Analisis Kebutuhan Investasi Subsektor Tanaman Bahan Makanan dalam Perekonomian Regional Kabupaten Ponorogo.

Abdullah, Afis (2015) Analisis Kebutuhan Investasi Subsektor Tanaman Bahan Makanan dalam Perekonomian Regional Kabupaten Ponorogo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu upaya strategis untuk memacu pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan peningkatan investasi atau modal (Utama, 2013). Investasi berperan penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu dilakukan pada keseluruhan sektor perekonomian, salah satunya adalah sektor pertanian. Kabupaten Ponorogo adalah salah satu daerah dengan sektor pertanian sebagai sektor dominan, yang kontribusinya mencapai 32,48 persen pada tahun 2013 dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Bappeda Kab. Ponorogo, 2014). Subsektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor pertanian yang pada tahun 2013 memberikan kontribusi paling besar, yakni 25,50 persen (Bappeda Kab. Ponorogo, 2014). Akan tetapi, pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan cenderung semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini yang menjadi tantangan bagi subsektor tanaman bahan makanan untuk dapat lebih dikembangkan. Salah satu upaya adalah dengan peningkatan investasi. Peningkatan investasi tersebut perlu disertai dengan perencanaan kebutuhan investasi dengan mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo. Investasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut terkait dalam instrumen Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang menghubungkan besarnya tambahan modal atau investasi yang diperlukan dengan peningkatan output (Bappeda Kab Bima, 2013). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1) Mengetahui kontribusi subsektor tanaman bahan makanan pada perekonomian Kabupaten Ponorogo khususnya pada struktur permintaan, output, nilai tambah, dan tenaga kerja, 2) Menganalisis koefisien nilai ICOR subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Ponorogo, 3) Menganalisis proyeksi kebutuhan investasi pada subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Ponorogo tahun 2013 – 2017. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yakni di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subsektor tanaman bahan makanan berperan paling besar pada struktur nilai tambah bruto (26,73 persen) dan tenaga kerja (40,90 persen). Sementara itu, pada struktur permintaan antara, subsektor tanaman bahan makanan berkontribusi sebesar 9,78 persen, permintaan akhir sebesar 2,94 persen, dan output sebesar 4,98 persen. Beberapa komoditas yang masuk dalam subsektor tanaman bahan makanan memberikan kontribusi relatif besar pada perekonomian, seperti padi, jagung, sayur-sayuran dan buah buahan. Besarnya peran subsektor tanaman bahan makanan dalam struktur nilai tambah bruto dan tenaga kerja menunjukkan subsektor ini menjadi sektor dominan dalam perekonomian dan penyerapan angkatan kerja di Kabupaten Ponorogo. Secara umum, nilai koefisien ICOR subsektor tanaman bahan makanan adalah 1,032. Sedangkan apabila dirinci per komoditasnya berkisar antara 1,0 - 1,2, yang masuk pada kategori ICOR kecil. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan penggunaan kapital pada subsektor tanaman bahan makanan termasuk efisien. Nilai koefisien ICOR subsektor tanaman bahan makanan tersebut menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kapasitas produksi masyarakat dengan jalan ii peningkatan output senilai 1 rupiah, dibutuhkan tambahan kapital investasi pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 1,032 rupiah. Nilai koefisien ICOR komoditas dalam subsektor tanaman bahan makanan secara berturut-turut yakni kacang hijau (1,009), kacang tanah (1,017), jagung (1,027), dan padi (1,043). Sementara itu, terdapat komoditas dengan nilai koefisien ICOR nol, yakni sektor tanaman biofarmaka. Hal ini menunjukkan ketiadaan tambahan kapital atau investasi pada periode penelitian ini. Proyeksi kebutuhan investasi lima tahunan subsektor tanaman bahan makanan apabila target pertumbuhan Kabupaten Ponorogo sebesar 8 persen per tahun adalah sebesar 1,06 triliun rupiah atau sebesar 11,16 persen dari PDRB total Kabupaten Ponorogo tahun 2012. Sedangkan kebutuhan investasi lima tahunan untuk komoditas kacang hijau dengan koefisien nilai ICOR terkecil adalah sebesar 0,68 persen dari total PDRB subsektor tanaman bahan makanan atau sebesar Rp 17,29 milyar. Selanjutnya untuk kacang tanah Rp 24,74 milyar, jagung sebesar Rp 211,32 milyar, dan padi mencapai Rp 484,71 milyar. Beberapa saran yang dapat disampaikan berkenaan dengan hasil penelitian diantaranya adalah 1) Investasi yang masuk pada sektor perekonomian di Kabupaten Ponorogo dapat diarahkan pada komoditas-komoditas potensial yang berkontribusi relatif besar dalam perekonomian dengan efisiensi penggunaan barang modal, seperti komoditas padi, dan jagung; 2) Pemerintah Kabupaten Ponorogo perlu membuka keran investasi pada subsektor tanaman bahan makanan dengan memberikan informasi mengenai komoditas-komoditas yang efisien dalam penggunaan modal (koefisien ICOR kecil). Selain itu, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo sebesar delapan persen, pemerintah Kabupaten Ponorogo dapat mengalokasikan 11,16 persen dari PDRB Kabupaten Ponorogo untuk investasi pada subsektor tanaman bahan makanan.

English Abstract

One of the strategic efforts to accelerate the economic growth and development is to increase capital or investment (Utama, 2013). Investment plays an important role in accelerating the economic growth, so it needs to be done on the overall economic sectors, one of them is agriculture sector. Ponorogo is one of the areas with agriculture as the dominant sector which the contribution reached 32.48 percent of Gross Regional Domestic Product (GRDP) in 2013 (Bappeda Kab. Ponorogo, 2014). Food material crops subsector was part of the agricultural sector in 2013 and its contribution reached 25.50 percent (Bappeda Kab. Ponorogo, 2014). However, the growth of food material crops subsector tends to decrease from year to year. This is a challenge for the food material crops subsector to be more developed. One of the efforts is to increase investment. Increased investment should be accompanied by investment need planning by considering the target of Ponorogo economic growth. Investment and economic growth were related in Incremental Capital Output Ratio (ICOR) instrument which related the amount of additional capital or investment need to increase output (Bappeda Kota Bima, 2013). The purposes of this research were: 1) Knowing the contribution of the food material crops subsector on the economy of Ponorogo especially on the structure of demand, output, value added, and labor, 2) Analyzing the ICOR coefficient value of food material crops subsector in Ponorogo, 3) Analyzing the projection of food material crops subsector’s investment need in Ponorogo in 2013 - 2017. The research location is determined purposive, namely in Ponorogo, East Java. The research was conducted in May-June, 2014. The results showed that the food material crops subsector had the greatest role in the structure of gross value added (26.73 percent) and employment (40.90 percent). Meanwhile, in the intermediate demand structure, food crops subsector contributed for 9.78 percent, in the final demand 2.94 percent, and output structure about 4.98 percent. Some commodities which were included in the food crops subsector contributed relatively large on the economy, such as paddy, corn, vegetables and fruits. The large contribution of food material crops subsector in the structure of gross value added and employment shows this subsector become the dominant sector in the economy and the absorption of the labor force in Ponorogo. In general, the value of the coefficient ICOR food crops subsector is 1.032. Whereas, if specified by the commodity, it ranged from 1.0 to 1.2, which wass entered in the category of small ICOR. This shows that the additional use of capital in the food crops subsector was efficient. ICOR coefficient value food crops subsector shows that to increase the production capacity of the community by the increase of 1 IDR output, it required additional capital investment in food crops material subsector which was 1,032 IDR. The ICOR coefficient value of several commodities in the food crops subsector were green beans (1.009), peanuts (1.017), maize (1,027), and rice (1,043). Meanwhile, there is a commodity with a value of ICOR coefficient zero, namely medicinal plants sector. This indicates the absence of additional capital or investment. The five-year projections of investment needs food crops subsector if Ponorogo growth target of 8 percent per year amounted to 1.06 trillion rupiah, or 11.16 percent of the total GDRP Ponorogo in 2012. While the five-year investment need for commodities for green beans which had the smallest coefficient ICOR value were 0.68 percent of total GDRP food crops subsector, or Rp 17.29 billion. While, the investment need of peanuts was 24.74 billion IDR, maize was 211.32 billion IDR, and rice was 484.71 billion IDR. Several recommendations based on the research result were: 1) investments entering the economy in Ponorogo could be directed to the potential commodities that contribute relatively large in the economy with the efficient use of capital, such as paddy and corn; 2) The government of Ponorogo need to open the access of investments in food material crops subsector by providing information on commodities which were efficient in the use of capital (small ICOR coefficient). Moreover, to achieve the target of economic growth by eight percent, Ponorogo regency government could allocate 11.16 percent of GRDP of Ponorogo for investment in food material crops subsector.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/452/051505650
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 15 Oct 2015 10:58
Last Modified: 23 Nov 2021 04:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130462
[thumbnail of Skripsi_Afis Abdullah_105040101111052.pdf]
Preview
Text
Skripsi_Afis Abdullah_105040101111052.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item