Respon Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt L.) Pada Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Tingkat Pemberian Air

Wulansari, HarliantiRatna (2015) Respon Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt L.) Pada Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Tingkat Pemberian Air. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung manis(Zea mays saccharata Sturt L.) ialah komoditi sayuran berupa tongkol yang dikonsumsi dalam keadaan masih muda, agar kandungan gulanya tidak menurun. Produksi jagung manis di Indonesia tergolong rendah. Salah satu upaya peningkatan produktivitas guna mendukung program pengembangan agribisnis jagung adalah penyediaan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.Seiring dengan meningkatnya permintaan akan jagung manis, maka produksi jagung manis harus ditingkatkan. Masalah utama penanaman jagung di lahan kering adalah kebutuhan air sepenuhnya tergantung pada curah hujan, bervariasinya kesuburan lahan dan adanya erosi yang mengakibatkan penurunan kesuburan lahan.Selain itu, pertumbuhan tanaman jagung mengalami beberapa kendala, baik itu kendala biotik mapun kendala abiotik. Kendala biotik antara lain yaitu kehadiran gulma dan kendala abiotik antara lain cahaya, suhu, kelembaban dan ketersediaan hara. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi salah satunya dengan penggunaan mulsa.Saucke and Doring (2004) menyatakan bahwa mulsa adalah bahan atau material yang sengaja dihamparkan di permukaan tanah atau lahan pertanian.Selain itu, mulsa berfungsi untuk mengurangi evaporasi, menurunkan suhu tanah, menahan erosi permukaan tanah menambah sumber hara tanah dan menekan pertumbuhan gulma.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis mulsa dan tingkat pemberian air serta kebutuhan air tanaman jagung manis terhadap pertumbuhan dan hasil yang optimal.Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian air100% kapasitas lapang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis dibandingkan dengan pemberian air pada 80%, 60%, dan 40% kapasitas lapang serta pemberian mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak (MPHP) berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2015 di Screen House milik Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) kampus 2 di Jl. Ichwan Ridwan Rais, Tanjung Malang yang terletak pada ketinggian ± 500 mdpl dengan suhu rata-rata 220C-330C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sekop, gembor, gunting, gelas ukur untuk mengukur volume pemberian air, alat ukur meteran/penggaris, termometer ruangan, oven, timbangan analitik, label, kamera, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Talenta, mulsa jerami, Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP), polybag, media tanah, pupuk urea, SP36, KCl, aplikasi furadan 3G, dan pupuk kandang (kotoran sapi) sebagai bahan organik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Jadi total kombinasi yaitu terdapat 12 perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Faktor pertama yaitu penggunaan mulsa yang terdiri dari M0= Tanpa Mulsa ;MJ= Mulsa Jerami ; MP= Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Sedangkan faktor kedua yaitu tingkat ketersediaan air yang diberikan ke dalam tanah dengan mengacu pada kapasitas lapang tanah yang terdiri dari K100= 100% Kapasitas Lapang; K80= 80% Kapasitas Lapang; K60= 60% Kapasitas Lapang; K40=40% Kapasitas Lapang. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pertumbuhan dan hasil pada tanaman jagung manis berumur 14, 28, 42, 56 dan 70 HST. Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi komponen pertumbuhan yaitujumlah daun, tinggi tanaman, luas daun dan ILD (Indeks Luas Daun). Komponen hasil yaitubobot kering total tanaman, bobot segar tongkol dengan klobot per tanaman, bobot segar tongkol tanpa klobot per tanaman, panjang tongkol, diameter tongkol dan hasil panen. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam Uji F dengan taraf 5%.Apabila terdapat pengaruh yang signifikan pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan tingkat pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Pengaruh terhadap tanaman jagung manis akibat perlakuan tingkat pemberian air memberikan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman, luas daun, Indeks Luas Daun, bobot kering total tanaman, panjang tongkol, bobot segar tongkol, dan diameter tongkol. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Sedangkan perlakuan jenis mulsa memberikan pengaruh yang nyata pada luas daun, Indeks Luas Daun, bobot kering total tanaman, panjang tongkol, bobot segar tongkol, dan diameter tongkol. Hasil panen pada perlakuan MJK100 (Mulsa Jerami dengan 100% KL) adalah hasil yang paling tinggi sebesar 160 g tan-1 meningkat 50% dibandingkan dengan perlakuan MPK40 (Mulsa MPHP dengan 40% KL) yang mempunyai hasil 127 g tan-1.

English Abstract

Sweet corn (Zea mays L. saccharata Sturt) is the distribution of vegetables in the form of tuna consumed in the state is still young, so that its sugar content does not decrease. Sweet corn production in Indonesia is low. One effort to increase productivity in order to support the corn agribusiness development program is the provision of sufficient water for plant growth. Along with the increasing demand for sweet corn, the sweet corn production should be increased. The main problem of maize cultivation in dry land are the water needs entirely dependent on rainfall, variation of soil fertility and erosion resulting in decreased fertility. In addition, the growth of corn plants having some problems, both biotic constraints mapun abiotic constraints. Biotic constraints, among others, the presence of weeds and abiotic constraints include light, temperature, moisture and nutrient availability. These constraints can be overcome either by the use of mulch. Saucke and Doring (2004) states that the mulch is a substance or material that is deliberately laid in the ground or agricultural land. In addition, mulch serves to reduce evaporation, lower soil temperature, resist the erosion of land surface soil nutrient source add and suppress weed growth. The aim of this study was to determine the effect of various types of mulch and water as well as the level perberian sweet corn crop water requirement for optimal growth and yield. The hypothesis of this study is the provision of water 100% field capacity effect on growth and yield of sweet corn compared to the provision of water at 80%, 60%, and 40% of field capacity and the provision of straw mulch and black plastic mulch silver (MPHP) effect on growth and sweet corn crop yield. Research will be conducted in May-August 2015 in Screen House belongs to the College of Agricultural Extension (STPP) second campus on Jl. Ichwan Ridwan Rais, Cape Malang is located at an altitude of ± 500 meters above sea level with an average temperature of 220C-330C. The tools used in this study is a hoe, shovel, yells, scissors, a measuring cup to measure the volume of water provision, the measuring instrument meter/ruler, room thermometer, oven, analytical balance, labels, camera, and stationery. While the materials used are sweet corn seed varieties Talents, straw mulch, mulch Plastic Black Silver (MPHP), polybags, soil media, urea, SP36, KCl, Furadan 3G applications and manure (cow dung) as the organic material. This study uses a randomized block design factorial (RAKF) consisting of 2 factors with 3 replications. So in total there are 12 treatment combinations ie, where each treatment was repeated 3 times so that there are 36 units of the experiment. The first factor is the use of mulch composed of M0 = Without mulch; MJ = Mulch Straw; MP = Black plastic mulch Silver (MPHP). The second factor is availability of water supplied into the ground by referring to the field capacity soil consisting of K100 = 100% Field Capacity; K80 = 80% Capacity Field; K60 = 60% Capacity Field; K40 = 40% Capacity Field. Consists of observations made on crop growth and yield of sweet corn was 14, 28, 42, 56 and 70 days after planting. Parameter observations made include the growth component that is the number of leaves, plant height, leaf area and ILD (Leaf Area Index). Yield components ie total plant dry weight, fresh weight per plant cob with husks, cobs without husks fresh weight per plant, ear length, ear diameter and yield. The data were analyzed using analysis of variance F test with a level of 5%. If there is significant influence on treatment, then continued using LSD test at 5%. The results showed that there was no interaction between treatment types of mulch and the level of provision of water on the growth and yield of sweet corn. The influence of the sweet corn crop due to the level of provision of water treatment significant effect on plant height, leaf area, leaf area index, total dry weight of the plant, cob length, cob fresh weight and diameter of the cob.But did not significantly affect the number of leaves. While the treatment of types of mulch significant effect on leaf area, leaf area index, total dry weight of the plant, cob length, cob fresh weight and diameter of the cob. Yields on MJK100 treatments (Mulch Straw with 100% KL) is a result of a maximum of 160 g plant-1 increased by 50% compared to the MPK40 treatments (Mulch MPHP with 40% KL) which has the result of 127 g plant-1.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/918/ 051600005
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 05 Feb 2016 15:07
Last Modified: 05 Feb 2016 15:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130967
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item