Analisis Sitologis Dan Molekuler Jeruk Siam Madu (Citrus Nobilis L.) Hasil Kultur Endosperma

Purnama, InnezCandriGilang (2015) Analisis Sitologis Dan Molekuler Jeruk Siam Madu (Citrus Nobilis L.) Hasil Kultur Endosperma. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jeruk Siam Madu (Citrus nobilis L.) merupakan jeruk lokal yang memiliki nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi. Jumlah biji per buah pada jeruk Siam Madu yang banyak (15-21 biji per buah) menjadi salah satu kelemahan buah tersebut karena preferensi konsumen lebih terhadap jeruk yang tidak berbiji (seedless). Salah satu teknologi pemuliaan yang dapat diterapkan untuk mendapatkan tanaman jeruk tanpa biji adalah pembentukan tanaman triploid melalui kultur endosperma. Jaringan endosperma yang bersifat triploid merupakan hasil fusi antara dua inti polar dan satu sperma (Sunyoto et al., 2010). Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk membentuk tanaman baru triploid dengan mengkulturkan dan meregenerasi-kan sel-sel endosperma. Tanaman yang memiliki ploidi triploid biasanya akan men-jadi tanaman yang steril atau tidak berbiji. BB Biogen bersama Balitjestro telah melakukan proses pembentukan tanaman triploid terhadap varietas jeruk Siam Madu melalui kultur endosperma (Kosmiatin, 2013). Planlet dari hasil kultur endosperma telah disambung dengan cara minigrafting pada batang bawah JC (Martasari, 2014). Seleksi awal terhadap tanaman Jeruk Siam Madu hasil kultur endosperma secara morfologi telah dilakukan tetapi belum terhadap jumlah kromosom dan status genetik tanaman. Identifikasi jumlah kromosom pada tanaman tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah kromosom Jeruk Siam Madu yang dikulturkan melalui endosperma. Identifikasi genetik perlu dilakukan dan merupakan tahapan penting dalam membangun hubungan genetik, mendeteksi adanya perubahan genetik, serta meningkatkan nilai plasma nutfah tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2015 di Laboratorium Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Jl. Raya Tlekung No.1 Junrejo, Batu, Jawa Timur. Analisis kromosom dilakukan menggunakan metode squash (Komarudin, 2005). Analisis molekuler dilakukan menggunakan markah Simple Sequence Repeat (SSR) dengan 3 primer yaitu TAA41, TAA15 dan CAT01. Pengamatan pada analisis kromosom adalah jumlah kromosom yang terlihat pada mikroskop dengan perbesaran obyektif 100x dan okuler 10x pada setiap sampel yang diujikan. Pengamatan analisis keragaman genetik menggunakan markah SSR adalah dengan melihat pola pita (band) yang tampak pada hasil elektroforesis untuk setiap sampel yang diujikan. Hasil pengamatan jumlah kromosom dan molekuler pada tanaman jeruk Siam Madu hasil kultur endosperma dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis sitologis pada 25 aksesi jeruk Siam Madu hasil kultur endosperma menunjukkan bahwa 13 aksesi memiliki ploidi triploid (2n=3x=27) yaitu SM 8, SM 10, SM 12, SM 17, SM 18, SM 36, SM 38, SM 39, SM 41, SM 47, SM 51, SM 56, dan SM 57. Satu aksesi yaitu SM 23 memiliki ploidi haploid (2n=x=9), sedangkan 11 aksesi memiliki ploidi diploid (2n=2x=18) yaitu SM 7, SM 9, SM 11, SM 35, SM 37, SM 43, SM 45, SM 49, SM 54, SM 58, SM 59. Hal tersebut sesuai dengan ii pernyataan Gmitter et al. (1990) bahwa populasi sel endosperma yang heterogen dapat menyebabkan variasi jumlah kromosom pada tanaman yang diregenerasikan. Jaringan nuselus yang ada pada endosperma kemungkinan menjadi penyebab sel yang diregenerasikan menjadi diploid. Hasil analisis molekuler pada 25 aksesi Jeruk Siam Madu hasil kultur endosperma menunjukkan adanya keragaman genetik dengan menggunakan primer TAA41. Sedangkan pada primer TAA15 dan CAT01 tidak terlihat polimorfisme. Hal ini dapat dimungkinkan karena primer yang digunakan belum dapat mendeteksi adanya perubahan genetik. Keragaman genetik yang tampak pada hasil amplifikasi DNA aksesi Jeruk Siam Madu hasil kultur endosperma kemungkinan akibat variasi somaklonal selama proses kultur in vitro. Sumber eksplan yang digunakan untuk meregenerasikan tanaman Jeruk Siam Madu triploid berasal dari endosperma tanaman kontrol yang memiliki ploidi triploid sehingga kemungkinan pola pita yang tampak pada hasil amplifikasi akan sama dengan kontrolnya.

English Abstract

Tangerine var. Madu (Citrus nobilis L.) plant is one of local citrus which has high economy value. The seed number of each fruit (15-21 seeds each fruit) became one of weakness because consument preference is seedless citrus. One of breeding technology which can applied to get seedless citrus is endosperm culture. Endosperm tissue is triploid because of fusion between two polar nuclei and one pollen nucleus (Sunyoto et al., 2010). This condition can used for getting new triploid plant with culturing and deriving endosperm cells. Triploid plants usually sterile plants or seedless. BB Biogen join Balitjestro has derived Tangerine cv. Madu triploid plants via endosperm culture (Kosmiatin, 2013). Endosperm culture-derived planlet is minigraft on JC (Japanese Citroen) rootstock (Martasari, 2014). Early selection in accessions of endosperm culture-derived Tangerine cv. Madu plants based on morphology has been done, but not yet to choromosome number and plant genetic status. Chromosome number identification to that plants needed for knowing the chromosome number of endosperm culture-derived Tangerine cv. Madu plants. Genetic identification needed and the important step on build genetic relationship, detection of genetic tranformation, and increase the value of it germplasm. The research hold on March until June 2015 in Plant Breeding Laboratory of Research Institute for Citrus and Subtropical Fruit, Tlekung street 1 Junrejo, Batu, East Java. Chromosome analysis done with squash method (Komarudin, 2005). Molecular analysis done using Simple Sequence Repeat (SSR) with 3 probes are TAA15, TAA41 and CAT01. Chromosome observation is chromosome number which seen in microscope with objective magnification 100x and ocular magnification 10x for each sample tested. Genetic diversity observation using SSR marker is see the band patterns which seen on electrophoresis result for each sample tested. The chromosome and molecular observation results on 25 accessions of endosperm culture-derived Tangerine cv. Madu plants analyzed descriptively. The chromosome identification result of 25 accessions of endosperm culture-derived Tangerine cv. Madu plants show that 13 accessions have triploid chromosome (2n=3x=27) are SM 8, SM 10, SM 12, SM 17, SM 18, SM 36, SM 38, SM 39, SM 41, SM 47, SM 51, SM 56, dan SM 57. Accessions SM 23 is haploid (2n=x=9), and SM 7, SM 9, SM 11, SM 35, SM 37, SM 43, SM 45, SM 49, SM 54, SM 58, SM 59 are diploid (2n=2x=18). It appropriate with Gmitter et al. (1990) statement that heterogeneous endosperm cell populations from which these regenerants were derived likely caused the chromosome number variation. Nucellar tissue adhering to the endosperm at excision was likely the source of the diploid cell lines. Molecular analysis result on 25 accessions of endosperm culture-derived Tangerine cv. Madu plants show genetic diversity using probe TAA41 because there is polymorphism. While using TAA15 and CAT01 probe there are no polymorphism. It might probe that used not identify the variations genetic yet. iv Genetic variation which seen on DNA amplification result might caused somaclonal variation during in vtro culture. Explant source that used to regenerated triploid Siam Madu origin from endosperm plant control that has triploid ploidy, so it might band pattern that seen on amplification result will be same with the control.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/816/ 051509638
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 28 Jan 2016 14:27
Last Modified: 28 Jan 2016 14:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130854
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item