Mikropropagasi Curcuma xanthorhiza Roxb. Pada Bentuk Media dan Kombinasi ZPT.

Muakhiroh, Evi (2011) Mikropropagasi Curcuma xanthorhiza Roxb. Pada Bentuk Media dan Kombinasi ZPT. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati, khususnya tanaman obat-obatan. Temulawak (Curucuma xanthorhiza Roxb.) merupakan salah satu jenis tanaman obat asli Indonesia yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh hampir semua pabrik jamu tradisional. Perkiraan kebutuhan akan temulawak pada tahun 2008 dikisarkan mencapai 37.568 ton (Pribadi, 2009). Padahal dari 465.257 ton total produksi biofarmaka, temulawak baru berkontribusi di kisaran 23.000 ton (Anonymousa, 2010). Kenyataan ini memperlihatkan bahwa produksi temulawak masih belum mampu memenuhi permintaan pasar. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kuantitas temulawak. Salah satu cara untuk mendapatkan bibit dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat adalah dengan memperbanyak tanaman secara kultur jaringan. Dalam metode perbanyakan melalui kultur jaringan, pertumbuhan dan perkembangan eksplan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya bentuk media dan zat pengatur tumbuh. Bentuk media yang digunakan berperan dalam pembentukan tunas dan akar plantlet in vitro. Sedangkan zat pengatur tumbuh berpengaruh dalam pembentukan pucuk, pemanjangan pucuk dan pembentukan akar. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan teknik mikropropagasi temulawak terbaik dengan menguji media dan kombinasi ZPT. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ialah (1) adanya interaksi antara media dan kombinasi ZPT terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan temulawak secara in vitro, (2) media cair akan menghasilkan jumlah tunas lebih banyak daripada media padat, dan (3) kombinasi ZPT (NAA 0,5 ppm + BA 1,5 ppm) akan memberikan jumlah tunas terbanyak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2010 di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universtas Brawijaya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: alat-alat gelas: gelas beeker, gelas ukur, erlenmeyer, petridish, batang pengaduk, botol kultur; alat-alat dissecting set: scalpel dan pinset; alat sterilisasi: Laminair Air Flow Cabinet (LAFC), autoklaf, oven, lampu spiritus, dan penyemprot alkohol (hand sprayer); Penggojog (shaker); timbangan analitik; pipet tetes; pipet ukur; pH meter; larutan buffer; timer; lemari pendingin; rak kultur; kamera digital; TL 40 Watt; kertas label; kompor listrik; tissue; tissue steril; korek api; kertas; plastik penutup; gelang karet; cup kertas; kertas grafik; penggaris dan alat tulis. Bahan tanam (eksplan) yang digunakan dalam penelitian ini ialah plantlet temulawak klon Jember hasil perbanyakan in vitro di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universtas Brawijaya. Media yang digunakan ialah media dasar Murashige and Skoog (MS), sukrosa 30 g.L-1, caseinhydrolysate 0,05 g. L-1, agar 0,67 g.L-1, serta zat pengatur tumbuh NAA (Napthelene Acetic Acid) 0,5 ppm dan BA (Benzyl Adenin). Bahan lain yang digunakan ialah alkohol (70% dan 96%), aquades steril, HCl 1N, NaOH 1N dan spiritus. Metode percobaan yang digunakan ialah RAL yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor: (1) media (padat dan cair) dan (2) kombinasi ZPT; NAA 0,5 ppm dan BA (0,5; 1 dan 1,5 ppm). Dari kedua faktor, diperoleh 6 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Setiap ulangan terdiri dari 3 botol kultur yang masing-masing berisi 2 eksplan. Pengamatan per hari meliputi: persentase eksplan hidup (%), persentase eksplan terkontaminasi (%) dan inisiasi perkembangan eksplan ( kalus, embrio atau organ). Pengamatan per minggu meliputi: jumlah tunas (per eksplan) , jumlah akar (per eksplan) dan jumlah daun (per eksplan). Pengamatan akhir pada 6 mss meliputi: panjang tunas (cm) per eksplan dan panjang akar (cm) per eksplan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan, maka akan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara media dan kombinasi ZPT hanya terdapat pada variabel pengamatan panjang akar. Peningkatan konsentrasi BA sampai 1,5 ppm yang dikombinasikan dengan NAA 0,5 ppm pada media cair menghasilkan panjang akar lebih tinggi yaitu sebesar 3,78 cm. Perlakuan media berpengaruh nyata pada variabel inisiasi akar, jumlah tunas, jumlah akar, jumlah daun dan panjang tunas, sedangkan perlakuan kombinasi ZPT berpengaruh nyata pada variabel inisiasi akar, jumlah tunas dan jumlah akar. Perlakuan media cair menghasilkan jumlah tunas (4,03 tunas) lebih banyak dibandingkan perlakuan media padat (3,30 tunas). Sedangkan perlakuan kombinasi ZPT NAA 0,5 ppm + BA 1,5 ppm menghasilkan jumlah tunas terbanyak dibandingkan perlakuan lain yaitu sebesar 4,33 tunas.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/30/051100514
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 01 Mar 2011 09:38
Last Modified: 21 Apr 2022 02:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128811
[thumbnail of 051100514.pdf]
Preview
Text
051100514.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item