Danaparamita, Winda (2011) Skrining Awal Koleksi Plasma Nutfah Tebu Hasil Persilangan Saccharum spp. Terhadap Cekaman Kekeringan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu (Saccharum officinarum) termasuk keluarga rumput-rumputan. Pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula dengan kadar gula mencapai 20%. Air gula dibuat kristal-kristal gula atau gula pasir, disamping itu tebu juga dapat menjadi bahan baku pembuatan gula merah. Sifat dan keadaan tanah berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan kadar gula dalam tebu. Apabila tebu ditanam pada tanah yang banyak mengandung humus, pertumbuhannya akan baik sekali, walaupun kadar gulanya rendah. Di tanah pasir pertumbuhan tebu kurang baik, tetapi kadar gulanya tinggi. Tebu yang ditanam di tanah masam dan tanah asin, pertumbuhannya jelek. Tujuan penelitian ini ialah untuk menyeleksi klon-klon hasil persilangan koleksi tebu yang toleran terhadap cekaman kekeringan menggunakan metode Tanimoto dan Nickell (1967). Dengan hipotesis terdapat klon-klon tebu hasil persilangan Saccharum spp. yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Penelitian di laksanakan di Kebun Pusat Penelitian dan Perkebunan Gula Indonesia dengan ketinggian tempat 4 m dpl dan terletak pada 112 45 BT dan 7 45 LS. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei-September 2009. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : Timbangan, cangkul, sabit, gembor, jangka sorong, alat tulis, cetok plastik, pisau, nampan plastik, ajir, tali rafia, label, kamera, penggaris, spidol. Bahan yang digunakan ialah klon-klon tebu hasil persilangan Saccharum spp. sebanyak 171 klon, tanah alluvial, pupuk SP-18, ZA dan Pestisida. Perlakuan yang digunakan ialah Pemberian konsentrasi NaCl, yaitu pertama konsentrasi 0 gram (kontrol); 7,69 gram dan 17,95 gram yang setara dengan nilai EC (Electric Conductivity) berturut-turut yaitu 0.2 ms; 2.3 ms dan 4.5 ms. Setiap konsentrasi NaCl akan dilarutkan dalam 1,1 liter air, kemudian larutan tersebut disiramkan dalam polibag. Perlakuan dilakukan pada tebu yang berumur 3,5 bulan, masing-masing perlakuan terdapat 2 tanaman. Pengamatan dilakukan 5 hari setelah perlakuan. Hasil pegamatan selama 21 hst akan dibandingkan pada masing-masing perlakuan dan disimpulkan berdasarkan kriteria toleransi klon-klon tebu terhadap cekaman kekeringan. Dari keseluruhan klon yang ada, antara tanaman satu dengan tanaman kedua memiliki persentase yang tidak berbeda. Masing-masing perlakuan terdapat perbedaan, pada perlakuan 7,69 gram NaCl jumlah respon tebu yang lebih baik (skor 0) dibandingkan dengan perlakuan 17,95 gram NaCl. Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan pada perlakuan pertama lebih kecil yaitu NaCl 7,69 gram, oleh karena itu jumlah klon yang persentase respon terbaik lebih banyak dibandingkan dengan klon-klon tebu pada perlakuan kedua. Dengan kata lain semakin kecil konsentrasi NaCl maka semakin kecil pula pengaruh cekaman kekeringan terhadap tebu. Selama 21 hari pengamatan respon terburuk masing-masing konsentrasi NaCl dan masing-masing tanaman berbeda. Konsentrasi NaCl 7,69 gram tanaman pertama dan kedua terdapat pada hari ke 17. sedangkan konsentrasi NaCl 17,95 gram tanaman pertama dan kedua terdapat pada hari ke 5. Dapat dilihat dari waktu respon terburuk (hari) pada konsentrasi NaCl 7,69 gram dan 17,95 gram, maka semakin besar konsentrasi semakin cepat pula responnya terhadap cekaman kekeringan. Konsentrasi NaCl 7,69 gram dengan NaCl 17,95 gram terdapat perbedaan. Pada konsentrasi NaCl 7,69 gram klon-klon yang tergolong kriteria sangat toleran 0%, toleran 8,77%, moderat 47,95%, tidak toleran 40,35% dan sebesar 2,33% tanaman mati. Pada konsentrasi NaCl 17,95 gram klon-klon yang tergolong kriteria sangat toleran 0%, toleran 5,26%, moderat 25,73%, tidak toleran 61,99%, mati 1,73% dan tidak terdapat tanaman yang sangat toleran. Terjadi penurunan jumlah kriteria dari perlakuan NaCl 7.69 gram ke NaCl 17.95 gram, kecuali untuk kriteria tanaman peka yang semakin meningkat pesat. Klon-klon tebu yang telah di skrining menunjukkan bahwa sebanyak 2,34% klon tebu koleksi toleran terhadap cekaman kekeringan, 64,91% klon tebu tidak toleran, 23,98% klon moderat terhadap cekaman kekeringan dan 4,68% klon tebu sangat tidak toleran. Hasil skrining yaitu klon-klon tebu toleran cekaman kekeringan akan digunakan sebagai bahan skrining selanjutnya. Adapun terdapat klon yang mati sebanyak 4% hal ini dikarenakan bukan karena tercekam kekeringan tetapi klon yang tumbuh terkena hama membuat klon tidak bisa dikelompokkan kriterianya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/21/051100505 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Unnamed user with email heriprayitno@ub.ac.id |
Date Deposited: | 01 Mar 2011 09:23 |
Last Modified: | 20 Apr 2022 01:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128719 |
![]() |
Text
051100505.pdf Download (5MB) |
![]() |
Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg Download (31kB) |
![]() |
Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg Download (13kB) |
![]() |
Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg Download (3kB) |
![]() |
Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg Download (1kB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |