Kurniawan, Arif Rizka (2011) Analisis Optimalisasi Produksi Pupuk Organik pada Koperasi Agung Jaya, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Koperasi Agung Jaya merupakan koperasi pasar yang bergerak dibidang simpan pinjam dan memiliki beberapa unit usaha yang salah satunya adalah unit usaha pengelolaan pupuk organik dari sampah pasar. Koperasi ini terletak di dalam Pasar Pandaan dan memanfaatkan sampah Pasar Pandaan untuk diolah menjadi pupuk organik. Dalam melaksanakan usahanya Koperasi Agung Jaya mendapatkan bantuan dari Koperasi Wilayah Jawa Timur dalam Program Teknologi Tepat Guna berupa mesin pencacah sampah. Koperasi sebagai badan usaha juga memiliki sistem manajemen dalam mengelola usahanya sama halnya dengan perusahaan-perusahaan yang lain. Koperasi juga menghadapi persaingan industri yang semakin pesat. Dalam menjalankan aktifitas produksi, koperasi dihadapkan pada tujuan ekonomi dan pembatas-pembatas ekonomi. Tujuan dalam berproduksi adalah mampu menghasilkan barang dengan keuntungan semaksimal mungkin. Sedangkan batasan-batasan ekonomi yang terjadi yaitu terbatasnya sumberdaya terutama dalam hal ketersediaan faktor-faktor produksi. Oleh karena itu, koperasi berusaha mengoptimalkan produksinya dengan ketersediaan input-input yang terbatas. Dalam hal ini koperasi harus mampu mengkombinasikan input-input produksi dengan modal yang dimiliki untuk memperoleh output yang optimal, sehingga keuntungan maksimal akan dapat dicapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Menghitung besarnya keuntungan yang dicapai Koperasi Agung Jaya pada usaha pengolahan pupuk organik 2) Menganalisis produksi yang optimal pada pengolahan pupuk organik di Koperasi Agung Jaya dengan keterbatasan input yang tersedia. Penelitian ini diharpakan dapat berguna 1) Sebagai bahan masukan bagi koperasi agar perencanaan produksi yang dilakukan dapat mencapai profit maksimum 2) Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan aspek-aspek sosial ekonomi, aspek produksi, aspek sumberdaya manusia, dan aspek teknologi. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan linear programming yang dilakukan dengan bantuan software QM for Windows untuk menentukan kombinasi output pupuk organik yang optimal yang dapat memberikan keuntungan maksimal. Analisis ini dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan dan fungsi batasan. Fungsi tujuan yang ditetapkan adalah untuk memaksimalkan pendapatan, dengan fungsi kendala berupa sumberdaya produksi yaitu bahan baku sampah, bahan pembantu dekomposer, kemasan, tenaga kerja, dan bahan bakar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan keuntungan, maka perusahaan harus memproduksi pupuk organik 5 kg sebanyak 267 sak dan untuk pupuk organik 10 kg tidak diproduksi, yaitu 0. Kombinasi produksi tersebut akan memberikan keuntungan sebesar Rp 249.066,67 tiap satu kali produksi. Keuntungan tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan kombinasi produk sebelumnya yaitu memproduksi pupuk organik kemasan 5 kg sebanyak 120 sak dan pupuk organik kemasan 10 kg sebanyak 60 sak dengan keuntungan sebesar Rp 218.188 Pada analisis linear program juga membahas mengenai reduce cost , analisis sensitifitas, alokasi input, dan harga bayangan. Reduced cost menunjukkan besarnya perubahan nilai optimal fungsi tujuan apabila produk yang harusnya tidak diproduksi tetap diproduksi. Nilai reduce cost untuk pupuk organik kemasan 5 kg adalah Rp 0 yang artinya nilai biaya yang dikurangkan adalah nol di mana hal ini menunjukkan bahwa penggunaan variabel tersebut sudah optimal. Sedangkan untuk pupuk kemasan 10 kg nilai reduce cost nya adalah Rp 100 yang artinya apabila pupuk organik kemasan 10 kg tetap diproduksi maka tiap kemasan pupuk organik 10 kg yang diproduksi akan mengurangi keuntungan sebesar Rp 100. Analisis sensitivitas merupakan analisis yang bertujuan untuk memberikan jawaban atas seberapa jauh perubahan dibenarkan tanpa merubah solusi optimum atau tanpa menghitung solusi optimum. Dari analisis linear programming didapatkan bahwa nilai batas atas dan batas bawah koefisien dari pupuk organik kemasan 5 kg yaitu Rp 884 sampai tak terhingga. Sedangkan untuk pupuk organik kemasan 10 kg yaitu antara negative tak terhingga sampai Rp 1868. Berdasarkan nilai tersebut, berarti nilai koefisien bisa diubah sesuai dengan batas atas dan batas bawah yang dianjurkan karena pada rentang nilai koefisien, fungsi tujuan ini tidak akan merubah nilai optimalnya. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal maka alokasi input sumberdaya produksi harus dialokasikan secara optimal. Setelah dilakukan analisis linear programming ternyata alokasi input sumber daya produksi yang dilakukan oleh koperasi selama ini masih belum optimal. Agar mencapai keuntungan yang maksimal maka alokasi input sumberdaya produksinya adalah sebagai berikut : 1) Bahan baku sampah ditingkatkan dari 3000 kg manjadi 3.333 kg 2) Untuk bahan pembantu dekomposer harus ditingkatkan dari pengunaan yang biasanya 2 liter menjadi 2,13 liter. 3) Untuk kemasan 5 kg dari 120 sak menjadi 267 sak. 4) Untuk kemasan 10 kg dari 60 sak menjadi 0 sak. 5) Untuk tenaga kerja dari 14 jam menjadi 16 jam 6) Untuk bahan bakar dari 3 liter menjadi 3,33 liter Harga bayangan (shadow price) merupakan penambahan atau pengurangan nilai fungsi tujuan pada saat kapasitas sumberdaya ditambah atau dikurangi satu unit. Pengurangan atau penambahan satu satuan input produksi akan mengurangi atau menambah pendapatan bersih total sebesar harga bayanganya. Di dalam analisis linear program yang memiliki harga bayangan adalah tenaga kerja saja yaitu Rp 15.566,67 yang artinya ketika setiap penambahan input tenaga kerja sebesar 1 jam akan meningkatkan keuntungan sebesar nilai harga bayangannya yaitu Rp 15.566,67. Sedangkan untuk sumber daya yang lain seperti bahan baku sampah, bahan pembantu dekomposer, kemasan 5 kg, kemasan 10 kg, dan bahan bakar masih belum optimal (idle capacity) karena masih terdapat sisa dari kapasitas maksimumnya.
English Abstract
Agung Jaya Cooperative is Market cooperative which engage in save and loan sector and has several business units which one of them is processing of organic fertilizer from market rubbish. This Cooperative is located in Pandaan Market and use of Pandaan Market rubish to be processed into organic fertilizer. To do it’s business Agung Jaya Cooperative got a help from East Java Regional Cooperative in Proper Technology Program, it is a rubbish grinding machine. Cooperative as a business enterprise also has management system to manage it’s business are just like the other commercial business enterprise. Cooperative also face tight industrial competition. To do it’s production activity, Cooperative face to economic goal and economic constrain. The goal in production is can produce a goods which can get maximal profit. Whereas economic constrain is limited economic resources especially in availability of factor production. So that Cooperative try to optimalize it’s production with it’s limited production resources. For this case Cooperative have to combine it’s input production by it’s modal to get optimal output so that maximal profit can be gotten. Goal of this research is 1) Counting the amount of profit which was earned by Agung Jaya Cooperative in organic fertilizer business 2) Analyze optimal production in organic fertilization business in Agung Jaya Cooperative with it’s limited input production. This research is expected to 1) As a recommendation to cooperative so that production planning which is done can get maximum profit 2) As source of reference for another related research. Analysis which were used is qualitative analysis and quantitative analysis. Qualitative analysis is used to describe social economic aspects, production aspect, human resources aspect and technology aspect. Whereas quantitative analysis use linear programming which was done by using software QM for Windows to determine optimal combination organic fertilizer output which can give maximal profit. This analysis is done with previously determine goal function and constrain function. Goal function which is determined is to maximize profit, and for constrain function is production resources, they are rubbish as main material resources, decomposer, packing, employee, and fuel. Result of this research is to maximize profit, cooperative has to produce 5 kg fertilizer as many as 267 sack and for 10 kg organic fertilizer aren’t produced, it’s 0. This Production combination will give profit as many as Rp 249.066,67 every production. This profit is bigger than actual profit which produce 5 kg organic fertilizer as many as 120 sack and 10 kg organic fertilizer as many as 60 sack with it’s actual profit is Rp 218.188 In linear programming analysis also discus about reduce cost, sensitivity analysis, input allocation, and shadow price. Reduce cost indicate the change of goal function optimal value if produc which shouldn’t be produced remained in production. Reduce cost value for 5 kg organic fertilizer is Rp 0, it’s mean that reduced fee is zero where this case point that the usage of this variabel has been optimal. Whereas for 10 kg organic fertilizer it’s reduce cost value is Rp 100, it’s mean that if 10 kg organic fertilizer remain to be produced than every sack of 10 kg organic fertilizer which have been produced will decrease profit as many as Rp 100 Sensitivity analysis is an analysis which have goal to gives answer about How far of change are justified without change optimum solution or without count optimum solution again. From linear programming analysis are gotten that upper bound and lower bound of coefficient of 5 kg organic fertilizer is Rp 884 than infinity whereas 10 kg organic fertizer is between negative infinity and Rp1868. Based on this value, it’s mean that coefficient value can be changed appropriate with upper bound and lower bound which is suggested because in this range of cefficient value, this goal function will not change it’s optimal value. To get maximal profit then production resources has to be allocated optimally. After linear programming analysis was done, evidently allocation of production resources which have been done by Cooperative still haven’t been optimal. In order to reach maximal profit, the allocation production resources like this 1) Rubbish as main source material have to be increased from 3000 kg to 3.333 kg 2) For decomposer have to be increased from 2 liters to 2,13 liters 3) For 5 kg sack from 120 sack to 267 sack 4) For 10 kg sack from 60 sack to 0 sack 5) For employee from 14 hours to 16 hours 6) For fuel from 3 liters to 3,33 liters Shadow price is add or reduce goal function value when production resources capacity are added or reduced one unit. Reduce or add one unit production input will reduce or add total clean profit as many as shadow price. In linear program analysis which have shadow price is only employee, it’s Rp 15.566,67 it’s mean when every add employee time as many as one hour will increase profit as many as shadow price value it’s Rp 15.566,67. Whereas for other resources like rubbish, decomposer, 5 kg sack, 10 kg sack, and fuel haven’t been optimal (idle capacity) because there are surplus from maximum capacity.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/213/051104058 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 19 Mar 2012 09:06 |
Last Modified: | 20 Apr 2022 01:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128723 |
Preview |
Text
051104058.pdf Download (8MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |