DedyAfrengki (2007) Analisis Usahatani dan Efisiensi Pemasaran bunga melati (Jasminum Sambac L.) di Kelurahan Dermo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya hortikultura dengan genetik yang beragam. Hal tersebut dapat dijadikan suatu kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia agribisnis. Produk hortikultura yang meliputi buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat saat ini sudah mulai menjadi komoditi yang memiliki prospek cerah setelah tanaman pangan. Salah satu tanaman hortikultura yang sedang populer adalah bunga melati yang memiliki beragam manfaat yaitu, antara lain sebagai pewangi teh, bunga segar untuk hiasan sanggul, dekorasi, dan bunga tabur. Kelurahan Dermo merupakan salah satu daerah yang sebagian penduduknya menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dengan tanaman bunga melati sabagai komoditi yang dibudidayakannya. Dalam berusahatani prinsip umum yang sering dijumpai di lapang adalah petani sudah mengarah pada perilaku untuk mendapatkan produksi yang tinggi, sehingga secara tidak langsung mereka bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi kenyataannya petani selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan dalam kegiatan usahatani dan pemasaran bunga melati, seperti kecilnya skala lahan usaha dan modal yang terbatas, sehingga usahatani dilaksanakan secara sederhana dengan penerapan teknologi yang terbatas maka akan mengalami kesulitan untuk berkembang apalagi bersaing dengan petani yang bermodal besar dan mempunyai lahan garapan yang lebih luas. Sistem pemasaran yang efisien terjadi bila selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen terdistribusi secara proporsional diantara lembaga pemasaran. Berdasarkan ulasan di atas maka didapatkan suatu perumusan masalah, yaitu : 1). Kecilnya skala lahan dan keterbatasan modal, mengakibatkan usahatani melati di daerah penelitian tidak efisien. 2). Selisih harga melati di tiap lembaga pemasaran, mengakibatkan sistem pemasaran melati didaerah penelitian tidak efisien. Tujuan penelitian ini adalah : 1). Menganalisis efisiensi usahatani bunga melati di daerah penelitian. 2). Untuk mengetahui saluran pemasaran dan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran yang ada. 3). Untuk menganalisis tingkat efisiensi pemasaran bunga melati di Kelurahan Dermo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Hipotesis yang diajukan adalah : 1). Diduga usahatani bunga melati lahan skala luas lebih menguntungkan dibandingkan dengan lahan skala sempit. 2) Diduga sistem pemasaran bunga melati di daerah penelitian belum efisien. Penentuan responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu penentuan responden petani produsen bunga melati dan penentuan responden lembaga pemasaran. Penentuan responden untuk petani produsen dilakukan dengan menggunakan metode sensus yang kemudian distratifikasi menjadi dua berdasarkan luas areal garapan yang digunakan untuk budidaya tanaman bunga melati, yaitu petani lahan luas dan petani lahan sempit. Berdasarkan pengklasifikasian dari BPS, skala lahan luas adalah lebih besar 0,5 hektar, dan skala lahan sempit adalah kurang dari 0,5 hektar. Dari total jumlah petani yang mengusahakan bunga melati yaitu sebanyak 30 orang dapat diklasifikasikan bahwa skala lahan luas yang diusahakan petani berjumlah 9 orang petani contoh dan skala lahan sempit berjumlah 21 orang petani contoh. Sedangkan penentuan sampel untuk lembaga pemasaran dilakukan dengan secara sengaja ( purposive ) , jumlah pedagang diketahui dengan menanyakan pada petani, yaitu siapa saja yang ikut terlibat dalam pemasaran bunga melati, kemudian dijadikan sebagai responden dengan metode snowball sampling. Pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut : (a) pedagang pengumpul, sebanyak 2 responden yang terdapat di lokasi penelitian, (b) pedagang besar, sebanyak 3 responden yang berada di lokasi penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini ditabulasi, kemudian dianalisis dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu analisis penerimaan, analisis pendapatan, analisis R/C rasio, analisis marjin pemasaran dan analisis efisiensi pemasaran dengan pendekatan efisiensi harga dan efisiensi operasional. Dari hasil penelitian diketahui biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani dalam berusahatani melati per musim tanam yaitu dua tahun, untuk lahan skala luas maupun lahan skala sempit adalah biaya tenaga kerja untuk kegiatan pemanenan yaitu sebesar Rp. 25.479.817/ha untuk lahan skala luas dan Rp. 25.287.647/ ha untuk lahan skala sempit. Sedangkan penggunaan tenaga kerja terbanyak juga terpakai dalam kegiatan pemanenan dengan jumlah 2.548 orang per hektar per musim tanam untuk lahan skala luas sedangkan untuk lahan skala sempit dibutuhkan tenaga kerja pemanenan sebanyak 2529 orang perhektar per musim tanam. Dengan pendapatan usahatani skala lahan luas Rp. 14.552.658,00/ha/musim tanam lebih besar dibanding skala lahan sempit Rp. 8.585.541,00/ha/musim tanam. Melalui analisis marjin pemasaran diketahui saluran pemasaran I, II, III berturut-turut sebesar Rp. 12.500,00 ; Rp. 5.000,00; Rp. 15.000,00. Sedangkan saluran pemasaran yang efisien berdasarkan perhitungan dengan efisiensi marjin pemasaran adalah saluran pemasaran I dan II, dengan nilai berturut-turut sebesar 9,05 dan 1,89. Berdasarkan analisis efisiensi pemasaran dengan menggunakan marjin pemasaran, distribusi marjin dan rasio keuntungan dan biaya didapatkan kesimpulan bahwa pemasaran melati di Kel. Dermo Kec.Bangil Kab. Pasuruan belum efisien. Beberapa masukan yang dapat diberikan : Disarankan masing-masing petani melakukan pencatatan terhadap biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani, agar dapat dijadikan pedoman bagi usahatani selanjutnya, pemerintah dan dinas terkait seperti dinas pertanian diharapkan untuk memberikan pembinaan tentang budidaya melati yang lebih tepat untuk hasil produksi yang lebih optimal dengan keterbatasan modal dan kepemilikan luas lahan petani kemudian petani diharapkan lebih aktif dalam kelompok tani sehingga usahatani yang dijalankan akan lebih efisien serta petani memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam pasar atau penentuan harga output. Dan yang terakhir, petani disarankan langsung menjual hasil panennya ke pasar Bangil, karena keuntungan .
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2007/477/050800101 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.9 Flowers and ornamental plants |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 29 Jan 2008 09:37 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127675 |
Preview |
Text
050800101.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |