Pemanfaatan Citra Satelit Aster dalam Estimasi Distribusi Spasial Potensi Kekeringan Lahan di DAS Ngasinan, Trenggalek, Jawa Timur

Setiadi, Yadi (2009) Pemanfaatan Citra Satelit Aster dalam Estimasi Distribusi Spasial Potensi Kekeringan Lahan di DAS Ngasinan, Trenggalek, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kekeringan lahan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Penyebab terjadinya kekeringan lahan adalah perubahan penggunaan lahan dan terjadinya perubahan iklim global. Salah satu metode untuk menganalisis potensi kekeringan lahan adalah dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Penelitian bertujuan untuk memprediksi secara spasial distribusi potensi kekeringan lahan dan luasannya berdasarkan kajian evapotranspirasi dan kelengasan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di DAS Ngasinan, Trenggalek, Jawa Timur pada bulan Mei 2007-Oktober 2008. Metode yang digunakan adalah metode neraca keseimbangan energi permukaan lahan, fraksi evaporasi ( EF ), dan kelengasan lahan pada citra Aster. Pengolahan citra Aster menghasilkan beberapa parameter untuk penentuan evapotranspirasi dan tingkat kelengasan lahan. Parameter tersebut adalah albedo, emisivitas, dan indeks vegetasi ( NDVI ) yang kemudian dijadikan sebagai input dalam neraca keseimbangan energi permukaan lahan ( LE = Rn – G – H ) dan fraksi evaporasi ( EF = LE / Rn – G ). Nilai EF berkisar antara 0–1, nilai EF semakin rendah maka potensi kekeringan akan semakin tinggi. Kemudian dilakukan analisis korelasi regresi nonlinier antara indeks lahan ( NDSI, NDVI, NDWI ) dengan kadar lengas tanah untuk mendapatkan model estimasi kelengasan lahan. Fraksi evaporasi ( EF ) dan kelengasan lahan kemudian dijadikan sebagai input untuk pendugaan potensi kekeringan. Pendugaan dilakukan dengan analisis SIG yaitu dengan melakukan tumpang tindih pembobotan ( Weighted Overlay ) pada Model Builder . Hasil pembobotan ini kemudian menghasilkan citra potensi kekeringan yang dibagi menjadi tiga kelas potensi kekeringan, yaitu kelas Rendah (daerah yang tidak berpotensi mengalami kekeringan), kelas Sedang (daerah yang berpotensi mengalami kekeringan sedang), dan kelas Tinggi (daerah yang berpotensi tinggi untuk mengalami kekeringan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas potensi kekeringan yang paling dominan pada wilayah penelitian ini adalah kelas sedang dengan luas 65.700,46 ha diikuti dengan kelas potensi kekeringan tinggi dengan luas 9.281,34 ha dan kelas potensi kekeringan rendah dengan luas 2.955,29 ha. Potensi kekeringan dengan kelas tinggi dominan terjadi di Kecamatan Pogalan, diikuti dengan Kecamatan Durenan, Tugu, Karangan, Trenggalek dan Pagerwojo. Potensi kekeringan dengan kelas sedang hampir semuanya menyebar secara merata di setiap Kecamatan, dan terluas berada pada Kecamatan Karangan, Kampak, Bendungan, Trenggalek dan Tugu. Sedangkan pada potensi kelas kekeringan rendah sebanyak 35,01 % dan 31,51 % berada pada Kecamatan Besuki dan Watulimo dengan luas wilayah 1.034,65 ha dan 931,34 ha.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/54/050900665
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Mar 2009 14:47
Last Modified: 13 Apr 2022 03:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128353
[thumbnail of 050900665.pdf]
Preview
Text
050900665.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item