Keanekaragaman Jamur Endofit pada Daun Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dengan Sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dan Konvensional di Desa Bayem, Kecamatau Kasembon, Kabupaten Malang

Ariyanto, EkoFamuji (2013) Keanekaragaman Jamur Endofit pada Daun Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dengan Sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dan Konvensional di Desa Bayem, Kecamatau Kasembon, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman padi merupakan komoditas utama bagi masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia sebagian besar makanan pokoknya adalah beras. Sesuai yang diungkapkan oleh Hermanto (2012) bahwa setiap orang di Indonesia mengkonsumsi beras setiap tahun sebesar l39,5 kg/orang/tahun. Teknik budidaya tanaman padi yang diterapkan dikalangan petani diantaranya budidaya padi dengan sistem konvensional dan budidaya padi dengan sistem PHT. Penerapan budidaya tanaman padi dengan sistem PHT mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dalam agroekosistem. Keanekaragaman hayati penting bagi keberlangsungan agroekosistem diantaranya yaitu keanekaragaman mikroorganisme. Keanekaragaman mikroorganisme sangat penting untuk dikaji lebih dalam, salah satunya yaitu keanekaragaman jamur endofit pada daun tanaman padi. Menurut Prihatiningtyas (2006) mikroorganisme yang paling banyak ditemukan yaitu jamur dan mikroorganisme ini mempunyai hubungan simbiosis mutualisme, yaitu sebuah bentuk hubungan yang saling menguntungkan, mikroba endofit dapat memperoleh nutrisi untuk melengkapi siklus hidupnya dari tumbuhan inangnya, sebaliknya tumbuhan inang memperoleh proteksi terhadap patogen tumbuhan dari senyawa yang dihasilkan mikroba endofit. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Tempat pengambilan contoh daun tanaman padi dari lahan padi dengan sistem PHT dan konvensional yang berjarak kurang lebih 1 km di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Waktu pelaksanaan dimulai bulan Mei sampai dengan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei, eksplorasi dan komparasi. Survei dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada petani yang menerapkan sistem budidaya tanaman padi secata PHT dan konvensional. Eksplorasi jamur endofit dilakukan dengan pengambilan contoh daun tanaman padi di lahan PHT dan konvensional yang dilakukan sebanyak 3 kali, kemudian dilanjutkan dengan isolasi, purifikasi dan identifikasi jamur endofit. Setelah itu data hasil pengamatan proses budidaya tanaman padi dan jamur endofit dari lahan PHT dan konvensional dibandingkan secara deskriptif. Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu indeks keanekaragaman, indeks dominasi dan hasil panen tanaman padi. Hasil wawancara dengan petani diperoleh data terdapat perbedaan proses budidaya tanaman padi di lahan PHT dan konvensional yaitu pada proses pengairan, pembibitan, pemupukan, jarak tanam, penggunaan pestisida, pengamatan OPT dan hasil panen sedangkan terdapat persamaan yaitu pada proses pengelolaan tanah, varietas benih padi, penyiangan gulma dan pola tanam. Di lahan PHT diperoleh jamur yang berperan sebagai endofit dan saprofit adalah jamur Aspergillus sp., Penicillium sp., Nigrospora sp., Trichoderma sp., Alternaria sp., Curvularia sp. dan Fusarium sp. sedangkan jamur yang berperan sebagai saprofit yaitu jamur Mucor sp., Mastigosporium sp. dan jamur Monosporium sp. Dari jamur-jamur yang diperoleh di lahan PHT terdapat 5 macam jamur yang hanya ditemukan di lahan PHT yaitu jamur Mucor sp., Mastigosporium sp., Alternaria sp., Fusarium sp. dan Monosporium sp. Di lahan konvensional diperoleh jamur yang berperan sebagai endofit dan saprofit yaitu jamur Aspergillus sp., Nigrospora sp., Curvularia sp., Trichoderma sp., Acremonium sp., dan Penicillium sp. sedangkan jamur yang berperan sebagai saprofit dan hanya terdapat di lahan konvensional yaitu jamur Verticillium sp. Indeks keanekaragaman jamur endofit di lahan PHT yaitu 4, termasuk dalam kategori tinggi sedangkan di lahan konvensional 3, termasuk dalam kategori sedang, nilai indeks dominasi jamur endofit di lahan PHT 0,001010101 sedangkan di lahan konvensional mencapai 0,024193548. Hasil panen gabah kering tanaman padi di lahan PHT lebih tinggi yaitu 45 kw dengan luas lahan 4.000 1112, panen ubinan 1,12 kg/ m2 sedangkan di lahan konvensional 13, 30 kw dengan 1uas lahan 1.600 m2. panen ubinan 0,83kg/ m2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses budidaya tanaman padi mempengaruhi tingkat keanekaragaman jamur endofit yaitu keanekaragaman jamur endofit dari daun tanaman padi di lahan PHT lebih tinggi daripada di lahan konvensional.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2013/80/051305506
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 23 Jul 2013 10:51
Last Modified: 19 Oct 2021 08:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129524
[thumbnail of SKRIPSI_EKO_FAMUJI_ARIYANTO_BAB_1_SAMPAI_5.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_EKO_FAMUJI_ARIYANTO_BAB_1_SAMPAI_5.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item