Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Produk Teh Hitam Pada Pt. Perkebunan Nusantara Xii (Persero) Kebun Wonosari Malang

Fradina, AnnisaErin (2012) Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Produk Teh Hitam Pada Pt. Perkebunan Nusantara Xii (Persero) Kebun Wonosari Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti memerlukan persediaan barang jadi. Persediaan barang jadi harus ada dalam perusahaan untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan agar dapat terus memenuhi permintaan konsumen sesuai kuantitas, kualitas dan waktu yang diminta Peran perencanaan dan pengendalian persediaan produk teh hitam adalah sebagai salah satu faktor yang mendukung kontinuitas ekspor. Penerapan perencanaan dan pengendalian yang kurang baik akan menimbulkan permasalahan terutama terganggunya kegiatan ekspor dan kerugian bagi perusahaan karena kelebihan persediaan (overstock ) menyebabkan biaya persediaan menjadi besar dan menurunnya kualitas teh hitam. Kenyataannya persediaan teh hitam di gudang Kebun Wonosari masih terlalu besar karena perusahaan memproduksi teh setiap hari sedangkan permintaan teh dari PTPN XII yang berkantor pusat di Surabaya hanya seminggu sekali atau terkadang 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Hal tersebut akan menyebabkan banyak produk yang tertumpuk di gudang dan kualitas teh bisa menurun. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis peramalan permintaan teh hitam. (2) Menganalisis persediaan rata-rata. (3) Menganalisis persediaan maksimum. (4) Menganalisis Reorder point. (5) Menganalisis Q optimal. (6) Menganalisis N optimal. (7) Menganalisis total biaya minimal persediaan. Hasil peramalan permintaan tahun 2012 menggunakan metode ARIMA seasonal (SARIMA) adalah 215.185 kg. Hasil tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan permintaan teh hitam pada tahun 2010 dan 2011. Hasil peramalan permintaan tersebut digunakan untuk menghitung Reorder point, Q optimal, N optimal, dan total biaya minimal persediaan. Berdasarkan hasil analisis persediaan maksimum, persediaan paling banyak yang harus ada di dalam gudang pada tahun 2012 adalah 122 kg/produksi. Jika terdapat persediaan teh hitam yang bahkan lebih dari itu, maka gudang akan mengalami kelebihan persediaan. Hasil perhitungan persediaan rata-rata tahun 2012 adalah 61 kg/produksi. Persediaan rata-rata sebesar 61 kg/produksi berarti bahwa setiap berproduksi, perusahaan setidaknya harus memiliki persediaan teh hitam sebanyak 61 kg. Dalam perhitungan penelitian ini reorder point dilakukan dengan lead time 1.5 hari. Hal ini berarti waktu tunggu Kebun Wonosari untuk melakukan produksi kembali adalah 1,5 hari. Selain lead time diperlukan pula data ramalan permintaan teh hitam selama satu tahun yaitu sebesar 210.923 kg dan hari beroperasi Kebun Wonosari selama satu tahun adalah 311 hari. Hasil perhitungan reorder point teh hitam tahun 2012 adalah 1.017 kg. Nilai reorder point di atas berarti bahwa Kebun Wonosari harus melakukan produksi kembali jika persediaan teh hitam di gudang sudah mencapai 1.017 kg. Setiap 1,5 hari sekali Kebun Wonosari harus melakukan produksi kembali. Berdasarkan perhitungan Q optimal untuk tahun 2012, teh hitam yang harus diproduksi oleh Kebun Wonosari agar produksinya optimal adalah sebesar 935 kg/produksi. Angka tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah produksi yang selama ini telah dilakukan oleh Kebun Wonosari. N optimal hasil perhitungan adalah 225 kali/tahun, angka ini sangat berbeda jauh dengan jumlah berproduksi yang selama ini dilakukan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena produksi sebanyak 622 kali menyebabkan overstock di gudang, sehingga dengan adanya perhitungan N optimal sebesar 225 kali dalam setahun perusahaan tidak perlu lagi memproduksi teh hitam setiap hari dan biaya set-up (biaya persiapan produksi) dapat ditekan. Seluruh tujuan penelitian di atas menggunakan teori dan metode yang biasa digunakan untuk perusahaan industri dimana bahan bakunya bukan produk pertanian, padahal Kebun Wonosari merupakan perusahaan agroindustri yang berbahan baku pertanian. Teh hitam hasil produksi Kebun Wonosari merupakan bahan baku utama dalam proses produksi dimana teh hitam merupakan produk musiman yang tergantung oleh iklim, rentan rusak, dan layu. Sehingga tujuan-tujuan tersebut belum cocok jika diterapkan pada Kebun Wonosari. Saran dari penelitian ini adalah: (1) Diperlukan pengendalian terhadap tenaga kerja pemetik dan penggiling sehingga kualitas teh hitam dapat lebih baik dan permintaan teh hitam akan terus bertambah. Pihak Kebun Wonosari perlu mengontrol tenaga kerja pemetik agar daun teh hitam yang dipetik merupakan daun teh hitam yang sesuai dengan standar pemetikan yaitu tiga daun pucuk teratas. Daun teh hitam yang dimasukkan ke dalam mesin penggilingan harus daun teh yang sesuai standar yaitu tiga daun pucuk teratas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Kotoran-kotoran seperti rumput liar, daun-daun tua, dan dedaunan dari tumbuhan lain tidak boleh masuk ke dalam mesin penggilingan. (2) Kebun Wonosari perlu melakukan inovasi terutama pada produk hilir teh hitam sehingga akan selalu dijadikan teh utama dalam perdagangan teh dunia. Kebun Wonosari selama ini masih memproduksi dan mengekspor produk hulu (teh hitam curah) sehingga permintaannya pun semakin menurun padahal, jenis teh yang semakin banyak diminati oleh konsumen di dunia adalah teh hitam dalam bentuk produk hilir seperti teh hitam kemasan, teh celup, dll. (3) Analisis Q optimal belum tepat jika diterapkan untuk perusahaan industri yang bahan baku utamanya adalah produk pertanian, dimana bahan baku untuk proses produksi merupakan produk pertanian yang harus dipanen setiap hari dan jika tidak dipanen justru akan merusak bahan baku tersebut. Sehingga diperlukan pengembangan alat analisis untuk perhitungan jumlah produksi optimal pada perusahaan pertanian dimana bahan bakunya merupakan produk pertanian. (4) Kebun Wonosari perlu meningkatkan pemeliharaan kebunnya, salah satu cara adalah dengan menggunakan gunting atau mesin petik. Selain dapat mengurangi biaya upah buruh petik, penggunaan gunting dan mesin petik dapat meningkatkan kapasitas pemetik dua kali lipat dibandingkan cara manual dan dapat memacu pertumbuhan pucuk.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/239/051203960
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 01 Nov 2012 14:45
Last Modified: 21 Oct 2021 06:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129035
[thumbnail of Skripsi.pdf]
Preview
Text
Skripsi.pdf

Download (8MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item