Pengaruh Benyl Adenin dan Media Dasar Pada Perbanyakan Embrio Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) Secara In Vitro.

Alu, Caecilia Puspita Chandra Pele (2011) Pengaruh Benyl Adenin dan Media Dasar Pada Perbanyakan Embrio Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) Secara In Vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang banyak dicari oleh kolektor baik dari dalam maupun luar negeri. Permintaan pasar luar negeri pada tahun 2000 mencapai 1,598 juta tanaman (Anonymous, 2011) menuntut kualitas yang seragam. Untuk menghasilkan anggrek yang banyak dan seragam, maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan metode kultur jaringan (Wardiyati, 1998). Kultur jaringan anggrek yang banyak berkembang di masyarakat adalah kultur dengan biji. Untuk menghasilkan embrio dalam jumlah lebih banyak diperlukan meristem yang berasal dari perkembangan biji dalam media kultur jaringan. Sama seperti tanaman lain, kultur jaringan tanaman anggrek memerlukan media dan komposisi zat pengatur tumbuh yang tepat sehingga dapat dihasilkan tanaman yang sesuai (Hendaryono, 2000). Menurut Gunawan (1988) Zat pengatur tumbuh yang banyak berperan dalam pertumbuhan adalah auksin dan sitokinin. Walaupun fungsi kedua zat pengatur tumbuh tersebut saling berlawanan, tapi keduanya tetap diperlukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan jenis media, konsentrasi sitokinin jenis Benzyl Adenin (BA) serta kombinasi yang paling sesuai untuk perbanyakan dan pertumbuhan explant anggrek bulan ( Phalaenopsis amabilis ). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2010 hingga bulan Februari 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan di Nursery “Venus Orchids” Jl. Supit Urang, Dusun Kraguman, Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah timbangan analitik, oven, aquadestilator, lemari es, autoclaf, pH meter, kompor gas, sendok plastik, penggaris, tabung volumetrik, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, botol kultur, pipet, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), scalpel, gunting, pinset, petridish, bunsen, kamera digital, lampu TL 40 watt, AC dan timer. Sedangkan bahan yang digunakan ini ialah media ½ Murashige and Skoog (½ MS), media Vacin and Went (VW), media New Phalaenopsis (NP) dan embrio anggrek bulan ( Phalaenopsis amabilis) warna putih. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah jenis media terdiri dari Media ½ Murashige and Skoog (½ MS), media Vacin and Went (VW) dan media New Phalaenopsis (NP). Faktor kedua adalah konsentrasi benzy adenine yang ditambahkan yaitu 0 ppm, 0.5 ppm, 1 ppm dan 1.5 ppm. Pengamatan dilakukan setelah inokulasi yang didasarkan pada pengamatan secara visual yang meliputi persentase hidup explant yang didapat dengan cara menghitung jumlah explant yang tumbuh dibagi dengan jumlah explant kali 100 %; saat inisiasi protocrom like bodies (PLB),tunas dan akar diamati setiap hari sampai terbentuk protocrom like bodies (PLB) atau organ lain, jumlah explant yang membentuk embrio,tunas atau akar pada 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49 dan 56 hari setelah subkultur, jumlah protocrom like bodies (PLB), daun dan akar yang terbentuk pada 56 hari setelah subkultur, panjang dan diameter akar yang terbentuk pada 56 hari setelah subkultur. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji perbandingan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan persentase hidup explant berkisar antara 75-100%. Perbedaan jenis media dan konsentrasi BA yang ditambahkan tidak berpengaruh nyata pada saat inisiasi embrio, tunas dan akar. Jumlah explant yang membentuk embrio dipengaruhi oleh konsentrasi BA dan yang terbanyak adalah pada perlakuan BA 0.5 ppm yaitu 3.89 explant per botol (77.80%). Perbedaan konsentrasi BA yang ditambah mempengaruhi jumlah explant yang membentuk tunas pada 35, 42, 49 dan 56 hss. Jumlah explant terbanyak yang membentuk tunas adalah dari perlakuan tanpa penambahan BA, yaitu 4.43 explant per botol (88.60%). Rerata jumlah daun pada 56 hss dipengaruhi oleh jenis media dan konsentrasi BA yang ditambahkan, tetapi idak ada interaksi antara keduanya. Jumlah daun terbanyak dihasilkan oleh media NP yaitu 22.75 daun atau lebih banyak 20.88% dari media ½ MS. Sedangkan media tanpa penambahan BA menghasilkan daun terbanyak yaitu 23.00 daun atau lebih banyak 13.04% dari perlakuan BA 0.5 ppm. Jumlah akar pada 56 hss juga dipengaruhi jenis media dan konsentrasi BA tanpa ada interaksi. Jumlah akar terbanyak adalah pada media NP yaitu 13.50 akar atau 34.62% lebih banyak daripada perlakuan ½ MS. Media tanpa penambahan BA juga menghasilkan akar dalam jumlah terbanyak yaitu 16.00 atau lebih banyak 37.50% dari perlakuan BA 0.5 ppm. Terjadi interaksi antara jenis media dan konsentrasi BA pada jumlah embrio yang dihasilkan dan diameter akar. Perlakuan ½ MS dengan kombinasi BA 0.5 ppm menghasilkan 20.40 embrio per explant. Sedangkan media VW dengan kombinasi BA 1.5 ppm men

English Abstract

-

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/199/051103815
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 08 Mar 2012 10:53
Last Modified: 20 Apr 2022 01:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128706
[thumbnail of 051103815.pdf]
Preview
Text
051103815.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item