Kandungan Antosianin Sayuran Daun Merah Pada Berbagai Tingkat Naungan

Dewi,, Asthasari Manda Kurnia (2009) Kandungan Antosianin Sayuran Daun Merah Pada Berbagai Tingkat Naungan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sayuran daun banyak dikonsumsi masyarakat luas sebagai sumber vitamin dan gizi sehari-hari, berdasarkan warna daun sayuran ini dapat dikelompokkan menjadi sayuran daun hijau dan sayuran daun merah. Warna merah, biru, dan ungu yang terdapat pada buah, daun, atau bunga suatu tanaman dipengaruhi oleh pigmen antosianin yang bagi tanaman berfungsi dalam membantu penyerbukan, bagi kesehatan pigmen antosianin adalah sumber antioksidan, dan pewarna alami makanan. Kandungan pigmen antosianin pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama cahaya matahari (intensitas, panjang gelombang), suhu udara, nutrisi, dan pH. Cahaya matahari yang dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap pigmen tanaman. Pembentukan pigmen antosianin dipacu oleh cahaya biru, biru-hijau, dan hijau (Loken, and Herman, 2007). Salah satu cara untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman dengan penggunaan naungan paranet. Efek penggunaan naungan dapat mengurangi cahaya yang diterima oleh tanaman dan menurunkan suhu udara sehingga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen tanaman. Hipotesis yang dikemukkakan adalah penggunaan naungan akan menurunkan kandungan antosianin pada sayuran daun merah dan setiap sayuran daun merah memiliki kandungan antosianin yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di desa Karang Widoro, Kecamatan Dau, Malang dengan ketinggian tempat 600 mdpl, kelembaban 60 – 70 % serta suhu rata-rata berkisar 22˚- 24˚C. Waktu pelaksanaan Mei – Agustus 2008. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan taraf naungan sebagai petak utama yakni Tanpa Naungan (N0), Naungan 25 %(N1), dan Naungan 50%(N2). Jenis sayuran merah sebagai anak petak terdiri dari Bayam Merah (S1), Selada Merah (S2), dan Kubis Merah (S3). Peubah pengamatan terdiri dari pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu panjang tanaman, jumlah daun, luas daun untuk bayam dan selada merah, bobot segar, bobot konsumsi, indeks panen, dan diameter krop untuk kubis merah. Pengamatan juga dilakukan untuk kandungan antosianin pada setiap jenis sayuran dengan tingkat naungan yang berbeda. Data pengamatan dianalisis dengan analisis ragam (Uji F), dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi perlakuan naungan dan jenis sayuran terhadap semua peubah yang diamati. Perlakuan naungan secara terpisah berbeda nyata pada pengamatan tinggi tanaman panen, luas daun bayam merah dan selada merah, diameter krop kubis merah dan kandungan antosianin. Pada perlakuan jenis sayuran menghasilkan perbedaan nyata pada setiap peubah pengamatan. Hasil pengamatan tinggi tanaman dan luas daun menunjukkan bahwa jenis sayuran bayam merah dan pemberian naungan 50% saat panen memberikan hasil yang lebih tinggi. Perlakuan pemberian naungan 25% memberikan hasil yang lebih baik pada pengamatan jumlah daun panen bayam merah dan selada merah serta bobot segar, bobot konsumsi serta indeks panen tanaman. Perlakuan naungan 50 % mampu memberikan hasil lebih tinggi pada kandungan antosianin pada semua jenis sayuran (bayam merah, selada merah, dan kubis merah) dibandingkan perlakuan tanpa naungan dan naungan 25 %. Pada Jenis sayuran, kubis merah memiliki hasil kandungan antosianin lebih tinggi dan selada merah memiliki kandungan antosianin lebih rendah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/52/050900663
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Mar 2009 14:22
Last Modified: 13 Apr 2022 03:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128351
[thumbnail of 050900663.pdf]
Preview
Text
050900663.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item