Analisis Finansial Usaha Wanatani (Agroforestry) Sengon Dengan Tanaman di Bawah Tegakan Sengon Secara Tumpang sari (Intercropping) Studi kasus di Desa Kandangan Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

Devitri, Yuliyanti (2011) Analisis Finansial Usaha Wanatani (Agroforestry) Sengon Dengan Tanaman di Bawah Tegakan Sengon Secara Tumpang sari (Intercropping) Studi kasus di Desa Kandangan Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman sengon merupakan salah satu jenis tanaman yang tumbuh cepat di daerah tropis dan juga merupakan jenis pohon yang banyak ditanam oleh rakyat di pulau Jawa. Tanaman ini banyak diminati karena daur hidupnya tidak terlalu panjang, harga kayu sengon relatif baik dan tanaman ini tidak terlalu menuntut persyaratan tumbuh yang baik. Kayu sengon merupakan jenis kayu yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri pulp, kertas, dan kayu pertukangan. Dengan adanya sifatsifat kelebihan yang dimiliki oleh sengon tersebut, maka banyak pohon sengon ditanam di tepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui Dephutbun untuk menggalakkan sengonisasi di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra (Santoso,1992). Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan hutan, maka salah satu alternatif yang ditempuh adalah mengembangkan konsep wanatani ( agroforestry ), yaitu mengusahakan lahan hutan melalui pengembangan jenis tanaman kehutanan yang dikombinasikan dengan tanaman pertanian atau peternakan pada suatu tempat atau lahan yang sama. Tujuan utama dari konsep wanatani tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani yang miskin dan melestarikan sumber daya hutan. Bentuk sistem wanatani yang dikembangkan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh dan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan masyarakat. Demikian pula wanatani sengon yang dilaksanakan petani di desa Kandangan Kecamatan Senduro kabupaten Lumajang yang secara ekonomis juga diharapkan sebagai tanaman naungan untuk tanaman di bawah tegakan sengon. Selain itu, usahatani sengon juga mampu memberikan penghasilan yang lebih tinggi dari tanaman di bawah tegakan sengon, meskipun masa panennya relatif lebih lama dari usahatani tanaman di bawah tegakan sengon yaitu 5-6 tahun. Dengan demikian pembangunan pertanian haruslah mengarah pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sehingga memperkuat landasan untuk pembangunan pada tahap berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui besarnya pendapatan dan keuntungan petani secara finansial wanatani pola sengon dengan empat macam tanaman di bawah tegakan sengon secara tumpang sari, (2) menganalisis kelayakan pola usaha wanatani sengon dengan tanaman di bawah tegakan sengon secara tumpang sari yang dilihat dari analisis finansial di daerah penelitian. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja ( purposive ) di Desa Kandangan, Kec.Senduro, Kab.Lumajang, dikarenakan dengan beberapa pertimbangan yang diambil diantaranya yaitu Kabupaten Lumajang merupakan: (1) Salah satu sentra produksi kayu sengon yang terbesar di Provinsi Jawa Timur dan di wilayah tersebut banyak petani yang berusaha wanatani sengon dan digunakan sebagai tanaman naungan dari tanaman semusim dibawah tegakan sengon. Selain itu, (2) Menurut Dinas Kehutanan di desa tersebut terdapat petani sengon yang sudah mencapai tingkat produktivitas sengon yang tinggi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 22 responden dengan menggunakan simple random sampling dan ukuran sampel menggunakan rumus parel (1973). Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis analisis deskriptif ini dilakukan untuk mendiskripsikan proses produksi pada pola tanam usaha wanatani ( agroforestry) sengon dengan 4 macam tanaman di bawah tegakan sengon secara tumpang sari ( Intercropping ) dan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha wanatani yang terdiri dari cashflow analisis, analisis finansial dengan menggunakan kriteria investasi yaitu NPV, IRR, dan Net B/C Ratio. Karakteristik responden usahatani pola wanatani ( agroforestry ) sengon dilihat dari umur, tingkat pendidikan, distribusi luas lahan yang dimiliki petani, distribusi lamanya berusahatani sengon dengan 4 tanaman di bawah tegakan sengon secara tumpang sari. Berdasarkan umur, jumlah responden pada kisaran umur di bawah 40 tahun atau < 40 tahun merupakan jumlah terbanyak dari keseluruhan petani yang ada di desa Kandangan dengan persentase 45,46%. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang terbanyak berada pada tingkatan pendidikan Tamat SD/ sederajat yaitu sebesar 12 jiwa atau 54,55%. Berdasarkan distribusi luas lahan yang dimiliki petani adalah pada kisaran luas lahan antara 1-2 ha merupakan luas lahan yang paling banyak dimiliki oleh petani di desa Kandangan dengan jumlah 13 petani atau 59,09% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan pada distribusi lamanya berusahatani sengon dengan empat tanaman di bawah tegakan sengon, responden atau petani di desa Kandangan yang paling lama dalam berusahatani adalah di atas 10 tahun atau sebesar 50% dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial usaha wanatani ( agroforestry ) sengon dan 4 tanaman di bawah tegakan sengon, dengan menggunakan 3 kriteria investasi yaitu NPV, IRR dan Net B/C Ratio menunjukkan bahwa usaha wanatani sengon dan tanaman di bawah tegakannya memiliki manfaat finansial karena nilai NPV lebih besar dari nol yaitu sebesar Rp.11.714.675, sedangkan nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku yaitu sebesar 46,67% sehingga tingkat pengembalian modal sebesar 46,67% per tahun, dan nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,26 pada tingkat suku bunga yang berlaku yaitu 13%. Saran dalam penelitian ini adalah (1)setelah diketahui bahwa usaha wanatani sengon dan tanaman di bawah tegakannya memiliki keuntungan yang besar dan layak untuk diusahakan, maka hal ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan agroforestri di sekitar hutan rakyat yang diusahakan untuk memilih pola tanaman yang sesuai sehingga hutan rakyat tersebut layak, menguntungkan dan berkesinambungan, (2) Penelitian-penelitian serupa diharapkan dapat dilakukan di daerah-daerah lahan kering lainnya sehingga diketahui usaha konservasi yang sesuaidengan kondisi setempat yang dapat memberikan manfaat ekologis pada lingkungan pada petani sehingga keberlanjutan usahatani dan ekosistem agroforestri dapat terjaga dengan baik

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/66/051101663
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 25 Apr 2011 10:30
Last Modified: 22 Apr 2022 02:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128856
[thumbnail of 051101663.pdf]
Preview
Text
051101663.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item