Analisis Efisiensi Pemasaran Sengon Laut (Albazia falcataria) (Studi Kasus Di Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan).

Rahayu, Meinar Fithria (2011) Analisis Efisiensi Pemasaran Sengon Laut (Albazia falcataria) (Studi Kasus Di Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peranan pertanian saat ini perlu ditingkatkan karena pertanian merupakan pelaku utama dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tanaman kayu sengon laut. Namun tingginya hasil produksi sengon laut tidak akan bermanfaat banyak tanpa adanya pemasaran yang baik. Dalam setiap sistem pemasaran akan melibatkan lembaga pemasaran sebagai pelaku pemasaran suatu produk, banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sengon laut akan mempengaruhi panjang pendeknya rantai pemasaran dan besarnya biaya pemasaran yang harus dikeluarkan dan mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara petani produsen dengan konsumen. Ketertarikan dan minat yang tinggi dari masyarakat menyebabkan usahatani sengon laut di Kecamatan Purwosari tinggi. Namun tingginya jumlah petani sengon laut di wilayah tersebut tidak diimbangi dengan jumlah pelaku pemasaran yang berperan untuk menungkatkan nilai jual dari kayu tersebut, jumlah pedagang penebas dan pedagang kayu di daerah tersebut jauh lebih sedikit dari pada jumlah petani sengon laut, selain itu konsumen dari kayu sengon laut hanya terbatas pada industri pengolahan kayu yang berada di luar kota. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana struktur pasar sengon laut yang terjadi di Lokasi Penelitian, 2) Bagaimana integrasi pemasaran sengon laut yang terjadi di Lokasi Penelitian, 3) Bagaimana marjin, keuntungan dan rasio harga yang terjadi dalam pemasaran sengon laut di lokasi penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui struktur pasar sengon laut yang terjadi di Lokasi Penelitian, 2) Mengetahui integrasi pemasaran sengon laut yang terjadi di lokasi penelitian, 3) Mengetahui marjin, keuntungan dan rasio harga yang terjadi dalam pemasaran sengon laut di lokasi penelitian untuk mengetahui efisien atau tidaknya sistem pemasaran yang terjadi. Penentuan Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purpossive ), didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi yang cukup besar dalam perkembangan budidaya sengon laut. Penentuan responden untuk petani diambil di daerah penelitian diambil secara acak sederhana, penentuan jumlah sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Responden lembaga pemasaran ditentukan dengan cara non probability sampling , prosedur pengambilan contohnya dilakukan dengan metode snow ball sampling melalui pendekatan lembaga. Metode analisis data yang digunakan adalah: 1) menggunakan analisis deskriptif mengenai jumlah penjual dan pembeli di pasar, diferensiasi produk, hambatan masuk pasar, ti ngkat pengetahuan pasar, ada tidaknya praktek-praktek penentuan harga dan ada tidaknya kerjasama antar pedagang. 2) Sedangkan analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran sengon laut adalah analisis konsentrasi rasio, elastisitas transmisi harga dan analisi integrasi pasar dengan menggunakan data primer pada tahun penelitian dilaksanakan, analisis marjin pemasaran, share harga yang diterima petani dan share keuntungan dan biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran sengon laut di daerah penelitian, saluran pemasaran tersebut adalah: Saluran I : Petani  Pedagang Penebas  Pedagang Kayu  Konsumen (Pabrik Pengolahan Kayu) Saluran II : Petani  Pedagang Penebas  Konsumen (Pabrik Pengolahan Kayu) Saluran III: Petani  Pedagang Kayu  Konsumen (Pabrik Pengolahan Kayu) Pada sistem pemasaran sengon laut di daerah penelitian diketahui bahwa jumlah lembaga pemasaran lebih besar daripada jumlah petaninya dan tidak ditemukan adanya diferensiasi produk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, semua produk kayu sengon laut dijual dalam bentuk kayu bulat (log). Hambatan yang yang dihadapi oleh pelaku pemasaran sengon laut di daerah penelitian adalah berupa ijin tebang dari desa setiap kali pelaku pemasaran akan menebang tanaman sengon laut. Karena konsentrasi volume perdagangan pada keseluruhan pedagang tidak ada yang mencapai nilai 80 persen, maka struktur pasar sengon laut di daerah penelitian adalah pasar oligopsoni. Hasil analisis elastisitas transmisi harga menunjukkan bahwa harga yang terjadi pada saluran pemasaran sengon laut di daerah penelitian tidak ditransmisikan dengan cukup elastis kepada petani sengon laut di daerah penelitian. Pembentukan harga kayu sengon laut didasarkan pada kisaran harga yang telah ditentukan oleh industri pengolah an kayu, proses penentuan harga dilakukan melalui negosiasi oleh semua lembaga pemasaran yang terlibat dan tidak terjadi kerjasama antar pedagang. Nilai koefisien korelasi pada ketiga saluran pemasaran kurang dari satu sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran sengon laut di daerah penelitian mengarah pada bentuk pasar oligopsoni. Distribusi marjin untuk setiap saluran pemasaran di daerah penelitian masih belum merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran sengon laut di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan tidak efisien. Berdasarkan hasil analisis, maka untuk mengembangkan pemasaran sengon laut di lokasi penelitian dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1) Perlu adanya peningkatan penyuluhan pertanian mengenai budidaya, informasi harga dan pasar kepada para petani, agar petani tidak tertinggal mengenai informasi terbaru yang berhubungan dengan pemasaran hasil sengon lautnya. 2) Diperlukan adanya peran serta instansi pemerintah yang terkait dalam mengarahkan terbentuknya pasar persaingan yang lebih terbuka. 3) Untuk memperkecil marjin pemasaran sengon laut, salah satu upaya yang perlu diterapkan adalah membangun/menghidupkan kembali kelompok tani sengon laut dan juga sentralisasi lembaga pemasaran di tingkat desa dengan aturan yang jelas dan disepakati oleh anggotanya. Dengan demikian, petani sengon laut akan memiliki posisi tawar yang lebih baik.

