Efek Penambahan Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Dalam Pengencer Susu Skim Kuning Telur Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Bali Pada Penyimpanan -196 ºc

Aburizal, Mukhammad Mirza (2018) Efek Penambahan Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Dalam Pengencer Susu Skim Kuning Telur Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Bali Pada Penyimpanan -196 ºc. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Masalah yang sering timbul pada proses pembekuan semen adalah rusaknya membran plasma spermatozoa akibat terbentuknya peroksidasi lipid. Keadaan ini terjadi karena membran spermatozoa banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat rentan terhadap kerusakan peroksidasi. Antioksidan merupakan senyawa yang digunakan untuk meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas radikal bebas sehingga mencegah kerusakan pada spermatozoa. Ekstrak biji pinang diketahui memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada kulit buah pinang. Penambahan ekstrak biji pinang yang mengandung antioksidan pada pengencer diharapkan dapat menangkal radikal bebas penyebab peroksidasi lipid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari penambahan ekstrak biji pinang (Areca catechuL.) pada pengencer susu skim kuning telur terhadap kualitas spermatozoa sapi Bali yang disimpan pada suhu -196 °C. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November - 30 Desember 2017 di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang. Materi penelitian yang digunakan adalah semen segar dari pejantan unggul sapi Bali berkualitas rendah dengan kriteria motilitas individu 40-50% dan motilitas massa ++ (2+). Semen segar diuji kualitas makroskopis dan mikroskopis. Pengencer yang digunakan yaitu susu skim kuning telur dengan penambahan ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.). Biji pinang (Areca catechu L.) didapatkan dari Laboratorium Materia Medika Batu. Pembuatan ekstrak tepung biji pinang (Areca catechu L.) dilakukan di Laboratorium Biomol Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya Malang. Gliserol yang digunakan sebanyak 13% sebagai krioprotektan intraseluler. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium (experimental laboratory) dengan menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan yaitu P0 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur), P1 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur + 1% Ekstrak Biji Pinang), P2 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur + 3% Ekstrak Biji Pinang), P3 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur + 5% Ekstrak Biji Pinang), semua perlakuan diamati pada tahap before freezing dan post thawing minimal 24 jam setelah pembekuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak biji pinang pada pengencer susu skim kuning telur memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada persentase motilitas individu dan viabilitas spermatozoa post thawing. Nilai rataan motilitas post thawing setiap perlakuan P0 20±6,67%, P1 26,5±7,09%, P2 27±5,37%, dan P3 24±3,94%, sedangkan nilai viabilitas post thawing setiap perlakuan, P0 34,58±8,45%, P1 42,53±5,82%, P2 41,45±6,2%, dan P3 41,27±5,49%. Penambahan ekstrak biji pinang tidak memberikan pengaruh yang nyata pada abnormalitas spermatozoa post thawing (P>0,05). Antioksidan yang terkandung pada ekstrak biji pinang dapat menangkal radikal bebas sehingga meminimalkan terjadinya peroksidasi lipid yang dapat merusak membran plasma spermatozoa yang akan menyebabkan penurunan motilitas dan kematian spermatozoa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) sebanyak 1%, 3% dan 5% dalam pengencer susu skim kuning telur berpengaruh meningkatkan persentase motilitas dan viabilitas spermatozoa sapi Bali setelah penyimpanan suhu -196 °C. Penambahah ekstrak biji pinang 3% pada pengencer susu skim kuning telur merupakan konsentrasi terbaik dalam mempertahankan kualitas spermatozoa sapi Bali selama proses pembekuan sampai dengan post thawing.

English Abstract

The objective of this research was to determine the effect of supplementation extract betel nut in egg yolk skim milk diluent on semen quality of Bali bull in storage -196 °C. The materials used for this experiment were Bali bull’s semen with low quality motility 40 - 50%. The research method was experiment and data were analyzed by using Analysis of Variance (Anova) of Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 10 replication and then the differences among treatments were analyzed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Treatments were P0 (100% egg yolk skim milk), P1 (100% egg yolk skim milk + 1% extract betel nut), P2 (100% egg yolk skim milk + 3% extract betel nut), P3 (100% egg yolk skim milk + 5% extract betel nut). The variables observed were a percentage of motility, viability and abnormality of spermatozoa. The mean value of post thawing motility of each treatment P0 20±6.67%, P1 26.5±7.09%, P2 27±5.37%, and P3 24±3.94%, post thawing viability of each treatment, P0 34.58±8.45%, P1 42.53±5.82%, P2 41.45±6.2%, and P3 41.27±5.49%. Giving of betel nut extract had a significant effect on motility and viability of spermatozoa post thawing (P<0,05) but no significant effect on spermatozoa abnormalities (P>0,05). The best result that shown on post thawing motility is in treatment P2. Supplementation of 1%, 3% and 5% extract betel nut in the egg yolk skim milk diluent increased the percentage of motility and viability of the post thawing Bali bull’s semen.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/298/051805566
Uncontrolled Keywords: Betel nut extract, Bali bull, motility, viability, abnormality
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.082 Breeding > 636.082 4 Breeding and reproduction methods
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 05 Oct 2018 02:19
Last Modified: 22 Oct 2021 04:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12343
[thumbnail of Mukhammad Mirza Aburizal.pdf]
Preview
Text
Mukhammad Mirza Aburizal.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item