi Rootone F 100 ppm dan bahan tanam bagian ujung, K1B1: konsentrasi Rootone F 100 ppm dan bahan tanam bagian tengah, K1B2: konsentrasi Rootone F 100 ppm dan bahan tanam bagian pangkal, K2B0: konsentrasi Rootone F 200 ppm dan bahan tanam bagian ujung, K2B1: konsentrasi Rootone F 200 ppm dan bahan tanam bagian tengah, K2B2: konsentrasi Rootone F 200 ppm dan bahan tanam bagian pangkal, K3B0: konsentrasi Rootone F 300 ppm dan bahan tanam bagian ujung, K3B1: konsentrasi Rootone F 300 ppm dan bahan tanam bagian tengah, K3B2: konsentrai Rootone F 300 ppm dan bahan tanam bagian pangkal. Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif, parameter pengamatan non destruktif meliputi waktu muncul tunas daun iv pertama kali, Jumlah daun yang terbuka penuh, panjang tanaman serta jumlah ruas, serta luas daun sedangkan pengamatan destruktif meliputi panjang akar dan jumlah akar, bobot kering akar, bobot segar daun, bobot kering daun, bobot kering total tanaman dan presentase keberhasilan stek. Data pengamatan akan di analisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh yang diberikan. Apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang nyata terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu pada pengamatan jumlah daun, panjang tunas, panjang akar dan jumlah akar. Hasil rerata perlakuan dosis Rootone F memberikan hasil yang berbeda nyata pada beberapa pengamatan yaitu jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, luas daun, bobot kering daun, bobot kering akar, bobot kering total tanaman dan presentase keberhasilan stek. Namun, pada hasil rerata perlakuan bahan tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua pengamatan kecuali pada jumlah daun, panjang akar, luas daun, bobot kering akar dan bobot kering total tanaman. Pada pengamatan jumlah daun menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada umur pengamatan 10 mst yaitu pada konsentrasi Rootone F 300 ppm sebesar 4.40 helai sedangkan pada perlakuan bahan tanam menunjukkan hasil yang nyata pada perlakuan bahan tanama bagian pangkal sebesar 4.19 helai. Pada pengamatan panjang akar pada perlakuan konsentrasi Rootone F pada umur pengamatan minggu ke 8, 10 dan 12 berbeda nyata, pada umur pengamatan 12 mst menunjukkan nilai tertinggi sebesar 6.05 cm, sedangkan pada perlakuan bahan tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pada pengamatan jumlah akar, luas daun, bobot kering daun, bobot kering total tanaman Perlakuan konsentrasi Rootone F 300 ppm dan bahan stek bagian pangkal merupakan perlakuan yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada pengamatan presentase keberhasilan stek menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada umur pengamatan 12 mst.

English Abstract

Medicinal plantis a plant thathas a bright prospectto be developed, onespecies of medicinal plants that are soughtare from family Piperaceae, red betels pecies ispipercrocatumRuizandPav.) because this plants contain many phytochemical compounds that can cure various diseases. Red betel plantis a plant that is propagated by cutting, transplantation and stoop. Cuttings is preferable, because propagation by cuttingsproduceplants that havesimilarities inage, height, resistance to disease and produces plant seeds in large quantities. Propagation using cuttings is often doomed to failure with no root growth. The likelihood of success of red betel cuttings is 40-70%, but if cuttings are from the younger part of plant, success rate was not more than30%. Cuttings ability of to form adventitious roots decreased with addition of parent age plant. Aim of this study was to determine dose PGR and planting material growth of seedlings of red betel(Piper crocatum Ruiz and Pav). Hypothesis was alleged There is interaction between concentration Rootone F and planting material growth of seedlings of red betel (Piper crocatum Ruiz and Pav). ConcentrationRootoneFata certain doseeffect onseedling growthof red betel(Piper crocatum Ruiz and Pav) using cuttings and composition growing media influence on the growth of seedlings of red betel(Piper crocatum Ruiz and Pav) using cuttings. This study was conducted in February to May 2015 at Pandesari, Pujon, Malang. Materials and tools used include cuttings material red betel been aged> 1 year or who already have ± 18 books and growing media (soil, manure and rice husk), Rootone F and water as well as the tools used is the analytical balance, LAM, paper labels, yells, polybag diameter of 20cm x 20cm, cameras, measuring instruments and tools that support other research. The method used in this study is a randomized block design factorial consisting of two factors, namely concentration Rootone F (K) with 4 levels and composition of the planting medium (M) with 3 levels, so there are 12 combinations of treatment with 3 replications namely: K0M0: without Rootone F and planting materials, K0B0: without concentration Rootone F and planting material end portion, K0B1: without concentration Rootone F and planting material central part, K0B2: without concentration Rootone F and planting material the base, K1B0: concentration Rootone F 100 ppm and planting material the end, K1B1 : concentration Rootone F 100 ppm and planting material central part, K1B2: concentration Rootone F 100 ppm and planting material the base, K2B0: concentration Rootone F 200 ppm and planting material end portion, K2B1: concentration Rootone F 200 ppm and planting material central part , K2B2: concentration Rootone F 200 ppm and planting material the base, K3B0: concentration Rootone F 300 ppm and planting material end portion, K3B1: concentration Rootone F 300 ppm and planting material central part, K3B2: concentration was Rootone F to 300 ppm and planting materials the base. Observations are non-destructive and destructive observation parameter non destructive includes time emerged leaf bud sfirst, number of leaves are fully open, the length of the plantas well asthe number of book sand sections of new branches, as well as leaf are a while observations destructive include the length of the roots and the amount of the main root, root dry weight, fresh weight of leaves, leaf dry weight, total dry weight of plants and cuttings successfull presentation. Observation data will be analyzed using vi analysis of variance (F test) at 5% level to determine the effect a given. If they are real, followed by atest of Least Significant Difference (LSD) 5%. The results showed that there was a significant interaction on several parameters of observation is observation of leaf number, shoot length, root length and number of root. The results mean dose treatment Rootone F give significantly different results on some of the observations that the number of leaves, root length, number of roots, leaf area, leaf dry weight, root dry weight, total dry weight of plants and cuttings presentation success. However, the results of treatment mean planting material does not provide a real impact on all the observations except for the number of leaves, root length, leaf area, root dry weight and total dry weight of the plant. In observation of the number of leaves showed significantly different results at the age of 10 mst observation is at a concentration of 300 ppm F Rootone at 4.40 strands while on the treatment of planting material shows real results in the treatment of the base material tanama 4.19 strands. In observation of root length at treatment concentrations Rootone F at the age of observation week 8, 10 and 12 were significantly different, at the age of 12 mst observations showed the highest value of 6.05 cm, while the treatment of planting material does not provide a real impact. In observation of the number of root, leaf area, leaf dry weight, total dry weight of the plant treatment Rootone F concentration of 300 ppm and cuttings of the base material is the best treatment compared with other treatments. In observation of the percentage of success of cuttings showed significantly different results at the age of 12 mst observation.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/137/ 051604129
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 13 Jun 2016 10:38
Last Modified: 13 Jun 2016 10:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131108
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item