Javandira, Cokorda (2012) Pengendalian Penyakit Busuk Lunak Umbi Kentang (Erwinia carotovora) dengan Memanfaatkan Agens Hayati Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura potensial dan mempunyai arti penting dalam perekonomian Indonesia. Salah satu kendala produksi kentang adalah serangan penyakit busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora subs carotovora (syn. Pectobacterium carotovorum) sehingga perlu dikendalikan. Salah satu pengendalian alternatif yaitu menggunakan agens hayati bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bakteri B. subtilis dan P. fluorescens dalam mengendalikan penyakit busuk lunak pada umbi kentang (E. carotovora). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mulai bulan Mei 2011 – Februari 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 17 perlakuan. Terdapat 2 eksperimen yaitu uji antagonisme pada cawan petri menggunakan metode pengkabutan (spray) dengan pengamatan selama 2 hari kemudian variabel pengamatan yaitu diameter zona bening yang dihasilkan oleh agens hayati dan eksperimen kedua uji antogisme pada umbi kentang menggunakan metode inokulasi dengan pengamatan selama 7 hari kemudian variabel pengamatan yaitu massa busuk pada jaringan umbi kentang. Seluruh data dianalisa dengan analisis ragam dan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5%, kemudian penyajian data dilakukan secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati B. subtilis dan P. fluorescens maupun gabungan dari keduanya (P3 sampai P17) menunjukkan potensi menghambat pertumbuhan patogen E. carotovora dengan menghasilkan zona bening. Agens hayati memberikan pengaruh yang hampir sama jika dibanding dengan bakterisida Agrept (P2). Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa pada perlakuan ke-11 dan perlakuan ke-14 menunjukkan zona bening yang lebih luas dibanding dengan perlakuan bakterisida Agrept (P2). Perlakuan ke-11 merupakan bakteri agens hayati B. subtilis (109 cfu/ml) dan bakteri agens hayati P. fluorescens (105 cfu/ml), sedangkan perlakuan ke-14 merupakan bakteri agens hayati B. subtilis (107 cfu/ml) dan bakteri agens hayati P. fluorescens (105 cfu/ml). Demikian juga dengan hasil pengujian massa busuk pada jaringan umbi kentang, semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam menghambat massa busuk pada umbi kentang yang dihasilkan oleh patogen E. carotovora.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2012/88/051202177 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 14 Sep 2012 14:46 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 14:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129198 |
Preview |
Text
Skripsi_Cokorda_Javandira_0810480023.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |