Pengaruh Konsentrasi dan interval pemberian urin sapi fermentasi pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr)

Pertiwi, Jinny Ayu (2009) Pengaruh Konsentrasi dan interval pemberian urin sapi fermentasi pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai ( Glycine max L. Merr) ialah tanaman sumber protein nabati. Protein yang terkandung dalam biji kedelai berkisar antara 35-50%. Kandungan gizinya yang baik menjadikan tanaman ini penting sebagai bahan pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Di Indonesia, permintaan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi permasalahannya produksi kedelai yang ada belum mampu mengimbangi permintaan tersebut, bahkan cenderung menurun. Sovan (2004), mengemukakan produksi kedelai yang ada mengalami penurunan dengan produktivitas 1,2 ton/ha. Impor kedelai dilakukan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut, akibatnya jumlah impor kedelai meningkat. Tanaman kedelai menghasilkan banyak bunga, akan tetapi 20-80% bunga tersebut gugur. Selain itu daun kedelai juga mudah gugur sedangkan pengisian polong belum sempurna. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi yang diharapkan mampu mengoptimalkan produksi kedelai dan terjangkau oleh petani. Salah satunya dengan pemanfaatan urin ternak seperti sapi dalam budidaya kedelai. Kotoran ternak dalam bentuk cair (urin) belum banyak dimanfaatkan. Kotoran ternak mengandung sejumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan unsur hara dalam urin ternak lebih tinggi dibandingkan dalam kotoran padatnya (Novizan, 2002). Urin mengandung nitrogen dan kalium yang lebih tinggi dari pupuk kandang padat, dapat bekerja cepat dan juga mengandung hormon pertumbuhan tertentu (Sutedjo et al ., 1991). Oleh karena itu urin sapi dijadikan sebagai ZPT dalam perbanyakan tanaman. Namun tidak hanya sebagai ZPT, urin juga berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk organik cair yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemupukan tidak hanya dapat dilakukakan melalui tanah, tetapi juga dapat dilakukan melalui daun. Pemupukan melalui daun harus dilakukan berulang-ulang karena serapan hara yang terbatas. Oleh sebab itu dalam aplikasi perlu diperhatikan dosis, konsentrasi dan interval waktu pemberian agar efisien. Tujuan penelitian ini ialah 1) mempelajari pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian urin sapi fermentasi pada tanaman kedelai, 2) mendapatkan konsentrasi dan interval waktu pemberian urin sapi fermentasi yang tepat pada tanaman kedelai. Hipotesis yang diajukan ialah konsentrasi dan interval waktu pemberian urin sapi fermentasi yang tepat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2008 sampai Februari 2009 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jatikerto, Malang. Ketinggian tempat ± 303 m dpl dengan jenis tanah Alfisol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok satu faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diuji ialah Uo : tanpa urin sapi fermentasi, U1 : urin sapi fermentasi konsentrasi 10% (7 hari sekali), U2 : urin sapi fermentasi konsentrasi 20% (7 hari sekali), U3 : urin sapi fermentasi konsentrasi 30% (7 hari sekali), U4 : urin sapi fermentasi konsentrasi 10% (10 hari sekali), U5 : urin sapi fermentasi konsentrasi 20% (10 hari sekali), U6 : urin sapi fermentasi konsentrasi 30% (10 hari sekali). Alat yang digunakan antara lain oven, Leaf Area Meter (LAM), timbangan analitik, roll meter, sprayer, alat pengolah tanah dan penggaris. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai varietas Wilis, pupuk Urea, SP36 dan urin sapi fermentasi. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan pertumbuhan dan panen. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan secara destruktif, dimulai sejak tanaman berumur 15 hst sampai 65 hst dengan interval 10 hari sekali. Peubah pertumbuhan tanaman yang diamati ialah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, bobot kering total per tanaman dan laju pertumbuhan relatif (LPR). Pengamatan panen meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah biji per polong, bobot kering biji per tanaman, bobot kering 100 biji dan hasil tanaman (t.ha- 1). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam uji F taraf 5%, kemudian dilanjutkan uji perbandingan antar perlakuan. Perlakuan yang berbeda nyata akan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan interval pemberian urin sapi fermentasi mampu meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan relatif tanaman dan komponen hasil yang terdiri dari jumlah polong isi/tanaman, bobot kering biji/tanaman, bobot kering 100 biji dan hasil tanaman (t.ha-1). Konsentrasi urin sapi fermentasi 30% dengan interval pemberian 10 hari sekali (6 kali aplikasi) secara umum memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/198/050902434
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 29 Sep 2009 09:56
Last Modified: 11 Apr 2022 07:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128195
[thumbnail of 050902434.pdf]
Preview
Text
050902434.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item