Pengaruh Perbedaan Komposisi Pencampuran Lumpur Sidoarjo Dengan Tanah Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir L.)

Nahdliyah H (2009) Pengaruh Perbedaan Komposisi Pencampuran Lumpur Sidoarjo Dengan Tanah Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Semburan lumpur di Porong Sidoarjo mengakibatkan naiknya material lumpur ke permukaan tanah dan menjadikan suatu endapan lumpur yang menutupi bagian permukaan tanah disekitarnya. Endapan lumpur tersebut dengan suatu perlakuan awal terlebih dahulu dan perbandingan tertentu berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai media tanam. Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) merupakan sayuran dataran rendah yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Sidoarjo disamping itu kangkung darat juga merupakan jenis sayuran yang toleran pada berbagai kondisi tanah. Tujuan penelitian ini yaitu 1. Mengetahui pengaruh perbedaan komposisi pencampuran media tanam lumpur Sidoarjo dengan tanah terhadap pertumbuhan kangkung darat. 2. Mendapatkan komposisi pencampuran yang yang tepat antara lumpur Sidoarjo dengan tanah sebagai media tanam dalam budidaya tanaman kangkung darat. Sedangkan Hipotesis penelitian ini 1. Pencampuran lumpur Sidoarjo dengan tanah diduga dapat memperbaiki kondisi fisik media tanam yang berpengaruh pada pertumbuhan komoditas penelitian. 2. Penggunaan berbagai perbandingan media tanam antara campuran lumpur Sidoarjo dan tanah diduga memberikan pengaruh yang berbeda pula pada penampakan pertumbuhan komoditas penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan balai benih induk padi kab. Sidoarjo pada Maret 2009 - April 2009, dengan menggunakan polybag. Rancangan penelitian menggunakan RAL dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, [lumpur (100%); lumpur : tanah (80%:20%); lumpur : tanah(60%:40%); lumpur : tanah (40%:60%); lumpur : tanah (20%:80%); tanah 100% (kontrol)]. Dengan jumlah total 24 satuan percobaan, dan setiap satuan percobaan terdiri dari 12 polybag. Pengamatan yang dilakukan (1) pengamatan tanaman awal yaitu dimulai 7 HST dengan interval 6 hari sampai panen tanaman awal. Pengamatan tersebut meliputi waktu tumbuh (inisiasi) benih, kemampuan tumbuh tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, ukuran daun (panjang dan lebar), panjang ruas, diameter ruas, dan berat segar tanaman awal. (2) pengamatan tanaman ratoon, terdiri dari jumlah cabang, panjang tanaman, dan berat segar total, dibedakan antara bagian atas yang terdiri dari daun dan batang, serta bagian bawah yang terdiri sebagian kecil batang sisa tanaman awal dan akar. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam uji F dengan taraf 5 %. Bila berbeda nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji BNT 5 %. Hasil penelitian menunjukkan (1) variabel waktu tumbuh benih tercepat pada media tanam tanah 100% dengan 2,83 HST; waktu tumbuh terlama : media tanam lumpur 100% yaitu 6,17 hst. (2) pada parameter persentase tumbuh tidak terdapat interaksi (3) varabel tinggi tanaman tertinggi pada umur 7, 19, 25, dan 31 45 HST adalah media tanam tanah (100%); dan terendah pada umur pengamatan 7, 19, 25, dan 31 HST adalah media tanam lumpur 100%. Sedangkan pada umur 13 HST, tanaman tertinggi adalah media tanam lumpur 40% : tanah 60% dengan nilai 6,35 cm, terpendek adalah pada media tanam lumpur 80% : tanah 20% dengan nilai 5,07 cm (4) jumlah daun tertinggi pada pengamatan 31 HST yaitu media kontrolnya dengan rata-rata 12,83 helai dan terendah pada media tanam lumpur 100% yaitu 8,92 helai. (5) daun terpanjang adalah pada media kontrolnya yaitu 9,07 cm dan terpendek pada media tanam lumpur : tanah (40%:60%) dengan 6,98 cm. (5) daun terlebar adalah pada media tanam lumpur : tanah (40%:60%) dengan 3,25 cm; terndah media tanam lumpur 100% yaitu 1,69 cm. (6) ruas terpanjang adalah media tanam lumpur 100% yaitu 3,28 cm; kontrol: 2,57 cm; ruas terpendek adalah media tanam lumpur : tanah (40%:60%) yaitu 2,04 cm. (7) diameter ruas terbesar adalah kontrolnya yaitu 1,01 cm; rata-rata terkecil sama-sama diperoleh media tanam lumpur 100% dan media tanam lumpur : tanah (80%:20%) dengan 0,35 cm (8) berat segar tanaman awal tertinggi adalah media tanam kontrolnya yaitu 19,15 g; terendah media tanam lumpur 100% yaitu 16,44 g (9) jumlah cabang terbanyak adalah media tanam lumpur : tanah (40%:60%) yaitu 3,25 buah; kontrol: 3,17 buah; dan yang paling sedikit adlah media tanam lumpur 100% dengan 2,25 buah cabang (10) kangkung darat tanaman ratoon terpanjang adlah media kontrolnya 16,47 cm; terpendek adalah media tanam lumpur 100% yaitu 8,68 cm (11) berat segar tanaman ratoon tertinggi adalah media tanam lumpur : tanah (40%:60%) dengan 19,55 gram; terendah media tanam lumpur 100% yaitu 17,72 gram.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/239/050902726
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 Oct 2009 08:39
Last Modified: 12 Apr 2022 02:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128238
[thumbnail of 050902726.pdf]
Preview
Text
050902726.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item