Susanti, RrReniSeptianitaDwi (2013) Dampak Kebijakan Tarif Impor Terhadap Penawaran dan Permintaan Gula di Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tarif adalah suatu pajak yang dikenakan pada barang-barang yang diimpor oleh suatu negara. Dengan mekanisme tarif, pemerintah dapat melakukan upaya melindungi industri dalam negeri dengan cara menaikkan ataupun menurunkan beban pungutan atas barang-barang modal ataupun bahan baku/penolong yang diimpor. Tarif impor gula yang berlaku saat ini adalah Rp 790,- per kg untuk gula rafinasi dan untuk gula mentah sebesar Rp 550,- per kg. Kebijakan melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 600/PMK.010/2004 berlaku mulai 1 Januari 2005 sampai tahun saat ini. Pemberlakuan tarif impor diharapkan dapat menekan masuknya gula impor ke pasar dalam negeri. Selain itu, pemberlakuan tarif impor dapat meningkatkan penawaran gula dalam negeri sehingga dapat menurunkan jumlah impor gula. Ketergantungan secara terus menerus terhadap impor gula akan merugikan posisi ekonomi Indonesia. Tingginya volume impor juga secara langsung akan berpengaruh terhadap turunnya harga gula dalam negeri. Sesuai dengan konsep permintaan dan penawaran bahwa jika semakin banyak jumlah impor maka harga gula domestik semakin turun. Kondisi ini dikhawatirkan akan mempengaruhi petani untuk mengurangi bahkan menghentikan produksi tebu dan akan beralih untuk melakukan budidaya komoditas lain yang mempunyai keuntungan lebih besar. Adapun perumusan masalah sebagai berikut : (1) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran dan permintaan gula di Indonesia. (2) Bagaimanakah dampak kebijakan tarif impor terhadap penawaran gula di Indonesia. (3) Bagaimanakah dampak kebijakan tarif impor terhadap permintaan gula di Indonesia. Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan peneliatian adalah sebagai berikut : (1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan gula di Indonesia. (2) Menganalisis dampak kebijakan tarif impor terhadap penawaran gula di Indonesia. (3) Menganalisis dampak kebijakan tarif impor terhadap permintaan gula di Indonesia. Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah harga gula, luas areal tebu, harga pupuk, harga teh dan tingkat tarif tahun sebelumnya sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga gula, populasi, pendapatan dan tingkat tarif. (2) Penerapan kebijakan tarif berdampak positif terhadap penawaran gula di Indonesia. (3) Penerapan kebijakan tarif berdampak negatif terhadap permintaan gula di Indonesia. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi gula yang cukup tinggi tetapi penawarannya belum dapat memenuhi seluruh permintaan gula sehingga Indonesia menjadi negara pengimpor terbesar kedua di dunia. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linier berganda dengan melakukan simulasi historis untuk mengetahui dampak penerapan kebijakan tarif impor pada tahun 1989-2012 terhadap penawaran dan permintaan gula di Indonesia dengan tiga alternatif tingkat tarif proteksi yaitu Rp 300,- per kg, Rp 650,- per kg dan Rp 1.000,- per kg. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah harga gula, luas areal tebu, harga pupuk, dan tingkat tarif tahun sebelumnya sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga gula, populasi, dan tingkat tarif. Penerapan kebijakan tarif impor berdampak positif terhadap penawaran gula di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa pemberlakuan tarif bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri sehingga dengan adanya tarif maka produsen akan terpacu untuk meningkatkan penawarannya. Sedangkan penerapan kebijakan proteksi tarif impor berdampak negatif terhadap permintaan gula di Indonesia. Hal ini diduga karena dengan pemberlakuan tarif, maka harga gula yang ditawarkan semakin meningkat sehingga konsumen cenderung untuk mengurangi konsumsi gula. Dari kegiatan penelitian ini, saran yang diajukan adalah : (1) Pemerintah sebaiknya tetap mempertahankan kebijakan tarif impor gula sebesar Rp 550,- per kg untuk gula mentah dan Rp 790,- per kg untuk gula putih karena dengan pemberlakuan kebijakan tersebut akan meningkatkan penawaran gula dalam negeri. Selain itu, pemberlakuan kebijakan tarif tersebut bertujuan untuk melindungi petani tebu dan produsen gula dalam negeri. (2) Pemerintah sebaiknya dapat menetapkan suatu tingkat tarif impor gula secara tepat dan akurat karena penetapan tarif tidak hanya berdampak pada petani tebu dan produsen gula, tetapi berdampak juga pada konsumen. Semakin tinggi tingkat tarif yang berlaku, maka permintaan gula akan semakin menurun. (3) Selain memberlakukan kebijakan tarif, pemerintah sebaiknya menunjang dengan kebijakan non tarif melalui kebijakan-kebijakan terkait. Kebijakan tersebut dapat berupa pengaturan dan pengawasan terhadap tata niaga gula, pembatasan impor gula, dan penetapan harga lelang gula. (4) Pemerintah sebaiknya memperbaiki sistem pergulaan Indonesia baik dari sisi on farm maupun off farm sehingga penawaran Indonesia meningkat dan mampu mencapai swasembada gula 2014. Dari sisi off farm, pemerintah dapat melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian sedangkan dari sisi on farm, pemerintah perlu melakukan pembaharuan pada sistem manajemen industri gula di Indonesia. (5) Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai dampak tarif terhadap kondisi ekonomi gula Indonesia yaitu meliputi estimasi perubahan permintaan dan penawaran, estimasi dampak tarif, estimasi perubahan pendapatan serta dampak tarif dari sisi pemerintah
English Abstract
Tariff is a tax applied to goods which are imported by a country. With the tariff mechanism, the government can make an effort to protect domestic industries by rising or lowering the burden of levies on capital goods or raw materials / auxiliary imported. Tariff of import Sugar in force today is Rp 790, - per kg for refined sugar and raw sugar are amounted to Rp 550, - per kg. Policy through the Regulation of the Minister of Finance 600/PMK.010/2004 has applied since January 1st, 2005 until today. Import tariffs are expected to reduce the entry of imports sugar into the domestic market. Moreover, import tariffs can increase the supply of sugar in the country so as to reduce the amount of imported sugar. The dependence continously on imported sugar will adverse Indonesias economic position. The high volume of imports will also directly affect the decline in domestic sugar prices. According with the concept of supply and demand that if the greater number of imports that domestic sugar prices further down, this condition will negatively affect farmers to reduce or even stop the production of sugarcane and it will switch to the cultivation of other commodities that have a greater advantage. The problem of research are : (1) What is the factors that affect the supply and demand of sugar in Indonesia. (2) What is the impact of import tariff policies on the supply of sugar in Indonesia. (3) What is the impact of import tariff policies on the demand of sugar in Indonesia. Based on the above formulation of the problem, then research goals are: (1) To analyze the factors that affect the supply and demand of sugar in Indonesia. (2) To analyze the impact of import tariff policy to the sugar supply in Indonesia. (3) To analyze the impact of import tariff policy to the sugar demand in Indonesia. The hypothesis are : (1) Factors that affect the supply are the price of sugar, the total area of sugar cane, fertilizer prices, the price of tea and the level of previous years tariff while the factors affecting demand are the price of sugar, population, income and level of tariff. (2) The application of import tariff policies have a positive impact on sugar offers in Indonesia. (3) The application of import tariff policies have a negative impact on demand for sugar in Indonesia. Method of determining the location of the research was done in Indonesia because of the sugar consumption is high but the supply has not been able to face the entire demand of sugar so Indonesia become the second largest importer in the world. Data analysis method using multiple linear regression and also using historical simulations to determine the impact of import tariff policy in 1989-2012 to supply and demand of sugar in Indonesia with three alternative levels of tariffs of Rp 300, - per kg, Rp 650, - per kg and Rp 1.000, - per kg. The analysis showed that the factors that affect the supply are the price of sugar, the total area of sugar cane, fertilizer prices, and the level of previous year tariff, while the factors affecting demand are the price of sugar, population, and level of tariff. Application of import tariff have a positive impact on sugar supply in Indonesia. This is consistent to the theory that aims tariffs to protect domestic industries so that with the tariff then manufacturers will be encouraged to increase their supply. While the application of the import tariff policies have a negative impact on demand for sugar in Indonesia. This is presumably due to the application of tariff; the price of sugar on offer has increased so consumers tend to reduce sugar consumption. From this research, the suggestions are: (1) The government should keep sugar import tariff of Rp 550, - per kg for raw sugar and Rp 790, - per kg for white sugar due to the implementation of these policies will increase the supply of sugar in the country. In addition, the implementation of the tariff policy aims to protect the sugarcane farmers and sugar producers in the country. (2) The government should be able to set up a sugar import tariff levels precisely and accurately as tariff setting not only affects the cane farmers and sugar producers, but also has an impact on consumers. (3) In addition to imposing the tariff policy, the government should support the non-tariff policy through related policies. The policy may include the regulation and supervision of the sugar trade system, restrictions on the import of sugar, and sugar auction pricing. (4) The government should improve the system of Indonesian sugar industry both in terms of on-farm and off-farm so that Indonesia offers improved and were able to achieve self-sufficiency by 2014. In terms of off farm, the government can do agricultural intensification and extensification while the on-farm, the government needs to reform the management system of the sugar industry in Indonesia. (5) Further research should be conducted on the impact of tariff import on sugar Indonesian economic conditions which include changes in supply and demand estimates, the estimated impact of the tariff, the estimated impact of changes in income and tariff from the government side.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2013/202/051308069 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Hasbi |
| Date Deposited: | 15 Nov 2013 09:23 |
| Last Modified: | 20 Oct 2021 05:39 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129318 |
Preview |
Text
BAB_II.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_III.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_VI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_V.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
cover.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar_Isi.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Lampiran.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar_Pustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Kata_Pengantar.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Ringkasan.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |