Uji Toleransi Salinitas Pada Berbagai Varietas Cabai Besar (Capsicum Annuum L.)

Kusuma, DeviMira (2015) Uji Toleransi Salinitas Pada Berbagai Varietas Cabai Besar (Capsicum Annuum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis cukup penting (Kusandriani dan Muharam, 2005). Konsumsi cabai selama periode 5 tahun terakhir (2008-2012) relatif berfluktuasi namun cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, kendala transportasi dan kondisi iklim seringkali menjadi penghambat lancarnya distribusi ke wilayah konsumen sehingga seringkali mengakibatkan peningkatan harga cabai di Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Rusono et al., 2013). Upaya peningkatan produksi cabai besar pun terus dilakukan untuk tetap dapat mengimbangi permintaan konsumen dan menekan peningkatan harga cabai. Salah satu tindakan yang digunakan dalam usaha peningkatan produksi pertanian, termasuk cabai besar, ialah melalui usaha ekstensifikasi. Namun, lahan pertanian yang subur di Indonesia semakin menyempit akibat adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, sehingga perluasan lahan pertanian pun bergeser dari lahan yang subur ke lahan marginal, yaitu lahan salin. Rahman, Subiksa dan Wahyunto (2007) memperkirakan total luas lahan salin di Indonesia sebesar 440.300 ha, dengan kriteria lahan agak salin 304.000 ha dan lahan salin 140.300 ha. Selain itu, luas lahan salin pun semakin meningkat akibat campur tangan manusia maupun pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa wilayah yang memiliki lahan salin yakni di daerah-daerah seperti Maluku (Hetharie, 2008), Kalimantan (Nazemi, Hairani dan Indrayati, 2012), Aceh (Syakur et al., 2012) serta Pantai Utara Jawa (Kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban) (Taufiq dan Kristiono, 2015) dimana cekaman salinitas menjadi salah satu faktor pembatas peningkatan produksi pertanian. Menurut Djukri (2009) kondisi lahan salin merupakan cekaman bagi tanaman yang tidak toleran. Berbagai jenis tanaman mempunyai daya tahan yang berbeda dalam menghadapi kondisi salin sehingga pengaruhnya terhadap berbagai aktivitas kehidupan yang terkait dengan pertumbuhan juga bervariasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan varietas cabai besar yang toleran pada cekaman salinitas. Hipotesis yang diajukan ialah terdapat varietas cabai besar yang toleran pada cekaman salinitas. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga April 2015 dan bertempat di rumah plastik Kebun Percobaan Jatikerto Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan pada penelitian ini mencakup polibag, sekop, gelas ukur, sprayer, meteran, tali rafia, timbangan analitik, gunting, kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini mencakup benih cabai besar, air, NaCl, tanah, pupuk kompos, pupuk daun dan pestisida. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan ii NaCl, terdiri dari: tanpa penambahan NaCl atau kontrol (S0) dan penambahan NaCl 8.000 ppm (S1). Faktor kedua adalah varietas cabai besar, terdiri dari: Trisula (V1), Gantari (V2), Branang (V3), Lingga (V4) dan Ciko (V5). Peubah yang diamati diantaranya tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), waktu berbunga (hst), jumlah bunga (buah), waktu panen (hst), jumlah buah (buah) bobot per buah (g), diameter buah (cm), panjang buah (cm) dan bobot buah per tanaman (g). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan beberapa parameter penapisan untuk mengetahui tingkat toleransi tiap varietas terhadap cekaman salinitas, yaitu Intensitas Cekaman (IC), Indeks Toleransi (IT), Rata-rata Hasil (RH), Indeks Sensitivitas Cekaman (ISC), Indeks Toleransi Cekaman (ITC) dan persentase penurunan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peubah yang mengalami cekaman berat berdasarkan nilai IC akibat salinitas adalah jumlah daun 56 hst, jumlah bunga, jumlah buah dan bobot buah per tanaman sehingga keempat peubah tersebut dihitung untuk mengetahui nilai IT , RH, ISC, ITC dan persentase penurunan hasil yang dijadikan acuan dalam penentuan tingkat toleransi tanaman. Berdasarkan hasil analisis beberapa parameter penapisan disimpulkan bahwa Varietas Gantari memiliki tingkat toleransi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lain yang diuji. Penentuan toleransi berdasarkan pada nilai IT, ISC dan persentase penurunan hasil yang lebih rendah pada peubah yang terpilih pada parameter IC seperti jumlah daun 56 hst, jumlah bunga, jumlah buah dan bobot buah per tanaman serta didukung oleh peubah bobot per buah, diameter buah dan panjang buah.

