Handoko, AndreasPriyo (2015) Pengaruh Kombinasi Arang Tempurung Kelapa Dan Abu Sekam Padi Terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah Sawah Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Di Desa Baron, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan pangan masyarakat Indonesia terhadap Jagung mulai meningkat pada tahun 2012 sebesar 18,95 juta ton jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya sebesar 17,64 ton. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan jagung yang makin meningkat, maka perlu dilakukan usaha untuk memperluas area yang akan ditanami jagung. Lahan sawah merupakan lahan yang sangat potensial untuk produksi tanaman jagung, namun lahan sawah di Kabupaten Nganjuk memiliki beberapa kendala yang dapat menghambat produksi tanaman jagung antara lain: 1)Tanah sawah ketika musim kemarau menjadi defisit atau kekurangan air sehingga tanah menjadi keras bila kering dan strukturnya berubah menjadi pejal, 2)Tanah sawah yang memiliki sifat fisik yang jelek maka akan mempengaruhi sifat kimia pada tanah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui pengaruh pemberian Arang tempurung kelapa dan abu sekam padi terhadap perbaikan sifat tanah, 2) Mengetahui pengaruh pemberian Arang tempurung kelapa dan abu sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea Mays. L). Tanah diambil dari lahan sawah yang mengalami pemadatan dan analisa dasar tanah tersebut dilaksanakan di Laboratorium Kimia dam Fisika Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Jagung ditanam di polybag berukuran 10 kg. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai November 2013. Metode yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis abu sekam padi yang terdiri dari 4 taraf : Tanpa abu sekam (A0), abu sekam 50 g/polybag (A1), abu sekam 100 g/polybag (A2), dan abu sekam 150 g/polybag (A3). Faktor kedua adalah dosis arang tempurung kelapa : Tanpa arang tempurung kelapa (B0), arang tempurung kelapa 50 g/polybag (B1), arang tempurung kelapa 100 g/polybag (B2), dan arang tempurung kelapa 150 g/polybag (B3). Data yang diperoleh diuji secara statistika dengan uji Duncan taraf 5 %. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi arang tempurung kelapa dan abu sekam padi tidak berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah serta belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
English Abstract
Indonesian peoples food needs of the corn began to increase in 2012 amounted to 18.95 million tons compared to the year 2011 which only amounted to 17.64 tons. Therefore, to fulfill the requirements of corn, it is necessary attempt to expand the area to be planted with corn, so corn is also widely grown in wetland because of wetland is land that is earmarked for rice cultivation performed continuously or alternating with other plants. Wetland is an area with huge potential for production of corn, but the wetland in Nganjuk has some obstacles that can inhibit production of corn, among others: 1) Land of rice fields during the dry season to a deficit or shortage of water so that the soil becomes hard when dry and structure turned into a solid, 2) paddy land that has physical properties that bad then it will affect the chemical properties of the soil. The purpose of this research are: 1) Determine the effect of coconut shell charcoal and rice husk ash to the improvement of soil properties, 2) Determine the effect of coconut shell charcoal and rice husk ash on growth and yield of maize (Zea Mays, L). Soil taken from wetland experiencing soil compaction and basic analysis is carried out in the Laboratory of Physical Chemistry dam Soil Department, Faculty of Agriculture UB. Corn planted in polybags measuring 10 kg. Research time was conducted in August 2013 to November 2013. The method used is RAK (Random Group) with 2 factors. The first factor is the dose of rice husk ash which consists of 4 levels: Without husk ash (A0), rice husk ash 50 g / polybag (A1), rice husk ash 100 g / polybag (A2), and rice husk ash 150 g / polybag (A3) , The second factor is the dose of coconut shell charcoal: Without coconut shell charcoal (B0), coconut shell charcoal 50 g / polybag (B1), coconut shell charcoal 100 g / polybag (B2), and coconut shell charcoal 150 g / polybag (B3). The data obtained were statistically tested by Duncan test level of 5%. Correlation test is used to determine the relationship between parameters. The results showed that agiving of a combination of coconut shell charcoal and rice husk ash has no effect on the physical and chemical properties of the soil and not able to increase the growth and yield of corn.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2015/290/ 051504530 |
| Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 31 Jul 2015 08:47 |
| Last Modified: | 31 Jul 2015 08:47 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130284 |
Actions (login required)
 |
View Item |