English Abstract

The role of agriculture today needs to be improved because the agriculture is a major field in agricultural development in Indonesia. One of the agricultural commodities that have the potential to be developed is sengon laut plants. The high output of sengon laut would be useless without a good marketing. In any marketing sistem will involve the marketing agency as a principal marketing of the product, the number of marketing agencies who are involved in the marketing system will affect the marketing chain and the magnitude of marketing costs. The high interested and enthusiasm from the public to led sengon laut farming in the Purwosari subdistrict is high, so the number of sengon laut farmers in Purwosari quite a lot. The high number of sengon laut farmers in the region is not matched by the number of actors whose role is to increase marketing selling points of the wood, the number of wholesale merchants and timber merchants in the area are far fewer than the number of sengon laut farmers. Based on the background above, the problem can be formulated as: 1) How is the market structure of sengon laut that occurs in the study area?; 2) How is the marketing integration of sengon laut that occurs in the study area?; 3) how is the margins, profits and price ratio that occurred in the marketing of the sengon laut that occurs in in the study area?; and the purposes of the study are: 1) To determine the structure of sengon laut market that occurred in the study area. 2) To find out the sengon laut marketing integration that occurs in the study area. 3) To find out the margins, profits and price ratio that occurred in the sengon marketing research in order to find out whether the marketing sistem that occur efficient or not. The hypothesis put forward in connection with this study is thought that the marketing of sengon laut in District of Purwosari, Pasururan Regency has not efficiently. Purwosari subdistrict, Pasuruan regency was determined purposively as the research location, based on the consideration that the area has considerable potential in the development of sengon laut agriculture. Respondents were randomly chosen from the farmers in Purwosari subdistrict, and the samples used here is determined by using the Slovin formula. Respondents from marketing agency is determined by non probability sampling, especially we used snow ball sampling method. Data analysis methods used here are: 1) descriptive analysis of the number of sellers and buyers in the market, product differentiation, barriers to market entry, and market knowledge level, the presence or absence of pricing practices and the presence or absence of cooperation among merchants . 2) quantitative analysis used concentration ratio and the elasticity of price transmission, market integration analysis, marketing margins, farmers share and profits and expenses share. The results show that there are three marketing channels of sengon laut in research site, they are: Channel I: Farmer  Wholesale Trader  Wood Trader  Consumer (Wood Processing Factory) Channel II: Farmer  Wholesale Trader  Consumer (Wood Processing Factory) Channel III: Farmer  Wood Trader  Consumer (Wood Processing Factory) It is known that the number of marketing agencies is greater than the number of farmers and did not reveal any differentiation of products, all wood products sold in the form of sengon laut roundwood (logs). There are no significant barriers for farmers to do sengon laut farming, while the barriers faced by sengon laut marketing actors in the study area was a logging permit from the village every time offender will cut down sengon laut. The concentration on the overall trading volume traders do not exist, which totaled 80 percent, then the market structure in the research area of sengon laut is oligopsony market. The results of price transmission elasticity analysis showed that the prices that occurred at sengon laut marketing channels in the study area is not transmitted sufficiently elastic to the sengon laut farmers. The establishment of sengon laut prices is based on the price range that has been determined by the wood processing industry, the pricing is done through negotiations by all the marketing agencies that are involved and there is no cooperation among traders. Correlation coefficient values on all three marketing channels is less than one so that it can be concluded that the sengon laut marketing in the research location leads to the form of an oligopsony market, so it can be said in general that the marketing sistem formed is not efficient. The distribution margin for each marketing channel in the area of research is still not evenly distributed. So it can be concluded that the marketing of sengon laut in District of Purwosari, Pasuruan Regency is inefficient. Based on the analysis, here a number of suggestions that can be followed in order to develop the better sengon laut marketing: 1) Increasing agricultural extension services to farmers, so farmers are not left behind on the latest information. 2) There is a need and role of government agencies involved in directing the formation of a more open market competition. 3) To reduce the marketing margin of sengon laut, one of the efforts that need to be applied is to build / revive sengon laut farmers groups and also centralization of marketing at the village level institutions with clear rules and agreed by its members. Thus, sengon laut farmers will have a better bargaining position.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/171/051103787
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 22 Mar 2012 11:00
Last Modified: 19 Apr 2022 02:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128676
[thumbnail of 051103787.pdf] Text
051103787.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (33kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (14kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (3kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from text to thumbnail_small] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (1kB)

Actions (login required)

View Item View Item