Prasetya, Okta Hans (2009) Respon Pertumbuhan Dan Produktivitas Beberapa Klon Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Yang Tahan Kepras Pada Keperasan Pertama. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman tebu ( Saccharum officinarum L.) ialah golongan rumputrumputan yang mulai dari pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula dengan kadar mencapai 20%. Air gula tersebut kemudian diolah menjadi gula pasir dan gula merah, sisa dari hasil pengolahannya ialah tetes tebu (molase) yang digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk bioetanol, ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pabrik, dan blotongnya digunakan sebagai pupuk organik.Budidaya tebu di Indonesia cenderung meluas ke tanaman keprasan. Namun keprasan berdampak pada penurunan produktvitas gula. Produktivitas keprasan cenderung menurun karena antara lain, pemilihan varietas yang kurang tepat, saat kepras yang terlambat, takaran hara pupuk yang kurang, pengairan yang kurang atau kelebihan air, hama dan penyakit, serta kesuburan fisika tanah yang rendah. Terdapat sejumlah kegiatan pemeliharaan tanaman yang kurang bermanfaat pada baku budidaya keprasan di Indonesia. Tanaman tebu keprasan dapat didefinisikan sebagai budidaya pertumbuhan setelah panen tanaman tebu pertama ( plant cane ) dilakukan, walaupun hal itu tidak harus melalui pembenihan (Francis 1989). Pada dasarnya tanaman keprasan adalah pertumbuhan lanjutan dari tanaman awal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan klon yang mempunyai ketahanan terhadap keprasan pertama dan tanaman tebu yang paling bagus pertumbuhannya setelah kepras. Hipotesisnya yang diajukan yaitu terdapat perbedaan pengaruh keprasan pada pertumbuhan dan produktivitas 10 klon tanaman tebu Penelitian dilaksanakan di Kebun Kejobo, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Ketinggian lokasi, 4 m dpl, jenis tanah Inceptisol. Suhu rata-rata berkisar antara 26,20 C 28,50 C, curah hujan 14000 mm/tahun, intensitas matahari 331,87 cal/cm2/hari dan kecepatan angin rata rata 2,81 km/jam. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2007 sampai dengan Agustus 2008. menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Adapun perlakuannya yaitu 1). klon PS 99-1101, 2). klon PS 99-1109, 3). klon PS 99-1113, 4). klon PS 99-1115, 5). klon PS 99-1119, 6). klon PS 99-1125, 7). klon PS 99-1130, 8). klon PS 99-1132, 9). varietas PS 851 sebagai kontrol pertama, 10). varietas PSCO 902 sebagai kontrol kedua. Pengamatan meliputi pertumbuhan tanaman tebu dan perbandingan tebu tanaman pertama dengan tebu tanaman keprasan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada umur 1, 2, 3, 4, 5, 6 bsk (bulan setelah kepras). Parameter pengamatan meliputi persentase Gap, jumlah batang, jumlah rumpun, diameter batang, tinggi tanaman, persentase serangan hama dan penyakit tanaman, jumlah ruas, panjang ruas, bobot basah batang, bobot kering batang, dan hasil produksi yang meliputi kadar gula total, berat tebu per hektar, dan produktivitas tebu per hektar. Sedangkan perbandingan tebu tanaman pertama dan tebu tanaman keprasan meliputi jumlah batang, jumlah rumpun, tinggi tanaman, diameter batang, persentase serangan hama dan penyakit tanaman dan hasil produksi yang meliputi kadar gula total, berat tebu per hektar, dan produktivitas tebu per hektar. Kriteria tebu tahan kepras ialah pertumbuhan tebu keprasannya diatas 80 % dari tebu pertama. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf nyata (p = 0,05) dan untuk mengetahui perbedaan antar klon dilakukan dengan uji Duncan pada taraf nyata (= 0,05). Sedangkan untuk memperoleh tanaman tebu yang tahan kepras menggunakan metode perbandingan data tanaman pertama dengan data tanaman keprasan. syarat tanaman yang tahan kepras ialah data tanaman keprasan pertumbuhannya diatas 80 % dari tebu pertama Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon PS 99-1113, PS 99-1130, PS 851 dan PSCO 902 ialah beberapa klon yang memiliki respon keprasan yang baik. Dari perbandingan keseluruhan didapatkan klon PS 99-1109, PS 99-1113, PS 99- 1115, PS 99-1119, PS 99-1125, PS 99-1132, PS 851 dan PSCO 902 memiliki pertumbuhan diatas 80 % dari tebu pertama, untuk berat perhektar terdapat empat klon tebu yang tahan kepras yaitu klon PS 99-1109, PS 99-1113 dan PS 851. sedangkan pada produktivitas tebu klon PS 99-1109, PS 99-1113, PS 99-1115, PS 99-1119, PS 99-1125, PS 99-1132, PS 851 dan PSCO 902 merupakan klon yang tahan kepras.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2009/89/050901336 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 05 May 2009 10:55 |
Last Modified: | 13 Apr 2022 07:04 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128388 |
Preview |
Text
050901336.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |