Analisis Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Dalam Menggunakan Pupuk Organik Pada Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays. L) di Kabupaten Sumenep : kasus pada Kelompok Tani

Enggah Triani, Novita (2009) Analisis Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Dalam Menggunakan Pupuk Organik Pada Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays. L) di Kabupaten Sumenep : kasus pada Kelompok Tani. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembangunan sektor pertanian merupakan proses perubahan dari yang bersifat tradisional ke modern yang berlangsung secara terus-menerus. Dahulu budidaya pertanian dilakukan secara tradisional dengan bahan kimia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian, budidaya pertanian mulai dikenalkan dengan penggunaan pupuk kimia, benih varietas hibrida, dan penggunaan pestisida kimia. Namun, bahan-bahan ini digunakan secara berlebihan, karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi. Penggunaan bahan kimia tersebut menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini mulai disadari oleh petani, sehingga, dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari pencemaran bahan kimia. Oleh karena itu, mulai diterapkan kembali pertanian alamiah yang berbeda dengan pertanian alamiah jaman dulu dengan memanfaatkan teknologi pendukung. Tekonologi pupuk organik merupakan teknologi yang ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. Penerapan teknologi ini ditujukan untuk optimalisasi produksi yang mempertimbangan daya dukung lahan dan keseimbangan ekosistem. Dari penjelasan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: (1) Bagaimana karakteristik sosial ekonomi petani dalam mengadopsi pupuk organik? (2) Bagaimana tingkat adopsi petani dalam mengadopsi pupuk organik ? (3) Bagaimana hubungan antara karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi petani dalam menggunakan pupuk organik? Tujuan dari penelitian yaitu (1) Untuk mendeskripsikan karakteristik sosial ekonomi petani dalam mengadopsi pupuk organik (2) Untuk mendeskripsikan tingkat adopsi petani dalam mengadopsi pupuk organik (3) Untuk menganalisa hubungan antara karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi petani terhadap penggunaan inovasi pupuk organik. Adapun kegunaan penelitian adalah (1) Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi pihak terkait, khususnya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, (2) Sebagai bahan informasi bagi petani dalam melaksanakan teknologi budidaya pertanian organik (3) Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti masalah yang sama. Metode penelitian yang digunakan, yaitu dengan tipe penelitian Deskriptif research. Sedangkan untuk jenisnya yaitu dengan metode sensus. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) di Desa Tambaagung Tengah Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. Responden dalam penelitian sejumlah 21 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi karakteristik sosial ekonomi petani, tingkat adopsi petani di daerah penelitianengan skala likert. Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat adopsi petani terhadap penggunaan pupuk organik pada tanaman jagung hibrida digunakan Cross Table Analysis dan analisis c 2 Chi- Square. Dari hasil penelitian diperoleh: 1. Karakteristik sosial ekonomi petani di daerah penelitian sebagai berikut : a. Tingkat pendidikan relatif tinggi, sebanyak 47,62% setingkat SMU. b. Luas lahan pertanian relatif sedang, sebanyak 52,38% petani memiliki luas lahan > 0,40 Ha. c. Keberanian mengambil resiko relatif tinggi, sebanyak 95,24% petani berani menerima resiko. d. Sikap terhadap perubahan relatif tinggi, sebanyak 85,72% petani mendukung adanya inovasi. e. Motivasi petani untuk menggunakan pupuk organik tergolong tinggi, sebanyak 85,71% petani memiliki keinginan untuk pengembangan usaha. f. Sikap fatalisme tergolong sedang, sebanyak 52,38% petani masih mau dan ingin mencoba inovasi. g. Sikap dogmatisme tergolong rendah, sebanyak 42,86% petani tidak mudah dalam menerima inovasi. h. Partisipasi petani di dalam menyebarkan inovasi tergolong tinggi, sebanyak 52,38% petani berpartisipasi ikut menyebarkan inovasi. i. Pengaruh kontak dengan agen pembaharu terhadap kemantapan petani untuk menggunakan pupuk organik relatif rendah, hanya 42,86% petani yang menyatakan kontak dengan agen pembaharu dapat memberi kemantapan untuk mengadopsi pupuk organik. j. Pemanfaatan sumber informasi relatif rendah, karena 61,9% petani hanya mendapatkan informasi dari petugas lapang saja dan tidak memanfaatkan sumber informasi lain seperti media cetak, elektronik atau tokoh masyarakat. 2. Tingkat adopsi petani terhadap teknologi pupuk organik meliputi nilai tertinggi adalah pada tahap keputusan yaitu sebesar 95,22% terhadap skor maksimal 3. Kemudian diikuti dengan tahap konfirmasi petani yaitu sebesar 90,33% terhadap skor maksimal 3 dan tahap pengenalan sebesar 83,47% terhadap skor maksimal 3 dan sisanya adalah pada tahap persuasi sebesar 83,11% terhadap skor maksimal 3. Hal ini dikarenakan pada tahap keputusan petani sudah mampu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian teknologi dan petani sudah membentuk kebulatan sikap dalam petani untuk menerima teknologi. 3. Analisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat adopsi petani dalam menggunakan pupuk organik adalah terdapat kecenderungan hubungan antara karakteristik sosial ekonomi yaitu pemanfaatan sumber inormasi dengan tingkat adopsi petani. Hal ini dikarenakan kondisi sosial ekonomi karakteristik petani terutama pada pemanfaatan sumber informasi di daerah penelitian sangatlah penting guna memberikan dorongan terhadap petani untuk ikut berpartisipasi dalam penerapan teknologi pupuk organik. 4. Analisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat adopsi petani dalam menggunakan pupuk organik adalah tidak terdapat kecenderungan hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat adopsi adalah tingkat pendidikan, luas lahan, keberanian mengambil resiko, motivasi, sikap terhadap perubahan, fatalisme, dogmatisme, partisipasi sosial, dan hubungan dengan agen pembaharu. Hal ini karena ada faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap tingkat adopsi petani. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah: (1) Agar kondisi karakteristik sosial ekonomi dapat terus meningkat, maka perlu adanya upaya dari Dinas Pertanian untuk memberikan penyuluhan secara rutin dalam membantu memecahkan masalah petani yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan usahataninya (2) Mengingat tingkat adopsi petani terhadap tekonologi baru sudah baik, maka didaerah tersebut dapat diberikan teknologi yang dapat mendukung perbaikan usahatani mereka, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan pendapatan mereka. (3) Karakteristik sosial ekonomi yang berhubungan dengan tingkat adopsi petani dapat diartikan bahwa petani di daerah penelitian memberikan dorongan terhadap petani untuk ikut berprtisipasi dalam penerapan teknologi pupuk organik pada usaha tani mereka. Oleh karena, adanya peran dari penyuluh sangatlah penting guna membantu petani di dalam menerapkan inovasi. (4) Karakteristik sosial ekonomi yang tidak berhubungan dengan tingkat adopsi dapat diartikan bahwa petani dapat menerima teknologi baru selama teknologi tersebut mudah diterapkan dan memberikan keuntungan kepada petani.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/109/050901553
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 04 Jun 2009 13:51
Last Modified: 11 Apr 2022 01:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128101
[thumbnail of 050901553.pdf]
Preview
Text
050901553.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item