Respon Dua Kultivar Tanaman Kubis Merah (Brassica oleraceae var. Capitata L. f. rubra) terhadap Tingkat Naungan

Nusantari (2011) Respon Dua Kultivar Tanaman Kubis Merah (Brassica oleraceae var. Capitata L. f. rubra) terhadap Tingkat Naungan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kubis merah (Brassica oleraceae var. capitata L. f. rubra) ialah sayuran daun dataran tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sayuran kubis merah masih jarang dibudidayakan di dataran tinggi Indonesia yang lingkungan tumbuh mirip dengan daerah asal subtropis, terutama suhu lingkungan. Indonesia memiliki iklim tropis sehingga keadaan lingkungan berkabut, curah hujan tinggi, angin kencang dan intensitas matahari dipengaruhi oleh musim, letak geografis dan ketinggian tempat. Keadaan ini mengakibatkan tanaman kubis merah yang dibudidayakan di dataran tinggi mendapatkan suhu optimum untuk pertumbuhan, namun di sisi lain mengakibatkan penerimaan radiasi matahari tidak maksimal. Hasil penelitian Saparso et al., (2008), tanaman kubis memberikan hasil maksimal pada intensitas cahaya 2841,545 kal/cm2/menit dibawah naungan 20,5 %. Sedangkan intensitas cahaya pada siang hari di dataran tinggi pada keadaan tidak berawan sekitar 13951,7 – 15600,9 kal/cm2/menit. Petani tradisional umumnya menanam di lahan terbuka. Hal ini merupakan kendala penanaman kubis merah pada system pertanian konvensional di Indonesia yang menyebabkan keadaan lingkungan tidak menunjang. Sedangkan pada musim hujan tanaman kubis merah akan terhalang awan dan musim kemarau mengakibatkan intensitas matahari yang tinggi. Tanaman kubis merah tergolong spesies tanaman C3 yang mempunyai tingkat kejenuhan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman C4, yaitu untuk meningkatkan fotosintesis sebelum cahaya penuh/terik (Gadner et al, 1991). Lakitan (2004) menyatakan bahwa tanaman C3 akan mencapai jenuh pada intensitas cahaya sekitar ¼ sampai ½ cahaya matahari penuh. Intensitas cahaya yang berlebihan akan menurunkan kecepatan fotosintesis yang berakibat pada produktifitas tanaman kubis merah. Tanaman kubis merah yang dibudidayakan petani, tanpa melihat kesesuaian antara kultivar dan kebutuhan intensitas matahari bagi pertumbuhan tanaman. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui tingkat naungan yang sesuai untuk tanaman kubis merah Tujuan dilaksanakan penelitia ini untuk mempelajari mempelajari respon dua (2) kultivar kubis merah (Brassica oleraceae var. capitata L. f. rubra) terhadap naungan. Hipotesis penelitian ini ialah Pemberian naungan 60% akan menurunkan produksi tanaman kubis merah (Brassica oleraceae var. capitata L. f. rubra) dan setiap kultivar kubis merah memberikan respon yang berbeda terhadap tingkat naungan. Penelitian dilaksanakan di Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang berada pada ketinggian ± 863 m dpl, suhu rata-rata adalah 20 - 24C.. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Alat dan bahan yang digunakan ialah cangkul, sabit, paranet 20%, 40% dan 60%, bambu, alat pengukur intensitas cahaya (lux meter), thermometer, hygrometer, roll meter, gunting, kawat, timbangan, LAM (Leaf Area Meter), jangka sorong, alat penyiram, benih kubis merah kultivar Red globe dan Ruby perfection, pupuk kotoran kambing, pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dan diulang 3 kali. Perlakuan naungan sebagai petak utama yakni Tanpa Naungan (N0), Naungan 20% (N1), Naungan 40% (N2), dan Naungan 60% (N3). Kultivar kubis merah sebagai anak petak terdiri dari Red Globe (K1) dan Ruby Perfection (K2). Pengamatan dilakukan saat tanaman berumur 14, 24, 34 dan 44 hari setelah tanam. Parameter pengamatan terdiri dari non destruktif, destruktif, panen dan lingkungan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, Crop Growth Rate (CGR), diameter krop, bobot segar, bobot komsumsi, indeks panen, intensitas cahaya, kelembaban, dan suhu. Data pengamatan dianalisis dengan analisis ragam (Uji F) taraf 5%, dan apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara naungan dan kultivar terhadap Crop Growth Rate (CGR) pada umur 24 hst – 34 hst. Pada perlakuan tanpa naungan pada kultivar Ruby perfection memberikan hasil tertinggi 1,749 g.m-2.hari-1 dan perlakuan naungan 60% pada kultivar Ruby perfection meberikan hasil terendah 0,593 g.m-2.hari-1. Penurunan intensitas cahaya matahari dengan pemberian naungan sebesar 20%, 40%, dan 60% menurunkan hasil pada parameter diameter krop, bobot komsumsi, dan indeks panen dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian naungan (0%) terhadap kultivar kubis merah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/126/051102732
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 28 Jul 2011 10:25
Last Modified: 19 Apr 2022 01:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128631
[thumbnail of 051102732.pdf]
Preview
Text
051102732.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item