Ashari, Hasan (2009) Penggunaan Kompos Kotoran Sapi Pada Budidaya Cabai Besar (Capsicum annum L.) Secara Organik di Dataran Rendah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dewasa ini, banyak orang mengenal pertanian organik. Pertanian organik semakin berkembang sejalan dengan timbulnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan pemenuhan kebutuhan akan bahan makanan yang berdampak aman bagi kesehatan. Pertanian organik disamping mampu menjaga kelestarian lingkungan juga memiliki manfaat lebih bagi manusia, seperti hasil produk yang lebih sehat, lebih aman dari residu bahan kimia sintetik, serta lebih unggul akan kandungan nutrisinya. Dalam prosesnya, penanaman sayuran organik ini diupayakan terhindar dari zat-zat kimia sintetik, diproduksi secara alami dengan menggunakan pupuk organik dan digunakan pestisida nabati dalam penanganan hama dan penyakit. Sehingga sejalan dengan pentingnya pertanian organik, maka usaha untuk menyediakan kebutuhan produk organik ialah perlu dikembangkan. Cabai besar Capsicum annuum L merupakan salah satu jenis komoditas sayuran yang penting, sehingga penelitian terkait cabai besar organik ialah menarik untuk dipelajari. Tujuan penelitian ini ialah Untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil delapan kultivar tanaman cabai besar Capsicum annuum L yang ditanam di dataran rendah secara organik dan untuk mengetahui dosis kompos kotoran sapi yang tepat guna menghasilkan pertumbuhan tanaman cabai yang terbaik. Hipotesis yang diajukan meliputi: pertama, setiap kultivar mempunyai respon berbeda terhadap dosis kompos kotoran sapi yang diberikan; Kedua, penggunaan dosis kompos kotoran sapi yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman cabai besar; Ketiga, setiap kultivar memiliki hasil dan pertumbuhan yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, dengan ketinggian tempat 29 m dpl. Suhu udara selama penelitian berkisar 26.3oC – 32oC, kemudian kelembaban udara berkisar 68.3 % - 85 %, serta curah 1576 mm/tahun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan Desember 2008. Alat yang digunakan meliputi gembor, cangkul, timba, sabit, ajir, mistar, jangka sorong, polybag, mulsa plastik hitam perak, timbangan analitik, kamera, thermometer udara dan thermohygrometer. Pada pengendalian hama dan penyakit digunakan berbagai campuran ekstrak daun mimba, daun tembakau, daun sirsak, daun sambiloto, batang dan daun brotowali, umbi gadung sebagai pestisida alami. Juga digunakan perangkap lalat buah (petrogenol) dalam penanggulangan hama lalat buah. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Faktor pertama atau petak utama adalah kompos kotoran sapi, faktor kedua atau anak petak adalah kultivar cabai besar. Petak utama yaitu 3 level kompos kotoran sapi, terdiri dari : P1= 10.4 ton per hektar ; P2 = 17.7 ton per hektar ; dan P3 = 25 ton per hektar. Sedangkan, anak petak yaitu 8 kultivar cabai besar, terdiri dari : V1 = Kultivar omega ; V2 =Kultivar Gada ; V3= kultivar Restu ; V4 = Kultivar Hot Beauty ; V5 = kultivar Hot Chili ; V6 = Kultivar Jet Set ; V7 = kultivar Horizon ; V8 = kultivar TM 888. Kombinasi yang dihasilkan ialah 24 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan dan setiap unit perlakuan terdiri dari 14 tanaman. Pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan non destruktif yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, umur muncul bunga, jumlah cabang per tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, nilai fruitset. Kemudian pengamatan destruktif meliputi bobot kering tanaman dan luas daun tanaman. Sedangkan untuk pengamatan panen meliputi jumlah buah yang dipanen per tanaman, bobot segar buah per tanaman, bobot segar buah per petak. Kemudian pengamatan agroklimat yang meliputi suhu udara, kelembaban udara serta curah hujan. Data yang dihimpun dianalisis dengan analisis ragam (uji F hitung 5 %). Apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan beberapa dosis pupuk kotoran sapi terhadap 8 kultivar cabai besar tidak menghasilkan adanya interaksi, begitu pula faktor penggunaan dosis kompos kotoran sapi yang tidak memberikan adanya pengaruh signifikan. Pengaruh signifikan hanya diperoleh dari penggunaan berbagai kultivar cabai besar. Respon yang berbeda nyata tersebut antara lain ditunjukkan oleh variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, hari muncul bunga, jumlah bunga, jumlah buah, persentase fruit set, luas daun dan variabel pengamatan panen yang meliputi bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, produksi per petak dan produksi per ha, serta prosentase buah yang terserang hama dan penyakit. Sementara itu pengamatan bobot kering total tanaman tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Berdasar data pengamatan panen yang terjadi hingga umur 105 hst, Kultivar Horizon, Omega dan Gada mempunyai hasil panen per hektar lebih tinggi dibanding kultivar yang lain, secara berturut yaitu 2.75 ton.ha-1, 1.74 ton.ha-1, 1.60 ton.ha-1. Pada variabel panen buah cabai hijau segar per ha, kultivar Hot Chili mempunyai hasil tertinggi dibanding kultivar yang lain, yaitu 6.49 ton.ha- 1. Kemudian terhadap serangan antraknosa diketahui bahwa kultivar Restu ialah paling tidak toleran, dengan nilai tingkat serangan mencapai 58.92 %, sedangkan terendah dialami oleh kultivar Horizon dengan tingkat serangan mencapai 36.66 %.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2009/274/050903298 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 19 Nov 2009 09:45 |
Last Modified: | 12 Apr 2022 04:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128275 |
Preview |
Text
050903298.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |