Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) (Kasus di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang).

IlmiEviMaf`idatul (2014) Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) (Kasus di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, mengakibatkan permintaan akan pangan juga semakin meningkat. Kentang (Solanum tuberosum L.) sebagai salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi untuk diversivikasi pangan. Hal ini dikarenakan kentang mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga dapat dijadikan alternatif subtitusi kebutuhan pangan. Selain itu, produksi kentang di Indonesia tahun 2012 sebanyak 1.094.240 ton/tahun, sedangkan tingkat konsumsi sebanyak 3.716.064 ton/tahun (BPS,2013). Kondisi ini menjadi peluang pasar komoditas kentang untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri sekaligus sebagai tantangan untuk meningkatkan produksi kentang. Permasalahan yang dihadapi petani Desa Tawangsari dalam berusahatani kentang adalah rendahnya produktivitas kentang apabila dibandingkan dengan produktivitas potensial kentang varietas Granola di Jawa Timur sebesar 20 ton/ha (Prahardini et al, 2008). Rendahnya produksi tersebut dikarenakan penggunaan faktor produksi yang belum efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkombinasian penggunaan faktor produksi yang efisien agar memperoleh keuntungan maksimal. Berdasarkan uraian diatas, penting dilakukan penelitian tentang efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani kentang untuk memperoleh masukan penggunaan faktor produksi yang efisien dalam memaksimalkan keuntungan. Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Sejauh mana efisiensi penggunaan faktor produksi yang dilakukan petani kentang berpengaruh pada tingkat pendapatan usahataninya”. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis tingkat produksi dan pendapatan usahatani kentang di daerah penelitian. (2) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan usahatani kentang di daerah penelitian. (3) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani kentang di daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode sensus dalam pengambilan sampel dengan jumlah responden 40 orang. Pada metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode analisis data kualitatif dengan alat analisis berupa analisis usahatani, analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, analisis fungsi pendapatan, dan analisis efisiensi alokatif. Hasil penelitian antara lain: (1) tingkat produksi rata-rata usahatani kentang di daerah penelitian masih lebih rendah dibandingkan tingkat produksi potensialnya di Jawa Timur. Tingkat produksi rata-rata di daerah penelitian sebesar 14,602 ton/ha, sedangkan tingkat produksi potensialnya 20 ton/ha (kebun percobaan Senduro, Lumajang). Dengan kondisi tersebut, rata-rata pendapatan petani kentang di daerah penelitian ternyata juga lebih rendah dibandingkan daerah sekitar (Sumber Brantas, Batu). Tingkat pendapatan rata-rata petani kentang di daerah penelitian Rp. 42.704.492,40/ha, sedangkan tingkat pendapatan ii rata-rata petani kentang di Sumber Brantas Rp. 51.881.520,03/ha. (2) peningkatan penggunaan benih, pupuk kandang, pupuk kimia, dan pestisida masih dapat meningkatkan produksi kentang di daerah penelitian. Demikian juga lama berusahatani, semakin lama pengalaman usahataninya maka makin tinggi tingkat produksinya. Penggunaan tenaga kerja dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya dikarenakan antar petani responden kurang bervariasi tingkat penggunaannya. (3) di daerah penelitian, peningkatan hasil produksi dapat meningkatan pendapatan, sedangkan peningkatan biaya pembelian pupuk dan biaya tenaga kerja dapat menurunkan pendapatan petani kentang. Biaya benih dan pestisida dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya dikarenakan rata-rata biaya yang dikeluarkan masing-masing petani hampir sama. (4) penggunaan benih, pupuk kandang, pupuk kimia, dan pestisida pada tingkat harga berlaku belum efisien, karena penggunaannya masih kurang. Saran dalam penelitian ini adalah: (1) upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan menambah penggunaan faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk kimia, dan pestisida yang sesuai anjuran teknis budidaya kentang. Penambahan pestisida dapat disesuaikan dengan kondisi lapang, yang mana penggunaan pestisida dapat digunakan pada saat terjadi serangan hama dan penyakit yang berlebihan. (2) penggunaan tenaga kerja dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya terhadap produksi, sehingga disarankan dalam penelitian selanjutnya perlu dipisahkan penggunaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. (3) peningkatan hasil produksi dapat meningkatkan pendapatan sehingga upaya yang dapat dilakukan petani kentang di daerah penelitian yaitu meningkatkan produksinya dengan mengalokasikan faktor produksi secara optimal berdasarkan pertimbangan harga input dan output yang berlaku. (4) pencapaian tingkat efisien secara alokatif pada faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk kimia, dan pestisida di daerah penelitian perlu dilakukan penambahan input. Penggunaan input yang optimal dapat dilakukan dengan penambahan 1.101,79 Kg/Ha benih kentang, 9.482.52 Kg/Ha pupuk kandang, 3.737,45 Kg/Ha pupuk kimia, dan 36,27Kg/Ha pestisida. (5) di daerah penelitian perlu diaktifkan kembali penyuluhan kepada petani mengenai teknik budidaya kentang dengan tujuan dapat meningkatkan produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, sehingga keuntungan petani kentang juga meningkat.

