Analisis Resiko Usaha pada Pemasaran Produk Buah dan Sayuran Segar (Kasus Sistem Pemasaran Kontrak dan Non-Kontrak PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, Kota Batu, Jawa Timur).

Fandi, AnnaFadhila (2013) Analisis Resiko Usaha pada Pemasaran Produk Buah dan Sayuran Segar (Kasus Sistem Pemasaran Kontrak dan Non-Kontrak PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, Kota Batu, Jawa Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Di Indonesia, buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan, bahkan di setiap daerah memiliki buah atau sayur sebagai ciri khasnya. Salah satu perusahaan yang memasarkan buah dan sayur segar di Jawa Timur adalah PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yang terletak di kota Batu. Pemasaran produk buah dan sayur segar PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa telah menjangkau ke berbagai daerah, yang menandakan pemasaran perusahaan ini berjalan dengan baik. Meski demikian, PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa masih belum melakukan pengukuran resiko pada kegiatan pemasarannya tersebut. Manajemen resiko yang baik dapat membantu perusahaan meminimalisir biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Analisis resiko dapat membantu manajemen untuk memutuskan apakah resiko yang dihadapi perusahaan akan dihindari atau diambil. Dengan demikian, penelitian mengenai analisis resiko usaha pada pemasaran produk buah dan sayuran segar di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa dirasa penting untuk dilakukan, yaitu untuk melihat seberapa besar resiko yang sebenarnya dihadapi perusahaan sehingga resiko yang ada dapat ditekan/diminimalisir. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan daya saing sehingga profit perusahaan meningkat, karena dengan memperkecil resiko pada bidang pemasaran menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan keuntungan yang didapat perusahaan dan menciptakan image yang baik di mata masyarakat. Penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Kusuma Agrowisata yang berlokasi di Jl. Abdul Gani Atas, Batu, Jawa Timur, pada bulan November 2012. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko usaha pada pemasaran produk buah dan sayur segar dan menganalisis tingkat resiko usaha pada pemasaran buah dan sayur antara sistem kontrak dan non-kontrak di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk memaparkan keadaan umum perusahaan, mendeskripsikan faktor-faktor resiko usaha pada penjualan, harga dan keuntungan, serta untuk memaparkan besarnya tingkat resiko pada kedua sistem pemasaran. Selain itu dilakukan pula analisis tingkat resiko, yang digunakan untuk melihat besar atau nilai resiko pada usaha pemasaran yang dilakukan baik pada tingkat penjualan, harga, dan keuntungan dengan mengukur nilai tengah (E), standar deviasi (V), koefisien variasi (CV), dan batas bawah pendapatan (L). Hasil penelitian menunjukkan dari 10 faktor resiko pemasaran yang ditanyakan melalui kuesioner, terdapat 3 faktor resiko yang tidak menjadi gangguan pada jalannya pemasaran produk buah dan sayur di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, yaitu pemalsuan, merek, dan kebijakan pemerintah. Serta terdapat 7 faktor resiko yang mengganggu jalannya pemasaran di perusahaan, yaitu faktor perubahan permintaan, persaingan, pelanggan, distribusi, performance/kualitas produk, produk baru, dan promosi. Tiga diantara tujuh faktor resiko tersebut merupakan faktor yang paling menjadi ancaman terhadap jalannya pemasaran karena menyebabkan ketidakstabilan harga serta penurunan pada penjualan dan keuntungan, yaitu faktor perubahan permintaan, persaingan, dan pelanggan. Hasil analisis tingkat resiko menunjukkan kedua sistem pemasaran, yaitu sistem kontrak dan non-kontrak, yang diterapkan PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa memiliki tingkat resiko yang rendah. Pemasaran dengan sistem kontrak dan non-kontrak memiliki nilai resiko yang rendah atau dibawah 0,5, yang masing-masing sebesar 0,22 dan 0,16. Dari hasil perhitungan, didapat nilai koefisien variasi pada penjualan untuk produk budidaya sebesar 0,27; dan produk kulak/mitra sebesar 0,16. Sedangkan dari tingkat keuntungan didapatkan nilai koefisien variasi untuk produk budidaya sebesar 0,22; kulak/mitra 0,27. Hal tersebut memberi arti bahwa dalam pemasaran sistem kontrak, produk yang dihasilkan dari budidaya sendiri memiliki resiko penjualan yang lebih tinggi dan resiko keuntungan yang lebih rendah dibandingkan produk yang didapat dari kulak/mitra. Produk budidaya terdiri dari produk organik dan hidroponik. Produk organik memiliki koefisien variasi penjualan sebesar 0,69 dan keuntungan sebesar 0,35. Sementara koefisien variasi pada penjualan produk hidroponik adalah 0,16 dan keuntungan sebesar 0,19. Tingkat resiko penjualan dan keuntungan produk organik lebih tinggi daripada produk hidroponik. Sebaliknya produk hidroponik memiliki tingkat resiko penjualan dan keuntungan yang lebih rendah daripada produk organik. Dilihat dari segi harga, baik pada harga input dan harga output, produk kulak memiliki jumlah produk dengan tingkat resiko harga tinggi lebih banyak daripada produk budidaya. Pada harga input, terdapat 8 item produk yang memiliki tingkat resiko harga tinggi, sementara pada harga output ada 6 produk. Sementara produk budidaya baik pada produk organik dan hidroponik masing-masing hanya ada 1 item produk dengan tingkat resiko tinggi pada harga input ataupun outputnya. Dari penelitian ini disarankan agar perusahaan memperhatikan lebih seksama 3 faktor resiko usaha yang paling menjadi ancaman di perusahaan, yaitu faktor persaingan, permintaan, dan konsumen. Ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prioritas dalam meminimalisir resiko sehingga nantinya perusahaan dapat terus bertahan dan keuntungan yang didapat perusahaan bisa semakin tinggi. Kedua sistem pemasaran, baik itu sistem kontrak dan non-kontrak, tetap dapat dijalankan bersama, karena keduanya memiliki resiko yang rendah terhadap perusahaan. Dari budidaya yang dilakukan perusahaan, perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap produk organik karena diketahui tingkat resiko penjualan yang sangat tinggi namun dibalik itu memiliki keuntungan yang juga tinggi. Perusahaan dapat mengoptimalkan produk organik dengan memperhatikan jenis produk organik yang disukai konsumen, teknis budidaya, maupun syarat tumbuhnya.