English Abstract

Chili (Capsicum annuum L.) is one of the vegetable commodities that have a significant economic value (Kusandriani and Muharram, 2005). Chili consumption over a period of last 5 years (2008-2012) relative to fluctuate but tend to increase from year to year. In addition, transport constraints and climatic conditions often become an obstacle to efficient distribution to the region consumers so often lead to an increase in the price of chili in Kalimantan, Sulawesi, Maluku and Papua (Rusono et al., 2013 ). Efforts to increase the production of chili continues to be done to continue to keep pace with consumer demand and suppress the increase in the price of chili. One of the measures used in efforts to increase agricultural production, including chili, is through business extension. However, fertile agricultural land in Indonesia narrowed due to the conversion of agricultural land into residential, so the expansion of agricultural land was shifted from fertile land to marginal lands, such as saline lands. Rahman, Subiksa and Wahyunto (2007) estimated the total area of saline lands in Indonesia amounted to 440.300 ha, with 304,000 ha of slightly saline land criteria and 140 300 ha of saline land. Moreover, saline land area was increasing due to human interference, global warming and climate change. Some areas that had saline land such as Maluku (Hetharie 2008), Kalimantan (Nazemi, Hairani and Indrayati, 2012), Aceh (Syakur et al., 2012) and the North Coast of Java (Gresik, Lamongan, Tuban) (Taufiq and Kristiono, 2015) where the salinity becomes one of the factors limiting the increase in agricultural production. According Djukri (2009) saline soil conditions is a stress for crops that are not tolerant. Various types of plants have different resistance in the face of saline conditions so that its influence on the various activities of life associated with growth also vary. Therefore, this study was conducted with the purpose to obtaine chili varieties that is tolerant to salinity stress. The hypothesis put forward is that chili varieties that is tolerant to salinity stress is obtained. The experiment was conducted in November 2014 until April 2015 and located in a plastic house at Jatikerto experimental field of Faculty of Agriculture, University of Brawijaya, Jatikerto Village, Kromengan District, Malang. The tools were used in this research include polybags, shovels, measuring cups, sprayer, metered, raffia, analytical scales, scissors, digital cameras and stationeries. The materials were used in this research include the chili seeds, water, NaCl, soil, compost, leaf fertilizers and pesticides. The method used was a randomized block design (RBD) consisting of two factors and repeated three times. The first factor is the concentration of NaCl solution, consisting of: without the addition of NaCl or control (S0) and the addition of 8,000 ppm NaCl (S1). The second factor is the varieties of chili, consisting of: Trisula (V1), Gantari (V2), Branang (V3), Linga (V4) and Ciko (V5). Variables measured include plant iv height (cm), number of leaves (pieces), flowering time (dap), number of flowers (pieces), harvesting time (dap), number of fruits (pieces), weight per fruit (g), fruit diameter (cm), fruit length (cm) and fruit weight per plant (g). The data were analyzed using multiple parameters of screening to determine the level of tolerance of each varieties to salinity, namely Stress Intensity (SI), Tolerance Index (TI), Mean Results (MR), Stress Sensitivity Index (SSI), Stress Tolerance Index (STI) and yield slope percentage. The results showed the variables that experienced severe stress due to salinity based on SI value were number of leaves 56 dap, number of flowers, number of fruits and fruit weight per plant so that the four variables were calculated to find TI, MR, SSI, STI and yield slope percentage value as a reference in determining the level of tolerance of plants. Based on analysis of the screening parameters concluded that Gantari Varieties had higher plant tolerance level than other varieties tested. Determination of tolerance based on the lower value of TI, SSI and yield slop percentage on the selected variables in SI paramatere such as number of leaves 56 dap, number of flowers, number of fruits and fruit weight per plant that supported by weight per fruit, fruit diameter and fruit length.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/800/ 051509619
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 27 Jan 2016 11:39
Last Modified: 27 Jan 2016 11:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130837
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item