Ikobad, Daniel (2011) Evaluation of Seven Cultivars Chili (Capsicum annum L.) Productivity in the Lowlands on The Rainy Season. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan cabai nasional terhitung pada September 2005 yaitu mencapai 808.237 ton/tahun dengan areal luas lahan 183.347 Ha. Dari jumlah tersebut, 65% kebutuhan cabai nasional di pasok di pulau Jawa (Anonymous, 2005). Dengan produktivitas 4,28 ton.ha -1 , maka masih dibutuhkan 23.511,84 ton/tahunnya. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan memakai kultivar yang unggul. Di Indonesia dikenal beberapa jenis kultivar yang sering ditanam petani antara lain Kultivar Hot Beauty, Kultivar Gada, Kultivar Omega, Kultivar Horizon, Kultivar Hot Chili, Kultivar Jet Set, dan Kultivar Restu. Selain penanaman kultivar unggul, juga perlu diperhatikan keadaan cuaca, salah satunya yaitu curah hujan. curah hujan berpengaruh terhadap pembungaan dan pembuahan. Pada saat berbunga dan berbuah tanaman memerlukan iklim yang kering. Hujan lebat yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan bunga gugur sehingga produksi buah menurun. Sedangkan kondisi cuaca saat ini mengalami ketidakteraturan akibat pemanasan global sehingga diperlukan pengujian terhadap daya hasil antara kultivar unggul yang ditanam pada musim hujan. Dari pengujian daya hasil tersebut diharapkan diperoleh kultivar yang berproduksi tinggi, bermutu baik, dan dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan tumbuhnya sehingga dapat meningkatkan produktivitas cabai yang selama ini masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kultivar cabai besar yang memiliki pertumbuhan dan hasil terbaik di dataran rendah pada musim hujan dibandingkan dengan kultivar Gada sebagai kontrol, dengan hipotesis bahwa Kultivar Horizon memiliki pertumbuhan dan hasil lebih baik dibandingkan kultivar Gada (Kontrol) dan kultivar yang lain di dataran rendah pada musim hujan. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Mei 2008. Percobaan dilaksanakan di Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri pada ketinggian 190 m dpl dengan jenis tanah Alluvial. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan meliputi : Kultivar Gada (K1) sebagai kontrol, Kultivar Omega (K2), Kultivar Hot Beauty (K3), Kultivar Hot Chili (K4), Kultivar Restu (K5), Kultivar Horizon (K6), Kultivar Jetset (K7). Variabel pengamatan terdiri dari pengamatan non destruktif, pengamatan destruktif, pengamatan komponen hasil dan hasil serta data penunjang. Pengamatan non destruktif, meliputi : jumlah cabang per tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah yang terbentuk per tanaman dan fruit set. Pengamatan destruktif meliputi Luas daun (cm 2 ). Variabel pengamatan komponen hasil dan hasil meliputi : bobot buah cabai per tanaman, bobot buah cabai per hektar, jumlah buah yang dipanen per tanaman, ukuran buah yang terdiri dari panjang dan diameter buah cabai, persentase buah yang rusak akibat terserang hama dan penyakit. Pengamatan data penunjang meliputi : Suhu udara, kelembaban udara, curah hujan (Ketiga data penunjang di atas diambil dari data stasiun cuaca terdekat dan disesuaikan dengan waktu penelitian). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%, dan jika terdapat beda nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Kultivar Horizon (K6) memiliki hasil (bobot buah dan jumlah buah panen) lebih tinggi dibandingkan kultivar Gada (K1) (Kontrol), namun kultivar Horizon (K6) juga memiliki nilai persen buah rusak lebih tinggi (22,56 %) dibandingkan dengan kultivar Gada (10,92 %). Kultivar Gada (K1), Horizon (K6), Jetset (K7) dan Omega (K2) sesuai ditanam di dataran rendah karena produktivitasnya yang tinggi. Kultivar Horizon berproduksi lebih tinggi dibandingkan kultivar Gada selaku kontrol, sedangkan kultivar Jetset dan Omega berproduksi lebih rendah dibandingkan kultivar Gada. Nilai kultivar Gada (K1), Horizon (K6), Jetset (K7) dan Omega (K2) untuk bobot buah panen per tanaman berturut-turut 705,13 gram, 783,98 gram, 661,67 gram dan 601,39 gram per tanaman dengan jumlah buah panen per tanaman berturut turut 69,52 buah, 77,52 buah, 67,18 buah dan 61,51 buah. Kultivar Restu (K5), Hot Chili (K4), dan Hot Beauty (K3) kurang sesuai ditanam di dataran rendah pada musim hujan karena hanya berproduksi berturut-turut 507,14 gram, 423,31 gram dan 330,5 gram per tanaman dengan jumlah buah panen per tanaman berturut-turut 51,76 buah, 39,34 buah dan 35,98 buah. Faktor lingkungan diantaranya suhu, kelembaban dan curah hujan memberikan pengaruh terhadap perkembangan penyakit antraknosa yang menyerang ketika curah hujan tinggi, suhu rendah dan kelembaban tinggi.