English Abstract

The increasing of population growth, resulting in the increasing of food demand too. Potato (Solanum tuberosum L.) is one of the horticultural commodities that have the potential for food diversification. This is because the potatoes have high carbohydrate content so that it can be the alternative food substitution. In 2013, the production of potato in Indonesia is 1.094.240 million tons/ha, while the consumption is 3.716.064 million ton/ha. This condition it’s potential to potato for fulfilling the domestic need and it’s a challenge to increase the production. The problems faced by the farmers in Tawangsari is the potato farming has the low productivity, when compared with the potential productivity of potato varieties of Granola in East Java of 20 tons/ha (Prahardini et al, 2008 ). The low production were due to the use of production factor which have not efficient. Therefore, it’s need to combine the use of production factor efficient so as to obtain the maximum profit. Based on the explanation above, it’s important to do the study about the efficiency of the use of production factors in potato farming to obtain the use of input production factors that are efficient in maximizing profits. This research can be formulated as the following “how far the efficiency of production factors usage on potato farming affect the farming income levels in Tawangsari Village, Pujon Sub-district, Malang Regency”. The research objectives are: (1) to analyze the level of production and revenue of potato farming in the research area. (2) to analyze the factors that affect the production and income of potatoes in the research area. (3) to analyze the level of the efficient use of production factor in potato farming in the research area. This study uses census methods in sampling with a respondents number of 40 people of potato farmers. On the method of data analysis using descriptive and qualitative data analysis methods that use several analysis tool which are the farming analysis, Cobb-Douglas production function analysis, income analysis, and allocation efficiency analysis. The results of the study are: (1) the average production level of potatoes farming in research area is still lower than its potential production levels in East Java. The average production level in the area of research is 14,602 tons/ha, meanwhile the potential production levels 20 tons/ha (trial gardens Senduro, Lumajang). With these conditions, the average income of potato farmers in research area was also lower than the surrounding area (Sumber Brantas, Batu). The average income level of potato farmers in research area is Rp.42.704.492.40/ha, meanwhile the average income level of potato farmers in Sumber Brantas Rp.51.881.520,03/ha. (2) the increased use of seeds, chemical fertilizers, manure, and pesticides can still increase the production of potatoes in research area. However, based on the experience of farming, the longer experience of potato farming result the higher levels of production. The use of labor in this analysis did not tend to influence among the respondent farmers iv because of less vary of levels of usage. (3) in the area of research, improved production results can improve the income, while the increase in the cost of purchasing fertilizers and labor costs can lower potato farmer income. The cost of seeds and pesticides in this analysis didn’t imply its influence because the average costs incurred each by farmer is almost the same. (4) the use of the seeds, manure, chemical fertilizers, and pesticides at the prevailing price levels have not been efficient, because its use is still less. The recommendation in this study are: (1) the eforts to improve production can be done with additional of use production factor which are seed, manure, chemical fertilizers, and pesticides as recommended by the potato cultivation technical. The addition of pesticides can be adjusted according to the conditions of the farm; which is the use of pesticides can be used during the excessive pest and disease attack. (2) the use of labor in this analysis didn’t seem to affect the production, so that further research needs to be suggested in separate use labor derived from in family and labor from the outside of family. (3) increased of production results can be increase revenues so that efforts can be done by potato farmers in the area of research that is improving its production by allocating production factors optimally based on input and output price considerations that apply. (4) achievement of efficient level in allocation on the production of seeds, manure, chemical fertilizers, and pesticides in areas of research need to be done the addition of inputs. The use of the optimal input can be done with the addition of 1.101,79 Kg/Ha seed potatoes, 9.482,52 Kg/Ha of manure, 3.737,45 Kg/Ha chemical fertilizers, and pesticide 36,27 Kg/Ha. (5) in the area of research need to be reactivated extension to farmers about cultivating technique of potato with the aim to increase production in order to meet the increasing market demand, so that the potato farmers profits can also be increased.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/284/051406112
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 17 Oct 2014 09:36
Last Modified: 17 Oct 2014 09:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129751
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item