Manfaat Penambahan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Pada Tiga Varietas Tanaman Padi serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Populasi Hama Wereng batang cokelat Nilaparvata lugens Stal (

Masyhar, Moh Aly (2009) Manfaat Penambahan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Pada Tiga Varietas Tanaman Padi serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Populasi Hama Wereng batang cokelat Nilaparvata lugens Stal (. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah bakteri pengurai pada tanah dan berkoloni diperakaran tanaman yang bisa ikut terinokulasi pada benih serta dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bakteri ini bisa berperan sebagai bioprotectan yang dapat berpengaruh langsung dalam menekan perkembangan hama dan penyakit, dan juga sebagai biostimulant yang dapat menambah luas permukaan akar – akar halus, serta sebagai biofertilizer yang dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Karena peranannya inilah PGPR merupakan agens pengendali hayati yang menjanjikan dapat menekan organisme pengganggu tanaman di lapangan (Desmawati, 2006). Pada penelitian – penelitian sebelumnya, PGPR ini di aplikasikan pada tanaman - tanaman horti dan pengaruhnya terhadap penyakit tanaman. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi petani tentang penggunaan PGPR yang juga mampu menghambat perkembangan hama Wereng Batang Cokelat (BPH) dengan meningkatkan kesehatan dan ketahanan tanaman padi, sehingga dalam pengendaliannya tidak hanya bergantung pada penggunaan pestisida sintetik dan kerusakan lingkunganpun dapat dikurangi. Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman padi yaitu IR – 64, Hibrida dan Ciherang dengan perlakuan penambahan PGPR dan tanpa penambahan PGPR terhadap perkembangan populasi BPH dan pertumbuhan tanaman, dan untuk tiap perlakuan terdapat empat kali ulangan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penambahan PGPR dan varietas terhadap populasi BPH yaitu pada 56 hari setelah tanam. Rata – rata populasi BPH pada masing – masing varietas menunjukkan bahwa dengan penambahan PGPR populasi BPH lebih rendah dan rentang kemampuan tanaman untuk bertahan dari investasi BPH juga lebih panjang dibandingkan dengan tanpa penambahan PGPR. Pada varietas Hibrida tanpa penambahan PGPR, populasi BPH tertinggi mencapai 601 ekor per rumpun dan rentang kemampuan tanaman untuk bertahan dari investasi BPH adalah selama 20 hari setelah itu tanaman mati, sedangkan dengan pemberian PGPR populasi BPH tertinggi 229 ekor per rumpun dan rentang kemampuan tanaman untuk bertahan dari investasi BPH adalah selama 50 hari. Pada varietas ciherang tanpa penambahan PGPR, populasi BPH tertinggi mencapai 379 ekor per rumpun dan rentang kemampuan tanaman untuk bertahan dari investasi BPH adalah selama 50 hari, sedangkan pada penambahan PGPR populasi BPH tertinggi 198 ekor per rumpun dan rentang kemampuan tanaman untuk bertahan dari investasi BPH adalah selama 75 hari lebih lama dibandingkan dengan tanpa penambahan PGPR. Tinggi rendahnya populasi BPH ini juga mempengaruhi jumlah anakan dan hasil gabah pada tanaman, meskipun tidak berbeda nyata, pada penambahan PGPR lebih banyak dibandingkan dengan tanpa penambahan PGPR.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/263/050903095
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 18 Nov 2009 09:08
Last Modified: 12 Apr 2022 03:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128264
[thumbnail of 050903095.pdf]
Preview
Text
050903095.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item