English Abstract

In Indonesia, the fruit and vegetables is a food that is very easy to obtain, even in each region has a fruit or vegetable as his trademark. One of the companies who market fresh fruits and vegetables in East Java is PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa located in the town of Batu. Marketing of fresh fruits and vegetables PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa has reached out to various regions, which indicates the companys marketing is going well. However, PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa still measuring the risks in its marketing activities. Good risk management can help companies minimize the costs to be incurred. Risk analysis can help management to decide whether the risks faced by the company will be avoided or taken. Thus, research on risk analysis efforts on the marketing of fresh fruit and vegetable products in the PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa was important to do, is to see how big the actual risks faced by the company so that there is the risk that can be reduced / minimized. Given this research is expected to help enterprises to improve competitiveness so that corporate profits increased, due to reduce risk in the field of marketing to be one way to increase the benefits the company and create a good image in the public eye. Research done intentionally (purposive) in Kusuma Agro located in Jl. Abdul Gani Up, Batu, East Java, in November 2012. The objectives of this research was to identify risk factors in the business of marketing of fresh fruits and vegetables and analyze the level of business risk in the marketing system of fruits and vegetables between contract and non-contract at PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa. The method used is descriptive analysis, which is to describe the general state of the company, describing the business risk factors on sales, prices and profits, as well as to describe the level of risk in both marketing systems. Moreover conducted an analysis of the level of risk, which is used to look big or value risk on marketing efforts that do well on the level of sales, prices, and profits by measuring the mean (E), standard deviation (V), the coefficient of variation (CV), income and lower limit (L). The results showed 10 risk factors were asked via questionnaire marketing, there are three risk factors that are not to be impaired in the course of marketing fruit and vegetable products in the PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, namely counterfeiting, brand, and government policies. And there are 7 risk factors that disrupt the companys marketing, the factor changes in demand, competition, customers, distribution, performance / quality product, new products, and promotions. Three of the seven risk factors are factors that are most threatening to the marketing road because they cause price volatility and a decline in sales and profits, the factor changes in demand, competition, and customers. Results of analysis indicate the level of risk both marketing systems, ie systems contract and non-contract, which applied PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa have a low level of risk. Marketing system and non-contract contract has a low risk value or below 0.5, respectively of 0.22 and 0.16. From the calculation results, obtained on the sale value of the coefficient of variation of 0.27 for aquaculture products, and products kulak / partner by 0.16. While the level of profits obtained from the coefficient of variation values of 0.22 for aquaculture products; kulak / 0.27 partners. It gives the sense that the marketing contract system, the products of cultivation itself has a risk of higher sales and profits lower risk than products derived from kulak / partners. Aquaculture products consist of organic and hydroponic products. Organic products have a coefficient of variation of sales and profits by 0.69 by 0.35. While the coefficient of variation on product sales and profit hydroponics is 0.16 by 0.19. Level of risk and profit sales of organic products is higher than hydroponic products. Instead hydroponic products have high levels of sales and profit risk lower than organic products. In terms of price, both input prices and output prices, products kulak range of products with a level of risk higher prices more than the product of cultivation. On input prices, there are 8 items and products that have a high level of price risk, while the output prices there are 6 products. While the cultivation of good products on organic and hydroponic products each item there is only 1 product with a high level of risk on the prices of inputs or outputs. Of this study suggested that companies more closely observe 3 business risk factors most be a threat in the company, namely the competition factor, demand, and consumers. Three factors can be prioritized in the future to minimize the risk that the company can continue to survive and the benefits the company could be higher. Both marketing systems, both contractual and non-system contract, still can be run together, because both have a low risk to the company. Of cultivation by the company, the review needs to be done to determine the level of organic products due to the risk of very high sales but behind it has the advantage that is also high. Companies can optimize with respect to the type of organic product organic products are preferred by consumers, cultivation techniques, and growth conditions.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2013/216/051308267
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 14 Nov 2013 09:33
Last Modified: 20 Oct 2021 05:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129331
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (12MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item