Sari, Aprilia Artha Atika (2011) Pengaruh Kedalaman Tanam Benih Terhadap Perkecambahan Dan Pertumbuhan Bibit durian (Durio zibethinus Murr.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Durian adalah tanaman asli Asia Tenggara yang beriklim Tropis basah. Tanaman durian dapat diperbanyak secara generatif. Perbanyakan secara generatif pada umumnya memerlukan waktu yang cukup lama, namun kelebihan perbanyakan generatif adalah batang lebih kokoh dan mempunyai perakaran yang kuat (Nazaruddin dan Muchlisah, 1994). Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen benih yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru (Ashari, 2006). Tipe perkecambahan ada dua jenis dan yang membedakannya adalah letak posisi keping benih ( Cotyledon ) pada permukaan tanah. Tipe pertama adalah epigeal ( epygeal germination ) dan kedua adalah tipe hipogeal ( hypogeal germination ). Apabila keping benih terangkat di atas permukaan tanah dinamakan tipe epigeal . Namun bila keping benih tersebut tetap tinggal di dalam tanah disebut hipogeal . Biji durian memiliki tipe perkecambahan epigeal . Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkecambahan ialah faktor kedalaman tanam. Semakin dalam kedalaman tanam maka benih yang ditanam akan semakin sulit tumbuh. Sebaliknya apabila benih ditanam pada kedalaman tanam yang dangkal, benih akan mudah tumbuh. Hal ini disebabkan oleh kadar oksigen yang terdapat di dalam tanah. Kadar oksigen akan semakin menurun dengan semakin dalam lapisan tanah (Ashari, 2006). Menurut Sutopo (2002) pada saat proses perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Kedalaman Tanam Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Durian ( Durio zibethinus Murr.)”. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang kedalaman tanam yang tepat dalam proses perkecambahan benih tanaman durian. Sedangkan hipotesis yang diajukan adalah kedalaman tanam 5 cm mempercepat munculnya kecambah dan pertumbuhan bibit durian. Penelitian telah dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Nurseri Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang dilaksanakan antara Maret 2011 – Mei 2011. Alat yang digunakan dalam penelitian ialah bak media persemaian ukuran 30 cm x 15 cm, penggaris, alat tulis, kamera digital, hand sprayer dan gembor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah benih buah durian. Campuran media tanam terdiri dari sekam bakar dan tanah dengan perbandingan 1:1 dan air untuk menyiram tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yang diulang 3 kali. Perlakuan tersebut adalah P1: Kedalaman tanam 5 cm, P2: Kedalaman tanam 10 cm, P3: Kedalaman tanam 15 cm. Parameter pengamatan terdiri dari pengamatan non destruktif diantaranya saat munculnya kecambah di atas permukaan tanah, saat jatuhnya Cotyledon , tinggi tanaman, panjang hipokotil, saat munculnya daun pertama, persentase perkecambahan, persentase tanaman hidup. Sedangkan pengamatan destruktif yaitu panjang akar tunggang. Data pengamatan yang diperoleh diuji dengan analisis ragam atau uji F 5%, jika terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman tanam berpengaruh nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit durian. Hal ini dapat dilihat pada parameter yang diamati yang meliputi saat munculnya kecambah di atas permukaan tanah (19,68 hst), saat jatuhnya Cotyledon (29,62 hst), tinggi tanaman (35,45 cm), panjang hipokotil (7,92 cm), saat munculnya daun pertama (63,45 hst), persentase perkecambahan (92,31 %) dan persentase tanaman hidup (89,74 %). Perlakuan k edalaman tanam 5 cm (P1) menghasilkan pertumbuhan tanaman yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan kedalaman tanam 10 cm dan 15 cm untuk beberapa parameter, diantaranya parameter tinggi tanaman sebesar 35,45 cm, panjang hipokotil sebesar 7,92 cm, persentase perkecambahan sebesar 92,31 %, persentase tanaman hidup sebesar 89,74 %, panjang akar tunggang sebesar 15,88 cm.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/272/051105315 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 28 Mar 2012 11:12 |
Last Modified: | 20 Apr 2022 03:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128786 |
Preview |
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_5.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_1.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
RINGKASAN,_KP,_RH,_DI,_DT,_DG,DL.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_4.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_3.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_2.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |