Estimasi Sebaran Daerah Rawan Banjir Bandang Sub Daerah Aliran Sungai Sumber Brantas Kota Batu Aplikasi : Model Genriver & Sistem Informasi Geografi

Putro Utomo, Adymas (2009) Estimasi Sebaran Daerah Rawan Banjir Bandang Sub Daerah Aliran Sungai Sumber Brantas Kota Batu Aplikasi : Model Genriver & Sistem Informasi Geografi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi pada dekade terakhir. Pada umumnya, pengelolaan lahan pada bagian hulu sungai merupakan faktor utama penyebab terjadinya banjir. Bagian hulu sungai merupakan wilayah yang seharusnya diperuntukkan sebagai wilayah resapan. Tetapi, pada saat ini alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian sangat banyak terjadi. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi lahan dan fungsi ekologi antara lain tidak adanya wilayah resapan dan sedimentasi pada dasar sungai. Kerusakan ini dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir yang berdampak negatif bagi warga dan lingkungan sekitarnya. Dampak dari banjir ini antara lain kerusakan pada lahan pertanian, kerusakan infrastruktur, serta korban jiwa dan harta benda yang disebabkan oleh luapan air yang berlebihan. Tujuan penelitian: (1) Validasi penggunaan model hidrologi dari Genriver dengan data pengukuran lapangan, (2) Mengetahui daerah rawan banjir bandang. Hipotesis penelitian: (1) Semakin rinci batas Sub Das mikro yang digunakan untuk melakukan pemodelan, maka semakin akurat data debit yang dihasilkan. (2) Peningkatan penggunaan lahan berbasis pohon akan menurunkan debit aliran sungai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan lahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan banjir bandang, serta sebaran tingkat kerawanan banjir bandang pada daerah Sub DAS Sumber Brantas dan pengaruhnya terhadap daerah pertanian dan lingkungan sekitar secara spasial. Selain itu juga sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan mitigasi dan rencana pemanfaatan serta pengelolaan wilayah. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam pengelolaan wilayah dan mengambil keputusan dalam mitigasi bencana. Penelitian dilaksanakan di Sub daerah aliran sungai (DAS) Sumber Brantas Kota Batu dan sebagian berada di Kabupaten Malang. Analisa spasial dan pemetaan akan dilaksanakan di laboratorium sistem informasi geografi Jurusan Tanah Universitas Brawijaya. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2008. Pendugaan debit aliran sungai dengan metode 15 Sub DAS Mikro dengan perlakuan sebaran fraksi thiessen (FST-DAS Mikro), menunjukan hasil pendugaan debit aliran sungai yang paling mendekati dengan debit aktual. Kemudian diikuti dengan pendugaan debit aliran sungai dengan menggunakan metode Satu DAS Besar dengan perlakuan thiessen rata-rata (TR-DAS). Pada pendugaan ini debit aliran sungai simulasi cukup mendekati debit aktual, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan pada bulan kering yaitu Juli dan Agustus. Hasil validasi terburuk ditemukan pada metode 15 Sub DAS Mikro dengan perlakuan tthiessen rata-rata. Hal ini disebabkan karena Sebaran curah hujan yang digunakan sebagai input data tidak sesuai dengan sebaran sub DAS mikro pada daerah Sub DAS Sumber Brantas. Secara keseluruhan luasan daerah rawan banjir bandang berdasarkan area sungai rawan banjir bandang sebesar 202,23 ha. Daerah rawan banjir bandang tersebar di 4 kecamatan yaitu : kecamatan Batu sebesar 29,39 ha, kecamatan Bumiaji sebesar 164,43 ha, kecamatan Junrejo sebesar 6,08 ha dan kecamatan Pujon sebesar 2,43 ha. Luasan penggunaan lahan semak, tegalan, kebun, hutan produksi, hutan alami, hutan terganggu, pemukiman, sawah, dan lahan terbuka berturut-turut sebesar 61,63 ha, 30,62 ha, 28,22 ha, 28, 19 ha, 20,63 ha, 14,60 ha, 11,77 ha, 2,59 ha, 1,73 ha, 1,64 ha dan 0,61 ha. Dalam estimasi sebaran daerah rawan banjir bandang juga ditemukan estimasi kerusakan 40 jembatan umum dan 164 rumah warga.

English Abstract

Flood is a major disaster which often occurred in last decade. Generally, land management in upper watershed is the main driving factor that cause flood. Upper watershed area should be intended for catchment area, but in fact land use change from natural forest become agriculture practices continuously happened. Land use change cause damage in land and ecology function such as minimum catchment area and riverbed sedimentation, which lead to flood disaster that cause negative effect for peoples and the environment. Flood cause not only financial loss such as agriculture land and infrastructure damage but also victims. The purposes of this research are: (1) validation hydrology model of GenRiver using field measurement data, (2) to know the troubled area of flash flood. The hypothesis of this research are: (1) more detail micro sub-watershed boundary used for modeling, the debit data resulted are more accurate, (2) wider area which has tree basic land cover will lowering river flow debit It is hoped that the result of this research will give information about appropriate land use to overcome flash flood, and also the distribution level of flash flood disturbance in Sumber Brantas sub-watershed and its influence in agriculture area and the environment spatially. And also as the consideration in mitigation decision making and region management. The results of this research can be used as consideration in decision making in region management and disaster mitigation. This research was done in September-October 2008 in Sumber Brantas sub watershed, City of Batu and some part of Malang Regency. Spatial analysis and land maping was done in Geographic Information System Laboratory of Soil Science Department, Brawijaya University. River flow debit assessment using 15 micro sub watersheds with Thiessen Fraction Distribution (TFD-micro watershed) treatment result the most accurate river flow debit compared to field measurement. River flow debit assessment using one watershed with Average Thiessen (AT-watershed) treatment result lower accurate compared to TFD-micro watershed. In AT-watershed treatment river flow debit result is slightly close to measurement, but there are a significant difference in July and August. The worst result of the validation is the method using 15 micro sub watersheds with Average Thiessen. This caused by rainfall distribution which was used as input data was inappropriate with micro sub watershed distribution in Sumber Brantas sub watershed area. Totally the troubled area of flash flood based on troubled river area of flash flood is as much as 202.23 ha. Troubled area of flash flood is located in 4 Sub Regency, they are: Batu sub-regency as much as 29.39 ha, Bumiaji sub-Regency as much as 164.43 ha, Junrejo sub-Regency as much as 6.08 ha and Pujon sub-Regency as much as 2.43 ha. Area of each land use bushes, field, garden/plantation, production forest, natural forest, disturbed forest, settlement, rice field, and open area each as much as 61.63 ha, 36.62 ha, 28.22 ha, 28.19 ha, 20.63 ha, 14.60 ha, 11.77 ha, 2.59 ha, 1.73 ha, 1.64 ha, and 0.61 ha. The result of estimation not only troubled area of flash flood, but also estimated the damage of 40 public bridge and 164 public houses.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/119/050901590
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 05 Jun 2009 09:47
Last Modified: 11 Apr 2022 02:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128112
[thumbnail of 050901590.pdf]
Preview
Text
050901590.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item