Analisis Pendapatan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani dalam Usahatani Padi (Oryza sativa) Organik Varietas Lokal (Studi Kasus di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang)

Rahmawati, Ratna Muryanis (2014) Analisis Pendapatan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani dalam Usahatani Padi (Oryza sativa) Organik Varietas Lokal (Studi Kasus di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Di Indonesia pada dasarnya dikenal dua jenis varietas padi, yaitu varietas lokal dan varietas unggul. Varietas lokal pada umumnya adaptif lingkungan spesifik dan memiliki gen ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu (Sumarno dan Nani, 2008). Sedangkan varietas unggul menurut Tandisau dan Herniwati (2009) adalah varietas yang diciptakan memiliki daya hasil tinggi yang dapat dicapai apabila kondisi lingkungan menguntungkan.Varietas tersebut sangat responsif terhadap pemberian pupuk dosis tinggi dan disenangi hama-penyakit, sehingga sangat bergantung pada pemberian pupuk dan pestisida. Andoko, 2006 (dalam Susanti, 2008), mengungkapkan bahwa ciri utama pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang relatif masih alami, diikuti dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida organik. Sejak pelepasan padi varietas unggul IR5 dan IR8 pada tahun 1967, ketersediaan varietas lokal secara berangsur-angsur semakin terdesak, yang kemudian diperparah dengan anjuran penanaman varietas unggul pada tahun 1970 hingga 2000-an yang semakin intensif. Padahal varietas lokal pada umumnya memiliki kualitas yang baik dan telah beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lahan dan iklim spesifik di daerah pengembangannya. Erosi genetik tanaman padi akan semakin kritis apabila tidak dilakukan upaya pelestarian varietas lokal yang masih ada, khususnya dalam pertanian organik (Sitaresmi dkk, 2013). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.Desa Sumber Ngepohmerupakan salah satu sentra produksi padi organik di Malang.Terdapat dua jenis varietas padi yang dibudidayakan secara organik di Desa Sumber Ngepoh, yaitu varietas lokal(Mentik Wangi) dan varietas unggul (IR 64). Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi organik antara varietas lokal (Mentik Wangi) dengan varietas unggul (IR 64), dan (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi). Penentuan sampel dilakukan menggunakan metode sensus, yang mana keseluruhan anggota populasi petani padi organik digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu petani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) sebanyak 28 orang dan petani padi organik varietas unggul (IR 64) sebanyak 14 orang. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama penelitian yaitu: 1) analisis usahatani yang terdiri dari analisis biaya, penerimaan, dan pendapatan, kemudian 2) uji beda rata-rata (uji t) dari pendapatan usahatani. Sedangkan untuk menjawab tujuan kedua dari penelitian, metode analisis data yang digunakan adalah uji regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) dan usahatani padi organik varietas unggul (IR 64), diperoleh rata-rata hasil biaya total per Ha dari usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) adalah sebesar Rp 3.908.415 dengan selisih Rp 310.814 lebih rendah dari rata-rata biaya total per Ha usahatani padi organik varietas unggul (IR 64) sebesar Rp 4.219.229. Sedangkan untuk hasil analisis penerimaan dan pendapatan usahatani, diperoleh hasil bahwa rata-rata penerimaan dan pendapatan per Ha usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) lebih tinggi daripada usahatani padi organik varietas unggul (IR 64). Rata-rata penerimaan per Ha usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) adalah Rp 22.748.536 dengan selisih Rp 3.588.536 lebih tinggi daripada rata-rata penerimaan per Ha usahatani padi organik varietas unggul (IR 64) sebesar Rp 19.160.000. Hal tersebut dikarenakan harga jual dan hasil produksi usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) lebih tinggi daripada usahatani padi organik varietas unggul (IR 64). Rata-rata pendapatan per Ha usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) adalah Rp 18.840.121 dengan selisih Rp 4.650.176 lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan per Ha usahatani padi organik varietas unggul (IR 64) sebesar Rp 14.940.771. Dengan demikian, usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) lebih menguntungkan daripada usahatani padi organik varietas unggul (IR 64). Didukung pula dengan hasil analisis uji beda rata-rata (Uji t) pendapatan, yang mana diperoleh thitung sebesar 2,781 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,684 dan signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen (α=0,05), yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara pendapatan usahatani padi organik varietas lokal Mentik Wangi dengan pendapatan usahatani padi organik varietas unggul IR 64. Berdasarkan hasil uji regresi logistik, diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan positif terhadap pengambilan keputusan petani dalam usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) adalah karakteristik inovasi (X1), motivasi (X3), jaminan pasar (X5), dan ketersediaan saprodi (X6). Diantara keempat faktor tersebut terdapat dua faktor dengan tingkat peluang yang sangat tinggi dalam keputusan petani pada usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) berdasarkan nilai Exp (B), yaitu faktor ketersediaan sarana produksi dengan tingkat peluang sebesar 8,120 dan faktor karakteristik inovasi dengan tingkat peluang sebesar 7,376. Sedangkan faktor karakteristik psikologi (X2), lingkungan sosial (X4), dan peran PPL (X7) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani dalam usahatani padi organik varietas lokal (Mentik Wangi) (Y=1) atau padi organik varietas unggul(IR 64) (Y=0). Saran untuk penelitian ini adalah: (1) Bagi petani padi organik sebaiknyamenggunakan varietas lokal (Mentik Wangi)sebagai upaya pelestarian keanekaragaman hayati lokal, peningkatan pendapatan usahatani serta berupaya memenuhi kebutuhan pasar beras organik lokal dan (2) Bagi PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) dan dinas pertanian, sebaiknya lebih meningkatkan keaktifan peranan masing-masing yang berupayauntuk meningkatkan pengetahuan dan minat petani terhadap varietas lokal khususnya dalam pertanian organik. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan usahatani padi organik varietas lokal.

English Abstract

In Indonesia, there are basically two types of rice varieties, namely local varieties and improved varieties. Local varieties are generally adaptive spesific environment and has resistance gene to certain pest and disease (Sumarno and Zuraida, 2008). According to Tandisau and Herniwati (2009), the improved varieties are varieties that created high yield in favorable environmental conditions. These varieties are very responsive to high doses of fertilizer and pest disease, so it depends on the application of fertilizer and pesticides. Andoko, 2006 (in Susanti, 2008), said that the main characteristic of organic farming is using local varieties that relatively still natural followed with using organic fertilizer and pesticides.But, since IR 5 and IR 8 as improved rice varieties had been released in 1967, the availability of local varieties getting recessive, then gradually exacerbated by advice to planting improved varieties in the 1970 to around 2000. Whereas, local varieties generally has good quality and has been good at adapting to many kinds of land and spesific climate in its development area. Genetic erosion of rice crops will be more crititize if nothing preservation effort to keep local varieties exist, particularly in organic farming (Sitaresmi dkk, 2013). Location of this study was selected purposively in Sumber Ngepoh Village, Lawang District, Malang Regency. Sumber NgepohVillageis one of the organic rice production center in Malang. There are two types of organic rice varieties cultivated in Sumber Ngepoh village, that varieties are local varieties (Mentik Wangi) and improved varieties (IR64). The objective of this research are: (1) analyzing the differences of income in local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming andimproved varieties (IR 64) organic rice farming, and (2) analyzing factors affecting farmers in decision making of local varieties organic rice farming (Mentik Wangi). Sample determination is using census method, which all member of organic rice farmer population used as sample. Sample of this research is divided in two kind sample, there are local varieties (Mentik Wangi) organic rice farmers as many as 28 people and improved varieties (IR 64) organic rice farmers as many as 14 people. Analysis data methods that used to answer the first objective of this researchwere: 1) farming costs analysis, which consists of costs, revenues, and income analysis, then 2) different test (t test) of the average income. While the analysis data method that used to answer the second objective of this study was regression logistic test. Based on farming costs analysis of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming and improved varieties (IR 64) organic rice farming, the average of farmingcosts total each Ha is Rp 3.908.415for local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming with difference Rp 310.814less than the average of farmingcosts total each Ha of improved varieties (IR 64) organic rice farming as much as Rp 4.219.229. While, the average of revenue and income farming each Ha showing that revenue and income of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming greater than revenue and income improved varieties (IR 64) organic rice farming. The average revenue of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming each Ha is Rp 22.748.536 with difference Rp 3.588.536 higher than the average revenue of improved varieties (IR 64) organic rice farming each Ha as much as Rp 19.160.000. That is because the selling price and the production of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming greater than improved varieties (IR 64) organic rice farming. The average income of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming each Ha are Rp 18.840.121with difference Rp 4.650.176 greater than improved varieties (IR 64) organic rice farming as much as Rp 14.940.771. Thus, local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming is more profitable than improved varieties (IR 64) organic rice farming. That is also supported by the results of different test (t test) analysis of average income, which tcount 2,781 greater than ttable 1,684 and significant in 95 percent confidence level (α=0,05), so there is significantly difference between the income of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming and the income of improved varieties (IR 64) organic rice farming. Based on regression logistic test, factors that significantly affecting farmers in decision making of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming are innovation characteristics (X1), motivation (X3), market guarantee (X5), and inputs availability (X6). Between the four affecting factors, there are two factors has high probability level in farmers decision making of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming based on Exp (B) value, one is inputs availability factors with probability level as many as 8,120 and innovation characteristics as many as 7,376. While the psychological characteristics (X2), social environment (X4), and the role of agricultural field extension (X7) does not affect significantly in farmers decisionmaking of local varieties (Mentik Wangi) organic rice farming (Y=1) or decision making of improved varieties (IR 64) organic rice farming (Y=0). Suggestions for this study are: (1) organic rice farmers should use local varieties as an effort to preserve local biodiversity, increasefarming income in and to fulfill the demand of local organic rice market, then (2) agricultural field extension and department of agriculture, should improve the activity of respective roles to improve knowledge and interest of farmers in the use of local varieties, especially in organic rice farming. This can be approached by taking into factors that significantly affecting farmers in decision making of local varieties organic rice farming.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/177/051404462
Uncontrolled Keywords: endapatan Usahatani, Pengambilan Keputusan, Padi Organik, Varietas lokal; Farming Income, Decision Making, Organic Rice, Local Variety
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.13 Financial aspects
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 12 Aug 2014 10:33
Last Modified: 12 Dec 2021 16:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129629
[thumbnail of SKRIPSI_RATNA MURYANIS RAHMAWATI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_RATNA MURYANIS RAHMAWATI.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item