Pola Kemitraan Antara Ud. Plasma Panen Unggul Dengan Petani Cabai Di Desa Kucur Dan Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

Santoso, Nico (2018) Pola Kemitraan Antara Ud. Plasma Panen Unggul Dengan Petani Cabai Di Desa Kucur Dan Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Dari sisi penawaran atau produksi, luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura, yang mencakup 323 jenis komoditas terdiri atas 60 jenis komoditas buah-buahan, 80 jenis komoditas sayuran, 66 jenis komoditas biofarmaka dan 117 jenis komoditas tanaman hias. Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk dikembangkan adalah komoditas cabai. Cabai mempunyai peran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, ekspor impor dan industri pangan. Komoditas cabai termasuk kedalam rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan yang kaya akan vitamin dan mineral serta sebagai bahan obat tradisional. Komoditas cabai banyak dibudidayakan oleh petani yang berada di pedesaan, khususnya di Pulau Jawa. Salah satu karakteristik petani pedesaan adalah penguasaan lahan yang sempit. Ciri petani kecil adalah petani yang memiliki kekurangan modal dan tabungan terbatas. Hal ini selaras dengan pernyataan bahwa permasalahan internal yang dihadapi usaha dengan skala kecil salah satunya menyangkut tentang kurangnya permodalan. Kurangnya permodalan petani dapat diatasi dengan beberapa alternatif yang ada. Alternatif tersebut adalah melalui kemitraan dengan lembaga keuangan formal atau bermitra dengan lembaga keuangan non formal. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kebijakan pemerintah yang bekerjasama dengan pihak bank sebagai lembaga formal yang menyediakan solusi pemecahan masalah bagi petani yang mengalami keterbatasan modal. Di sisi lain, ada pula lembaga keuangan non formal seperti juragan sebagai pemegang dana yang menawarkan kemitraan kepada petani dengan jaminan bantuan modal dan pemasaran hasil panen. Tujuan dari penelitin ini adalah : (1) Mendesrkripsikan pola kemitraan, aturan, dan kesepakatan antara UD. Plasma Panen Unggul dengan petani cabai di Desa Kucur dan Desa Tegalweru (2) Menjelaskan alasan petani cabai di Desa Kucur dan Desa Tegalweru memilih bermitra dengan juragan (3) Menjelaskan persepsi petani di Desa Kucur dan Desa Tegalweru tentang peminjaman modal ke juragan ataupun peminjaman modal ke bank. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif. Sementara itu, desain penelitan ini menggunakan desain studi kasus. Lokasi penelitian berada di Desa Kucur dan Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2017. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yang digunakan pada UD. Plasma Panen Unggul. Jumlah petani yang masuk dalam kemitraan dengan UD. Plasma Panen Unggul di Desa Kucur dan Tegalweru sebanyak 27 petani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola kemitraan yang dijalankan oleh petani cabai di Desa Kucur dan Desa Tegalweru dengan juragan cenderung mengikuti pola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Juragan menyediakan kebutuhan modal usahatani bagi petani mitranya berupa uang dan sarana produksi yaitu benih, pupuk, pestisida, dan mulsa. Petani mitra menyediakan sarana produksi berupa lahan dan tenaga kerja. Hasil panen petani mitra seluruhnya dibeli oleh juragan dan dipasarkan juragan. Pelaksanaan kemitraan antara petani cabai di Desa Tegalweru dan Desa Kucur dengan Bapak Majid sebagai juragan berjalan berdasarkan prinsip saling percaya dan saling menguntungkan. Kedua belah pihak bekerjasama untuk saling melengkapi satu sama lain. Dalam kemitran ini terdapat perjanjian kerjasama secara tidak tertulis antara petani mitra dengan juragan. Kesepakatan kerjasama hanya dibuat secara lisan antara petani mitra dengan Bapak Majid sebagai juragan Ada beberapa alasan petani memilih bermitra dengan UD. Plasma Panen Unggul. Ada 12 orang petani atau 44% dari total keseluruhan 27 petani sampel beralasan bahwa jika petani meminjam modal di juragan tidak akan dikenai bunga selayaknya jika meminjam modal di bank. 8 orang petani atau 30% dari total keseluruhan 27 petani sampel memiliki alasan yaitu ketersediaan saprodi di juragan yaitu Bapak Majid lengkap dibandingkan dengan juragan lainnya. Dengan persentase 7% dari total keseluruhan 27 petani sampel atau 2 orang petani beralasan bahwa di juragan bisa hutang terlebih dahulu. Sementara ada 5 orang dengan alasan berbeda masing-masing yaitu juragan yang lama tidak lagi membiayai usahatani cabai, petani mendapatkan jaminan pasar, petani tidak memiliki modal jika ingin berusahatani sendiri, petani yang bergabung dengan UD. Plasma Panen Unggul atas saran petani lainnya, dan yang terakhir adalah pelayanan yang baik dari UD. Plasma Panen Unggul Persepsi petani terhadap pinjaman uang di bank adalah meminjam uang di bank lebih merugikan dibandingkan meminjam uang di juragan karena pinjaman yang diberikan bank memiliki suku bunga sebesar 14% yang memberatkan petani. Selain itu resiko meminjam uang di bank lebih tinggi daripada jika petani meminjam uang di juragan karena jika petani mengalami gagal panen, hutang petani bisa dibayarkan setelah panen di musim berikutnya dengan modal yang masih dipinjamkan oleh juragan.

English Abstract

Horticultural commodities are potential commodities that have high economic value and have the potential to continue to be developed. In terms of supply or production, the area of Indonesia with its diversity of agro-climates enables the development of various types of horticultural crops, covering 323 types of commodities consisting of 60 types of fruits, 80 vegetables, 66 types of biopharmaceutical commodities and 117 kinds of ornamental plant commodities. One potential horticultural commodity to be developed is chili. Chili has a large enough role to meet domestic needs because it has a high economic value, import and export food industry. Chilli commodities are included into unsubstituted spices that serve as a seasoning seasoning rich in vitamins and minerals as well as traditional medicinal ingredients. Chili commodities are widely cultivated by farmers who are in the countryside, especially in Java. One of the characteristics of rural farmers is the narrow land holding. The characteristics of small farmers are farmers who have limited capital and limited savings. This is in line with the assertion that the internal problems facing small-scale business are one of them concerning the lack of capital. The lack of farmers' capital can be overcome by several alternatives. The alternative is through partnerships with formal financial institutions or partnering with non-formal financial institutions. People's Business Credit (KUR) is a government policy that cooperates with the bank as a formal institution that provides problem-solving solutions for farmers with limited capital. On the other hand, there are non-formal financial institutions such as skipper as a fund holder who offers partnership to farmers with assurance of capital assistance and marketing of crops. The objectives of this research are: (1) Describe the pattern of partnership, rules and agreement between skipper and chilli farmer in Kucur Village and Tegalweru Village (2) Explain the reason of chilli farmer in Kucur Village and Tegalweru Village choose partner with skipper (3) Explain perception farmers in the village of Kucur and Tegalweru Village about lending capital to the skipper or lending capital to the bank. This research uses a qualitative research approach. In the meantime, this research design uses case study essay. The research sites are located in Kucur Village and Tegalweru Village, Dau District, Malang Regency, East Java. This study was conducted from September to October 2017. The sample in this study was determined by using purposive sampling technique used in UD. Plasma Panen Unggul. The number of sample farmers in this study were 27 farmers. The results of this study indicate that the pattern of partnership run by chilli farmers in Kucur and Tegalweru villages with skipper tends to follow the pattern of Cooperation of Agribusiness Operations (KOA). The skipper provides farming capital needs for his partner farmers in the form of money and production facilities, namely seeds, fertilizers, pesticides, and mulch. Partner farmers provide production facilities in the form of land and labor. The farmer's harvest yields are all purchased by the skipper and marketed by the skipper. There are several reasons farmers choose to partner with. There are 12 peasants or 44% of the total sample farmers arguing that if the farmer borrows capital in the skipper it will not be subject to proper interest if it borrows capital at the bank. 8 farmers or 30% of the total sample farmers have a reason that the availability of saprodi in the skipper is Mr. Majid complete compared with other skipper. With a percentage of 7% of the total sample farmers or 2 farmers argued that in the skipper can be debt first. While there are 5 people with different reasons each is the old skipper no longer finance chili farming, farmers get market guarantees, farmers do not have the capital if you want to own business, and the last is the farmers invited friends to join the skipper. The perception of farmers to lend money in banks is to borrow money in banks is more harm than borrow money in the skipper because the loans provided by banks have interest rates incriminating farmers. In addition, the risk of borrowing money in the bank is higher than if the farmer borrows money in the skipper because if the farmer fails to harvest, the farmer's debt can be paid after the next season's harvest with the capital still lent by the skipper.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/660/051809995
Uncontrolled Keywords: Kerjasama, Kemitraan, Bantuan Modal, Pemasaran Hasil Panen
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.7 Business enterprises > 338.73 Partnerships
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 30 Nov 2018 01:24
Last Modified: 20 Oct 2021 10:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12868
[thumbnail of NICO SANTOSO.pdf]
Preview
Text
NICO SANTOSO.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item