Pradana, Abid Eka (2011) Analisis efisiensi alokatif agroindustri chip ubi kayu sebagai bahan baku mocaf (Modified Cassava Flour )di Kabupaten Trenggalek.. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia sebagai negara agraris tampaknya perlu mengadakan pengembangan nilai komoditi – komoditi pertaniannya menjadi produk – produk yang mempunyai daya saing lebih kompeten menghadapi persaingan global . Pengembangan agroindustri merupakan salah satu pilihan yang perlu dipertimbangkan.. Solusi untuk mewujudkan tujuan pengembangan agroindustri bisa dilakukan dengan mengembangkan cluster industri, yakni industri pengolahan yang terintegrasi dengan sentra-sentra produksi bahan baku serta sarana penunjangnya, mengembangkan industri pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan skala menengah dan besar, dan mengembangkan industri pengolahan yang punya daya saing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penyelarasan antara pertanian dengan industri sudah barang tentu diperlukan lembaga sosial sekaligus lembaga ekonomi yang menjadi “penyambung” diantaranya, salah satu lembaga maupun organisasi yang kompeten dalam hal ini adalah koperasi. Salah satu contoh bentuk kerjasama yang selaras dengan pengembangan agroindustri berbasis klaster adalah kemitraan sinergis antara PT. Bangkit Cassava Mandiri (BCM), petani ubi kayu dan kelompok usaha pembuat chip ubi kayu sebagai binaan Koperasi Serba Usaha Gemah Ripah Loh Jinawi Desa Kerjo, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek yang mengembangkan potensi Kota Trenggalek sebagai sentra produksi ubi kayu menjadi produk yang mempunyai nilai tambah, yaitu Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai substitusi maupun komplementer tepung terigu. Permasalahan utama dalam usaha produksi chips Mocaf adalah masih rendahnya jumlah chips ubi kayu yang dapat diproduksi oleh kelompok agroindustri ubi kayu. Hal ini berbanding terbalik dengan bahan baku utama chips yaitu berupa ubi kayu yang tersedia di Trenggalek, mengingat bahwa ubi kayu merupakan salah satu tanaman palawija dengan produksi terbanyak di kota ini. Produksi Mocaf di Kabupaten Trenggalek antara Juni - Oktober 2008 menurut Dinas Kominfo Jawa Timur telah mencapai rata-rata 100 ton per bulan sedangkan pada tahun 2009 kelompok agroindustri dapat menambah kapasitas produksinya hingga mencapai 110 ton per bulan namun pada penelitian pendahuluan didapatkan data bahwa produktifitas dari chips ubi kayu hanya mencapai 62 ton per bulannya. Hal ini ditengarai adanya penggunaan faktor produksi yang belum efisien sehingga produksi tidak bisa optimal dan mengakibatkan keuntungan maksimal belum bisa diraih. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan kelayakan agroindustri chip Mocaf. (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi chip Mocaf. (3) Menganalisis efisiensi alokatif penggunaan faktor produksi di daerah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok usaha Agroindustri chip ubi kayu sebagai bahan baku Mocaf yang berjumlah 15 kelompok dimana keseluruhan jumlah populasi digunakan sebagai obyek penelitian yang ditentukan secara purposive dikarenakan jumlah kelompok yang masih aktif memasok chip ubi kayu pada rentang waktu penelitian (November – Desember 2010) berjumlah 15 kelompok. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensia dengan fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Rata-rata total penerimaan usaha chip ubi kayu di daerah penelitian sebesar Rp. 1.847.186,667 dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 1.696.003,559 sehingga diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 1,089. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usaha Agroindustri chip Mocaf sudah mengguntungkan, karena rata-rata nilai R/C rationya lebih dari 1. Dalam hal ini setiap Rp. 1,00 yang diinvestasikan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,089. 2. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha pembuatan chip ubi kayu di daerah penelitian adalah bahan baku ubi kayu, tenaga kerja dan volume kolam perendaman. Dari ketiga variabel tersebut yang berpengaruh nyata pada usaha ini adalah bahan baku ubi kayu. Hal ini berarti bahwa dengan adanya penambahan bahan baku utama ubi kayu akan berpengaruh lebih besar terhadap produksi chip dibandingkan faktor produksi lainnya. 3. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai NP Mx / Px alokasi ubi kayu sebesar 1,28 dimana angka tersebut lebih besar dari satu, sehingga alokasi bahan baku ubi kayu di daerah penelitian belum efisien. Dengan nilai rasio tersebut menunjukkan bahwa alokasi bahan baku ubi kayu sebanyak 2220 kg/kelompok agroindustri pengolahan chip ubi kay u masih belum efisien. Dengan demikian penambahan alokasi penggunaan bahan baku ubi kayu dapat dilakukan jika kelompok agroindustri pengolahan chip ubi kayu di daerah penelitian masih menginginkan keuntungan yang lebih besar lagi. Penggunaan alokasi baku ubi kayu dapat dioptimalkan dengan melakukan penambahan bahan baku ubi kayu, sebesar 2.835 kg/kelompok agroindustri pengolahan chip ubi kayu. Saran untuk penelitian ini adalah (1) Dalam rangka mengoptimalkan produksi chips ubi kayu, kelompok agroindustri chips
English Abstract
Indonesia as an agricultural country to need to development value of the agricultural commodities into products that have a more competent to face global competition . One of option to consider is development of agroindustry. Solution to realize the objectives can be done by developing agroindustrial clusters, for example the manufacturing industry that is integrated with production centers as well as means of supporting raw materials, develop processing industry and small scale household industries supported by medium and large scale processing, and develop industry processing which high competitiveness to enhance exports and domestic consumption. Synchronization between the agricultural industry always necessary social institution as well as economic institutions that became the bridge of them, one of the institutions or organizations that competent in this case is cooperative. As example of the cooperation that is consistent with the development of agroindustry based on cluster is a synergistic partnership between PT. Bangkit Cassava Mandiri (BCM), the farmers of cassava and cassava chip maker as a partner of Multipurpose Cooperative Enterprises Gemah Ripah Loh Jinawi Kerjo Village, District of Authorship, which develop the potential Trenggalek Regency as centers of cassava’s production into products that have added value, namely Mocaf (Modified Cassava Flour) as well as complementary or substitution of wheat flour. The main problems in the production of chips Mocaf is the production of cassava chips is still low. It is inversely with cassava’s production in Trenggalek. Production Mocaf in June to October 2008 according to the Office of Communications and Informatics of East Java has reached an average of 100 tons per month and than in 2009 while the agro-industry group can increase its production capacity up to 110 tons per month, but in the preliminary research obtained data that the productivity of chips cassava only reach 62 tons per month. It is suspected the use of factors of production are inefficient so that production can not be optimal and result in maximum benefit can not be achieved. This study aims to: (1) Analyzing the amount of costs, revenues and level of profit of cassava’chip producing. (2) analyze the level of influence of factors of production to total production of chips cassava. (3) Analyze the allocative efficiency of input usage in the study area. The population in this research is the member of business processing cassava chip s as raw material Mocaf that of 15 members in which the entire population used as objects of research which is determined by purposive because the number of cassava chip maker that are still active supply of cassava chips in the study period is 15 members. Descriptive and inferential statistics analysis with Cobb Douglas production function is use the analytical method . The results obtained are: 1. Average total receipts of cassava’s chip making in the study area amounted to 1.847.186,667 rupiahs and the average total cost of 1.696.003,559 rupiahs thus obtained value of R / C ratio of 1,089. This shows that the average bussines of cassava’s chip making in the study area has efficient and profitable, because the average R/C value ratio is more than 1. In this case each 1.00 rupiahs that is invested will generate revenue of 1,089 rupiahs. 2. Production factors used in cassava’s chip making in the study area is the area of cassava , labor, and soaking tube volume. Of the three variables that influence in cassava’s chip production is cassava. This means that with the addition of cassava will have an effect greater production of chip than any other production factors. Meanwhile, the factor of cassava and soaking tube volume has a positive relationship while the labor has a negative relationship with the production of chip produced. 3. From the results of analysis known that the value NPMx / Px cassava allocation of 1.28 where the number is greater than one, so that the allocation of cassava in the study area has not been efficient. With the value of this ratio indicates that the allocation of the cassava of 2220 kg/member of cassava’s chip making in the study area is still not efficient. Thus the addition of the allocation of the cassava of chip’s making can be done if the member of cassava’s chip making in the study area still wanted a bigger profit. For the use of cassava to optimal allocation it is necessary to increase the quantity of cassava, so the addition of the optimal use of cassava reached 2.835 kg/ member of cassava’s chip making. Suggestions for this study were in order to increase the production of cassava’s chips, agroindustry of cassava,s chips group should be able to allocate the factors of production are used efficiently with more attention to the amount of use of production factors used to see whether the factors of production need to be reduced or increased. (1) To optimize the production of cassava chips, agroindustry group should increase the amount of cassava as raw material accordance with the results of research. (2) Processing chips business group needs to embrace more and more producers of cassava to supply the raw materials of Mocaf can be continuous and stable so that it can maximize profits. (2) With the weakness that exist in this study, other studies should be able to discover more information about cassava chips as raw material Mocaf on other aspects. Research needs to be held in time series which contains different seasons and types of cassava commodity that affect the production.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2011/216/051104061 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 15 Mar 2012 10:20 |
| Last Modified: | 20 Apr 2022 02:03 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128725 |
Preview |
Text
051104061.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |