Badriyah, Umu (2015) Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Nanas (Ananas Comosus L) Di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dilakukan pengembangan, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Salah satu jenis komoditas hortikultura yang penting untuk dilakukan pengembangan dan peningkatan produktivitasnya adalah buah nanas. Wilayah Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan produksi nanas, karena memiliki agroklimat yang sesuai untuk tanaman nanas. Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil nanas terbesar nomor tiga di Indonesia, dan kontribusi nanas tertinggi untuk Jawa Timur adalah Kabupaten Kediri. Kecamatan yang berpotensi untuk pengembangan produksi nanas di Kabupaten Kediri adalah di Kecamatan Ngancar, karena produksinya paling tinggi pada tahun 2013 yaitu 143.366,4 ton tepatnya di Desa Ngancar dengan produktivitas sebesar 61,2 ton/ha. Namun produktivitas ini masih terbilang rendah, Petani nanas di Desa Ngancar cenderung masih berlebihan dalam menggunakan faktor-faktor produksi usahatani nanas. penggunaan bibit yang tidak sesuai dengan anjuran, selain itu penggunaan tenaga kerja tidak dibatasi. Sehingga diduga usahatani nanas di Desa Ngancar belum efisien secara teknis, selain itu terdapat masalah sosial yang yang dapat mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis usahatani nanas, yaitu terdapat petani dengan usia yang sudah tidak produktif, pendidikan masih rendah, pengalaman yang kurang dan anggota keluarga yang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis faktor produksi yang mempengaruhi produksi usahatani nanas di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. (2) menganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi usahatani nanas di Desa Ngancar Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. (3) menganalisis faktor sosial yang berpengaruh terhadap inefisiensi teknis usahatani nanas di Desa Ngancar Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Tujuan pertama dan kedua dijawab dengan menggunakan fungsi produksi coob-douglas stochastic frontier. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi nanas dapat diketahui dengan metode estimasi MLE (Maximum Likelihood Estimate), sedangkan tujuan ketiga dijawab dengan analisis regresi. Hasil analisis yang telah dilakukan diantaranya: (1) faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi nanas di Desa Ngancar adalah luas lahan, bibit dan tenaga kerja. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi nanas pada taraf kepercayaan 99% adalah faktor luas lahan memiliki nilai koefisien positif sebesar 1,962. Kemudian faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi nanas pada taraf kepercayaan 90% adalah faktor tenaga kerja yang memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,245 dan faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi nanas pada taraf kepercayaan 80% adalah bibit dengan nilai koefisien -0,819. Sedangkan faktor produksi yang lain yaitu ii pupuk tetes, pupuk urea dan ZPT tidak berpengaruh nyata terhadap produksi nanas pada taraf kepercayaan 80%. (2) petani nanas di Desa ngancar belum 100% atau full-effisiens mencapai efisien secara teknis. Petani yang sudah mencapai efisiensi teknis adalah sebanyak 24 petani atau 55.82% dari total petani responden, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 19 petani atau 44,18% belum mencapai efisiensi teknis. Tingkat efisiensi teknis rata-rata usahatani nanas di Desa Ngancar adalah 0.789. Tingkat efisiensi tertinggi yang dicapai oleh petani nanas di Desa Ngancar adalah 0.986, sedangkan tingkat efisiensi teknis terendah adalah 0,406. (3) Hasil analisis regresi menujukan bahwa faktor sosial yang berpengaruh nyata pada taraf kepercayan 99% terhadap inefisiensi teknis produksi nanas adalah pengalaman dan jumlah anggota keluarga yaitu masing-masing mempunyai nilai koefisien sebesar -0,008 dan 0,061 sedangkan pendidikan petani berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 98% atau sebesar -0,013 dan untuk usia tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis pada taraf kepercayaan 90%. Saran untuk usahatani nanas di Desa Ngancar adalah sebaiknya kuantitas peggunaan faktor-faktor produksi usahatani nanas sesuai dengan rekomendasi dari petani yang sudah mencapai efisiensi teknis. Sebaiknya petani responden yang belum mencapai efisiensi teknis, mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang dimiliki seperti yang dilakukan oleh petani yang sudah mencapai efisiensi teknis. Sehingga petani yang belum efisien secara teknis dapat mencapai efisiensi teknis. Peningkatan keterampilan petani dalam mengalokasikan faktor produksi dapat diupayakan melalui penerapan sekolah lapang pertanian atau penyuluhan, pemerintah juga diharapkan dapat memberi fasilitas berupa pendidikan kejar paket A, B dan C yang dapat menambah wawasan para petani, sehingga selanjutnya dapat meningkatkan efisiensi teknis dan menurunkan inefisiensi usahatani nanas di Desa Ngancar.
English Abstract
Horticultural commodities are mostly very prospective, both to fulfill the needs of domestic and international markets. One type of horticultural commodities that important to develop and improve its productivity is pineapple. Indonesian territory has potential for the development of pineapple production because it has suitable agro-climatic for pineapple plants. East Java province is the third largest pineapple producer in Indonesia, and Kediri contributes the largest pineapple production in East Java. District that has potential for development of pineapple production is District Ngancar, because its production is highest in 2013 precisely in Ngancar village. However the productivity is still considered low, pineapple farmer in Ngancar village tend to be excessive in using factors of pineapple farm production. The use of seeds and planting distance that does not appropriate with the recommendation, but in addition the use of labor is not restricted. So that allegedly pineapple farm in Ngancar village has not been efficient technically, besides there are social problems that can affect the level of technical efficiency of pineapple farm, those are farmers who are not productive age, low education, less experience and a lot of family members. This study aims to: (1) analyze the production factors that affect the production of pineapple in Ngancar Village, District Ngancar, Kediri. (2) analyze the level of technical efficiency in using production factors of pineapple farm in Ngancar village District Ngancar Kediri. (3) analyze the factors social that affect technical inefficiency pineapple farm in Ngancar village District Ngancar Kediri. The first and second goal was answered by using production function of coob-Douglas stochastic frontier. Production factors that influence the production of pineapple can be determined by MLE estimation method (Maximum Likelihood Estimate), while the third goal was answered by regression analysis. Results of the analysis include: (1) the factors of production that significantly affect pineapple production in Ngancar village are land, seed and labor. Production factor which significantly affect pineapple production at 99% confidence level is land area factor, it has a positive effect up to 1.962. Then factor of production that significantly affect the production of pineapple at 90% confidence level is labor factor that has a negative effect up to -0.245 and production factor which significantly affect pineapple production at the 80% confidence level is the seed factor that has a negative effect up to -0,819. While another production factors that is drop fertilizer, urea fertilizer and ZPT did not significantly affect the production of pineapple on a confidence level of 90%. (2) pineapple farmers in Ngancar village not 100% or full-efficient achieve technically efficient. Farmers who have reached technical efficiency is as much as 24 farmers or 55,82% of the total respondents farmers, while the remaining 19 iv farmers or 44,18% has not been reached technical efficiency. The level of average technical efficiency pineapple farm in Ngancar village is 0.789. The highest efficiency level achieved by pineapple farmers in Ngancar village is 0.986, while the lowest level of technical efficiency is 0.406. (3) The results of regression analysis indicate factors that significantly on 99% confidence level of the technical inefficiency of pineapple production is experience and the number of family members are respectively -0.008 and 0.061 while the real effect on the farmer education 98% confidence level or up to -0.013 and for age factor did not significantly affect technical efficiency at 98% confidence level. The suggestions for pineapple farm in Ngancar village are preferably quantity of using production factors pineapple farm in appropriate with the advice that given by the agricultural extension. Preferably farmer respondents who have not reached technical efficiency yet combine their factors of production as practiced by farmers who have reached technical efficiency. So they can be able to achieve technical efficiency. Increased skills of farmers in allocating factors of production can be pursued through the implementation of the farm field school or extension, the government also expected to provide facilities in the form of land lease, so it can further improve the technical efficiency and decrease the inefficiency of pineapple farm in Ngancar village.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2015/855/ 051509677 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 21 Jan 2016 09:20 |
| Last Modified: | 19 Aug 2020 06:49 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130897 |
Actions (login required)
 |
View Item |