Peranan Mulsa Organik dalam Mempertahankan Kandungan Air Tanah dan Dampaknya terhadap Tanaman Kedelai (Glycine max L.) di Lahan Kering

Sulem, Ummu (2009) Peranan Mulsa Organik dalam Mempertahankan Kandungan Air Tanah dan Dampaknya terhadap Tanaman Kedelai (Glycine max L.) di Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman kedelai merupakan tanaman yang penting karena bijinya mengandung protein yang tinggi, yaitu sekitar 37 %. Permintaan biji kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk (Anonymous, 2005). Namun jumlah permintaan kedelai tersebut belum dapat terpenuhi karena produktivitasnya yang masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah luas lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman tersebut makin sempit. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang mengarah pada perluasan lahan, khususnya lahan kering. Luasan lahan kering di Indonesia mencapai 144 juta ha, sementara yang telah diusahakan baru mencapai ± 53 juta ha, sehingga masihterbuka peluang yang cukup luas untuk mengembangkan lahan tersebut. Namun demikian, terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi dalam usaha tani lahan kering, diantaranya adalah rendahnya tingkat ketersediaan air. Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan pengaplikasian mulsa organik. Mulsa organik merupakan pilihan alternatif untuk mengatasi kendala utama pertanian lahan kering karena dapat mengurangi penguapan, mencegah erosi serta mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah (Harist, 2000 dalam Risa, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan peranan mulsa organik dalam mempertahankan kandungan air tanah sehingga dapat mempengaruhi pert mbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering, dan untuk mendapatkan macam dan tingkat ketebalan mulsa organik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah mulsa organik mempunyai peranan dalam mempertahankan air tanah sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering, dan mulsa sekam dengan ketebalan tertentu akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2008 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, terletak di desa Jatikerto, kecamatan Kromengan, kabupaten Malang dengan ketinggian ± 285 m dpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Leaf Area Meter (LAM), penggaris, timbangan analitik, meteran, cangkul, oven, garu, gembor, dan ember. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai varietas Wilis, pupuk anorganik terdiri dari Urea (46 % N), KCl (50 % K2O), SP-36 (36 % P2O5), insektisida, paitan ( Tithonia diversifolia ), jerami padi, dan sekam. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 10 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Adapun perlakuannya adalah: tanpa mulsa (M0), mulsa jerami 2 cm (M1), mulsa jerami ketebalan 4 cm (M2), mulsa jerami ketebalan 6 cm (M3), mulsa paitan 2 cm (M4), mulsa paitan 4 cm (M5), mulsa paitan 6 cm (M6), mulsa sekam 2 cm (M7), mulsa sekam 4 cm (M8), mulsa sekam 6 cm (M9). Pengamatan dilakukan secara destruktif yang dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, 75 hst, dan saat panen (90 hst). Parameter pertumbuhan meliputi luas daun, jumlah cabang per tanaman, dan bobot kering total tanaman. Komponen hasil meliputi jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji per tanaman, hasil biji per hektar, dan indeks panen. Adapun pengamatan lingkungan meliputi suhu dan kelembaban tanah. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 %. Apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mulsa organik mampu meningkatkan kandungan air tanah sebesar 2,5-9,2% untuk mulsa paitan; 4,2-11,7% untuk mulsa jerami; dan 5-12,5% untuk mulsa sekam sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering yang meliputi luas daun, jumlah cabang, dan bobot kering total tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji per tanaman, hasil biji per hektar, dan indeks panen. Berbagai macam dan tingkat ketebalan mulsa yang diaplikasikan, mulsa sekam dengan ketebalan 6 cm memiliki pertumbuhan dan hasil terbaik bila dibandingkan dengan semua perlakuan dengan B/C ratio tertinggi, yaitu sebesar 1,08.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/16/050900238
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 19 Feb 2009 08:32
Last Modified: 11 Apr 2022 03:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128153
[thumbnail of 050900238.pdf]
Preview
Text
050900238.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item