English Abstract
National needs of chili in September 2005 reached 808 237 tons / year with area of 183 347 ha. 65% of those needs are supplied from the Java island (Anonymous, 2005). With productivity 4,28 ton.ha -1 , it still needed 23511.84 tons / year. A way to increase productivity chili is by use superior cultivars. In Indonesia, there are known several types of cultivars that often planted by farmers, there are Hot Beauty cultivars, Gada cultivar, Omega cultivar, Horizon cultivar, Hot Chili cultivar, Jet Set cultivar, and Restu cultivar. Besides planting superior cultivars, is also worth noting weather conditions, one of which is rainfall. Rainfall affect flowering and fruiting. At the time of flowering and fruiting plants require a dry climate. Continued heavy rain cause the flowers fall so that fruit production to decline. While weather conditions are currently experiencing irregularity due to global warming so that the necessary tests on the results of superior cultivars grown in the rainy season. From the results of testing are expected to obtain cultivars that produce high, good quality, and well-adapted to the environment can increase productivity. This study aims to determine the cultivar of the chili that has the best growth and results in the lowlands during the rainy season compared with the cultivar Gada as a control, with the hypothesis that cultivar Horizon has a better growth and yield than the cultivars Gada (Control) and the other cultivars in the plains low during the rainy season. The experiment was conducted in January through May 2008. Experiments conducted in the Punjul Village, Plosoklaten Kediri District at an altitude of 190 m above sea level with Alluvial soil types. The study was conducted using a randomized block design consisting of seven treatments with four replications. Treatment includes: Gada cultivar (K1) as a control, Omega cultivar (K2), Hot Beauty cultivar (K3), Hot Chili cultivar (K4), Restu cultivar (K5), Horizon cultivar (K6), Jetset cultivar (K7). Variable observations consist of observations of non-destructive, destructive observation, observation results and result components and supporting data. Non-destructive observations, including: the number of branches per plant, number of flowers per plant, number of fruits formed per plant and fruit set. Observations include destructive leaf area (cm 2 ). Variable observation results and result components include: weight of fruit per plant chili, chili fruit weight per hectare, the number of fruits harvested per plant, fruit size of length and diameter of chilies, the percentage of fruit damaged by pests and diseases. Observations supporting data include: temperature, humidity, rainfall (data are taken from the nearest weather station data and adjusted to the time of the study). The dataobtained were analyzed using the F test at 5% level, and if there are real differences between treatments, followed by LSD at 5% level. Horizon cultivars (K6) has a yield (fruit weight and number of fruit harvest) was higher than cultivar Gada (K1) (Control), but the cultivar Horizon (K6) also has a value of damaged fruit per cent higher (22.56%) compared with the cultivar Gada (10.92%). Gada cultivars (K1), Horizon (K6), Jetset (K7) and Omega (K2) according planted in the lowlands because of high productivity. Horizon cultivars produce higher than Gada cultivars as controls, while the cultivar Omega Jetset and lower production than cultivars Gada. Gada cultivars value (K1), Horizon (K6), Jetset (K7) and Omega (K2) to the weight of fruit harvested per plant succession 705.13 grams, 783.98 grams, 661.67 grams and 601.39 grams per plants by the number of fruit harvested per plant respectively 69.52 fruit, fruit 77.52, 67.18 and 61.51 fruits fruit. Restu cultivars (K5), Hot Chili (K4), and Hot Beauty (K3) is less suitable planted in the lowlands during the rainy season because it only produces successively 507.14 grams, 423.31 grams and 330.5 grams per plant with number of fruit harvested per plant succession fruit 51.76, 39.34 and 35.98 fruits fruit. Environmental factors including temperature, humidity and rainfall influence on the development of antraknosa disease that attacks when high rainfall, low temperature and high humidity.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2011/184/051103800 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
| Date Deposited: | 07 Mar 2012 10:51 |
| Last Modified: | 19 Apr 2022 07:22 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128691 |
Preview |
Text
051103800.pdf Download (12MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |