Upaya Peningkatan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) dengan Perlakuan Tinggi Guludan dan Selang Waktu Pembalikan Batang

Irani, Aruna (2011) Upaya Peningkatan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) dengan Perlakuan Tinggi Guludan dan Selang Waktu Pembalikan Batang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perhatian ubi jalar sebagai komoditi pangan di Indonesia belum setaraf dengan padi atau jagung. Padahal potensi ekonomis dan sosial umbi ubi jalar cukup tinggi antara lain sebagai bahan pangan alternatif pada masa mendatang, pakan ternak, dan bahan baku industri. Hal tersebut juga terkait bahwa bila dilihat dari potensi hasilnya tanaman ubi jalar mampu menghasilkan 30-35 ton umbi ha -1 , sedangkan hasil di tingkat petani hanya berkisar antara 9-10 ton ha -1 (Anonymous, 2010). Oleh karena itu, maka produktivitas tanaman ubi jalar perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan produksi tanaman ubi jalar diantaranya melalui pengolahan tanah sebagai media tempat tumbuhnya akar dan umbi. Pengaturan guludan berdasarkan ukuran erat kaitannya dengan ruang tumbuh dan kemungkinan umbi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, misalnya guludan yang lebih rendah ruang tumbuh umbi juga semakin kecil. Untuk menghindari terbentuknya akar dan umbi pada tempat yang tidak dihendaki, batang yang menjalar harus sering diangkat dan dibalik. Pada waktu tanaman ubi jalar berumur 20-40 hari setelah tanam akan mengalami pertumbuhan tajuk dengan pembentukan luas daun besar dan inisiasi perkembangan umbi. Melihat kondisi ini tentunya ruas batang yang menempel pada permukaan tanah semakin banyak dan umbi sekunder akan lebih sering terbentuk apabila tidak dibuat guludan. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah Untuk mengetahui selang waktu pembalikan batang yang tepat dengan tinggi guludan yang berbeda sehingga dapat memperoleh produksi ubi jalar yang tinggi. Hipotesis yang diajukan ialah (1) Perlakuan peninggian guludan akan mengurangi selang waktu pembalikan batang, (2) Dengan tinggi guludan yang tepat akan meningkatkan hasil tanaman ubi jalar, (3) Lebih panjangnya selang waktu pembalikan batang dapat menyebabkan terjadinya penurunan hasil umbi. Penelitian lapang dilaksanakan di desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu sejak bulan Oktober 2010 hingga bulan Januari 2011. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah timbangan analitik, meteran, jangka sorong, oven, Leaf Area Meter (LAM) dan kamera. Bahan tanam yang digunakan ialah stek pucuk tanaman ubi jalar varietas Beta 2. Pupuk yang digunakan ialah Urea (46% N) 100 kg ha -1 , SP-18 (18% P 2 O 5 ) 50 kg ha -1 , KCl (60% K 2 O) 100 kg ha -1 . Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan mempergunakan 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor Pertama, Tinggi guludan (T) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: Tanpa guludan (T 0 ), Guludan dengan tinggi 15 cm (T 1 ), Guludan dengan tinggi 30 cm (T 2 ) dan Guludan dengan tinggi 45 cm (T 3 ). Faktor Kedua, Selang waktu pembalikan batang (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: Pembalikan batang setiap 7 hari (P 1 ), Pembalikan batang setiap 14 hari (P 2 ) dan Pembalikan batang setiap 28 hari (P 3 ). Pengamatan dilakukan secara destruktif untuk setiap kombinasi perlakuan dengan mengambil 2 tanaman contoh yang dilakukan pada hari ke 28, 42, 56, 70, 84 dan 6 tanaman contoh saat panen. Pengamatan parameter pertumbuhan meliputi panjang sulur, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman dan laju pertumbuhan relatif (LPR). Pengamatan parameter hasil meliputi jumlah umbi/tanaman, bobot segar umbi/tanaman, bobot segar umbi ekonomis, diameter umbi, panjang umbi, kadar gula dan hasil panen ton ha -1 . Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf nyata 5%. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan, dilakukan uji perbandingan dengan menggunakan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, interaksi antara perlakuan tinggi guludan dan selang waktu pembalikan batang hanya terjadi pada komponen pertumbuhan tanaman ubi jalar pada hari ke 56 dan 70. Hasil tanaman ubi jalar yang tertinggi didapat pada tanaman dengan tinggi guludan 15 cm dengan bobot segar umbi 1204.05 gram per tanaman atau hasil panen 58.483 ton ha -1 . Lebih panjangnya selang waktu pembalikan batang tidak selalu menyebabkan terjadinya penurunan hasil umbi.

English Abstract

Sweet potato as a food source has not yet get pay attention as much as rice and corn. Economically and socially, the crop high potential to be used as a source of food altenative. However, the yield of sweet potato produced by farmer is still low, around 9-10 ton ha -1 , yet the productivity of the crop could reach 30-35 ton ha -1 . One of strategies might be used to increase sweet potato yield is by elevating of ridge planting and interval of stem inversion. The strategies might be useful to provide good media for tuber to grow and develop and minimize the growth of secondary roots. The objectives of the study was to investigate the effect of elevating ridge planting and interval of stem inversion on growth and yield of sweet potato. The hypothesis from this research are (1) elevating of ridge will decreasing interval of stem inversion, (2) the proper elevating of ridge will increasing yield of sweet potato, (3) the longer interval of stem inversion will cause descent of sweet potato production. This research was conducted on October 2010 until Januari 2011 at Dadaprejo, Junrejo subdistrict, Batu. Tools was be used are analytic scale, ruler, leaf area meter (LAM), clipper, oven, refraktometer and camera. Material that will be used such as cutting of Ipomoea batatas L. var. Beta 2, Urea 100 kg ha -1 , SP-18 50 kg ha -1 , KCl 100 kg ha -1 . This research was used Randomized Block Design, was used for 2 factors with 3 replicates. First factor is elevating of ridge (T) consist of 4 sets, which are: without elevating of ridge (T 0 ), elevating of ridge 15 cm (T 1 ), elevating of ridge 30 cm (T 2 ), elevating of ridge 45 cm (T 3 ). Second factor is interval of stem inversion (P) consisting of 3 sets, which are: interval of stem inversion every 7 day (P 1 ), interval of stem inversion every 14 day (P 2 ), interval of stem inversion every 28 day (P 3 ). The destructive observation had been done at 28, 42, 56, 70, 84 dap by using 2 sample and harvesting by using 6 sample per combination treatment. The variabels consist of growth and yield variabels. The growth variables which are: length of stem, number of leaves, leaf area, total dry weight and Relative Growth Rate (RGR). The yield variables are: number of tuber/plant, fresh weight of tuber/plant, fresh weight economic of tuber/plant, diameter and length of tuber (cm), yield of tuber (ton ha -1 ) and sugar contents. Data was analyzed with analysis of variant with probability of 5 % and is continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT) with probability of 5 %. The result indicated that, there are interaction between application elevating of ridge and interval of stem inversion on growth component at 56 and 70 dap. Elevating of ridge 15 cm gives the higher fresh weight of tuber/plant is 1204.05 gram/plant and yield of tuber is 58.483 ton ha -1 . The longer interval of stem inversion not always cause descent of sweet potato production.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/82/051102100
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 20 Apr 2011 14:12
Last Modified: 22 Apr 2022 03:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128872
[thumbnail of 051102100.pdf]
Preview
Text
051102100.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item