Perbedaan Upah Buruh Tani Laki-laki dan Buruh Tani Perempuan Pada Komoditi Tebu (Saccharum officinarum L) : Studi Kasus di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang

Dewi, Chaerani Lestari (2011) Perbedaan Upah Buruh Tani Laki-laki dan Buruh Tani Perempuan Pada Komoditi Tebu (Saccharum officinarum L) : Studi Kasus di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pertanian mempunyai peran penting dan menjadi salah satu sektor paling vital dalam ketahanan pangan nasional. Upaya peningkatan produktifitas guna pemenuhan kebutuhan pangan nasional salah satunya melalui produk gula yang merupakan produk pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia bahkan dunia baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Kebutuhan akan produk gula saat ini menuntut para produsen untuk berproduksi dengan kuantitas yang lebih banyak serta kualitas yang tidak kalah baik. Negara Indonesia yang didominasi oleh wilayah pedesaan dengan mayoritas penduduk sebagai petani, dalam perkembangan pertaniannya tidak akan terlepas dari peran tenaga kerja yaitu buruh tani. Buruh tani sebagai penghasil nilai dan secara langsung berperan sebagai penentu kelangsungan produksi pada sektor pertanian harus diperhatikan juga kesejahteraannya. Untuk menciptakan kinerja sumber daya manusia yang lebih baik, diperlukan jaminan maupun kompensasi. Sistem pengupahan memiliki peran penting dalam menunjang inisiatif kerja, semangat kerja dan motivasi kerja yang nantinya akan berpengaruh pada stabilitas karyawan, peningkatan kinerja dan produktifitas. Penetapan upah pada buruh tani harus mengacu pada konsep kesetaraan gender, dimana upah yang ditentukan harus berdasarkan kualitas kerja seseorang, sehingga tidak terjadi diskriminasi upah pada tenaga kerja Indonesia. Ketidaksetaraan upah dan diskriminasi gender pada komoditi tebu di Desa Gondanglegi Kulon masih terjadi sampai saat ini. Perbedaan upah di desa tersebut terjadi pada jenis kegiatan dan jam kerja yang sama seperti pada kegiatan tanam, pupuk, bubut dan klentek yang dilakukan oleh buruh tani laki-laki dan perempuan. Besarnya nominal yang ditetapkan pada sistem pengupahan harian berkisar antara Rp. 8.000 - Rp. 10.000 untuk buruh tani perempuan, dan Rp. 12.500 - Rp. 15.000 untuk buruh tani laki-laki. Perbedaan tingkat upah tersebut sudah terjadi sejak dahulu, artinya buruh tani perempuan selalu mendapatkan tingkat upah dibawah buruh tani laki-laki. Lemahnya posisi tawar buruh tani perempuan juga menjadi penyebab diskriminasi upah pada desa tersebut masih terjadi sampai saat ini. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana sistem pengupahan yang diterapkan pada buruh tani laki-laki dan buruh tani perempuan. (2) Seberapa besar perbedaan produktifitas antara buruh tani laki-laki dan buruh tani perempuan. (3) Seberapa besar perbedaan upah antara buruh tani laki-laki dan buruh tani perempuan, dan (4) Faktor-faktor apa saja yang memiliki hubungan dan pengaruh terhadap total upah buruh tani laki-laki dan buruh tani perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi sistem pengupahan yang diterapkan pada buruh tani laki-laki dengan buruh tani perempuan. (2) Menganalisis produktifitas upah buruh tani laki-laki dengan buruh tani perempuan. (3) Menganalisis perbedaan upah buruh tani laki-laki dengan buruh tani tebu perempuan. (4) Menganalisis hubungan dan pengaruh faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan total upah buruh tani laki-laki dan buruh tani tebu perempuan. Metode penentuan lokasi pada penelitian ini dilaksanakan secara sengaja (purposive) pada Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan clusters. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan sumber data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis uji beda rata-rata, analisis korelasi dan analisis regresi linear berganda. Sistem upah yang diterapkan buruh tani tebu dibedakan menjadi dua bagian yaitu sistem upah berdasarkan waktu kerja (harian) dan sistem upah borongan. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata, rata-rata produktifitas perempuan adalah 5,44 leng/jam, sedangkan laki-laki hanya 4,99 leng/jam, sehingga buruh tani perempuan lebih produktif dari laki-laki pada kegiatan tanam, pupuk, bubut dan klentek. Selain itu, perbedaan upah antara buruh laki-laki dan perempuan terlihat pada sistem pengupahan yang diterapkan. Pada sistem harian, upah sebesar Rp. 15.964,29 untuk buruh tani laki-laki, sedangkan buruh tani perempuan sebesar Rp. 12.186,05. Perbedaan upah juga terjadi pada sistem upah borongan yaitu Rp. 704,70 untuk buruh tani laki-laki dan Rp. 646,51 untuk buruh tani perempuan. Berdasarkan hasil Analisis korelasi, variabel independen yang mempunyai hubungan/ keterikatan yang kuat dengan variabel dependen, hanya terdapat pada variabel jenis kelamin (D1). Sedangkan variabel lainnya tidak memiliki keterikatan atau tidak terdapat korelasi yang kuat dengan variabel total upah. Berdasarkan analisis regresi linear berganda, faktor-faktor yang mempengaruhi total upah buruh tani tebu laki-laki dengan buruh tani tebu perempuan menunjukkan bahwa variabel independen yang berpengaruh secara signifikan adalah jenis kelamin (D1). Sedangkan variabel usia (X1), pengalaman kerja (X2), dan produktifitas (X3) tidak berpengaruh secara signifikan. Koefisien determinasi (R2) dari hasil analisis yaitu sebesar 0,828. Uji F pada α = 0,05 menunjukkan secara bersama-sama variabel independen usia, pengalaman kerja, produktifitas dan jenis kelamin mempunyai pengaruh signifikan terhadap total upah (Y). Anggapan masyarakat bahwa produktifitas perempuan selalu berada di bawah produktifitas buruh tani laki-laki tidak terbukti kebenarannya. Produktifitas dan kualitas kerja buruh tani tidak dijadikan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah buruh tani tebu di Desa Gondanglegi Kulon. Penetapan upah pada desa tersebut masih ditentukan berdasarkan jenis kelamin, hal ini diperkuat dengan hasil analisis korelasi dan regresi linear berganda. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa dari seluruh variabel independen, hanya variabel jenis kelamin yang memiliki korelasi yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap total upah. Ketidaksetaraan gender pada usahatani tebu Desa Gondanglegi Kulon menyebabkan timbulnya diskriminasi upah pada buruh tani perempuan.

English Abstract

The agricultural sector has an important role and become one of the most vital sectors in the national food security. Efforts to improve productivity in order to meet national food need’s one of them through the sugar product is a staple products consumed by the people of Indonesia and even the world in both household and industrial scale. The need for sugar products now require producers to produce more with the quantity and quality are no less good. State of Indonesia is dominated by rural area’s with a majority of the population as a farmer, in the development of agriculture will not be apart from the role of labor is a laborer. Farm worker as a producer of value and is directly act as determinant’s of continuity of production in the agricultural sector must be considered also welfare. To create human resource performance is better, required guarantees and compensation. Wage system has an important role in supporting the initiative work, morale and work motivation which will affect the stability of employees, increased performanceand productivity. Wage setting in the farm worker should refer to the concept of gender equality, where wages are determined should be based on the quality of ones work, so there is no wage discrimination in the labor force of Indonesia. Wage inequality and gender discrimination in the commodity sugar cane in the village of Gondanglegi Kulon still happening today.Wage differences in the village occurred in the type of activitiesand hours of work the same as in the activities of planting, fertilizer,lathe and klentek conducted by farm worker men and women. Nominal amount designated in the daily wage system ranges from Rp. 8000 -Rp. 10,000 for female farm laborers, and Rp. 12.500 - Rp. 15.000 for male. The difference is the level of wages has occurred since the first, meaning that farm worker women always get the wage level below the male farm workers. Weakness of bargaining position women farm workers may also lead to wage discrimination in the village still occurs today. The problem in this study were (1) How wage system is applied to the male farm worker’s and farm worker women. (2) How big is the difference in productivity between farm worker’s male and female farm worker’s. (3) How big is the difference in wages between male farm worker’s and farm worker women, and (4) What factors are related and influence on the total wages of male farm worker’s and farm worker women. The purpose of this study were (1) Identify the wage system is applied to the male farm workers with farm worker women. (2) analyze the productivity of farm worker wages of men with women farm worker’s. (3) to analyze differences in farm worker wages of men with sugarcane farm worker women. (4) analyze the relationship and influence of the factors that cause differences in the total wages of farm workers male and female cane farm laborers. The method to determine the location of the study was conducted on purposive on Gondanglegi Kulon village, Subdistrict Gondanglegi, Malang Regency. The sampling method used in this research is clusters. Methods of data collection in this study were divided into two sections based on the data sources used were interviews, observation and documentation. Data analysis methods used were analysis of the average difference test, correlation analysis and multiple linear regression analysis. Wage system is applied to sugarcane farm workers can be divided into two parts, namely the wage system based on working time (daily) and piece rate system. Based on the results of different test analysis, average womens productivity is 5.44 leng /hour, while men only 4.99 leng / hour, so that farm worker women are more productive than men in activities of planting, fertilizer, bubut and klentek. In addition, wage differences between male workers and women seen in the wage system is applied. On a daily system, wage of Rp. 15.964.29 for male farm workers, while the women farm workers Rp. 12.186.05. Wage differences also occur at piece rate system that is Rp. 704.70 for male agricultural laborers and the Rp. 646.51 for farm worker women. Based on the results of correlation analysis, independent variables that have a relationship to a strong connection with the dependent variable, there was only the gender variable (D1). While other variables do not have an attachment or not there is a strong correlation with total wage variable. Based on multiple linear regression analysis, factors that affect the total sugarcane farm worker wages of men with sugarcane farm worker women shows that the independent variables having significant influence is gender (D1). While the age variable (X1), work experience (X2) and productivity (X3) was not significant.The coefficient of determination (R2) from the analysis that is equal to 0.828. F test at α = 0.05 indicates jointly independent variables age, work experience, productivity and gender had a significant influence on the total wages. Public opinion that the productivity of women is always under theproductivity of male farm workers are not proven true. Productivity and work quality farm workers are not taken into consideration indetermining the level of wage laborers in the village of sugar cane Gondanglegi Kulon. Wage setting in the village is still determined by sex, this is reinforced by the results of correlation analysis andmultiple linear regression. From the analysis it was found that of all independent variables, only the gender variable has a strong correlation and significant impact on total wages. Gender inequality in sugarcane farming village Kulon Gondanglegi caused wage discrimination on women farm workers.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/23/051100507
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 25 Feb 2011 09:18
Last Modified: 20 Apr 2022 02:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128739
[thumbnail of 051100507.pdf]
Preview
Text
051100507.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item